VIRTUAL NOVEL - KILANAIT
Kilanait : Hal Aneh Yang Terjadi
“Hai, Steven. Aku
Crystal, Crystal Megan. Sorry ya kemaren gak sempet ngenalin diri. Aku ada
pemotretan sih.” Kata Crystal.
Di pagi yang
membosankan –menurut Steven –datanglah sang bidadari penyelamat hati. Steven
hanya terbengong-bengong mendapati Crystal berada di sampingnya dan menyapanya
seperti saat ini.
“Stev? Hello…” lambaian
tangan pun Crystal lakukan tepat di depan wajah Steven. Hal itu dilakukan
karena tidak ada respon sama sekali dari Steven.
“oh, eh, ah, hai.
Sorry. Ah iya, gue Steven, Steven Brock. em, Crystal, boleh minta tanda
tangannya gak?” Tanya Steven malu-malu.
“oh boleh kok.”
Senyuman manis menyertai jawabannya.
Setelah Crystal
memberikan tanda tangannya, alangkah terkejutnya Steven melihat tanda tangan
tersebut. Bukan karena tanda tangannya yang indah atau menawan melainkan
sesuatu yang mengerikan terlihat di sana.
KRIIING KRIIING
Awal mula pembelajaran
hari itu pun dimulai.
SKIP TIME
-kantin-
“lu ngomong apa tadi ke
Stev? Kok dia sampe keliatan kaget gitu?” Tanya Jeremy.
“jangan bilang kalau lu
ngasih tau ke dia tentang kita.” Kata Anderson curiga.
“hm? Enggak kok. Aku
cuma ngasih dia tanda tangan doang.” Kata Crystal santai.
“terus kenapa dia sampe
kaget gitu?” Tanya Anderson.
“gak tau dan gak mau
tau. Aku pergi duluan ya. Ada pemotretan. Daahh~” lambaian tangan mengiringi
kepergian Crystal.
“haah, dasar model”
celetuk Jeremy. Anderson hanya bisa tersenyum dan memahami.
-atap sekolah-
“ya, kira-kira sepeti
itu” kata Steven berbicara dengan seseorang di seberang telepon.
“……”
“baik. Akan saya
usahakan. Siap.” Sambungan telepon pun terputus.
“Crystal Megan, sang
ketua. Aku pernah melihatnya sekali waktu menandatangi kontrak dengan kliennya.
Tapi kenapa tanda tangannya yang ada di kontrak dan yang dia berikan berbeda?
Bukan hanya dari bentuk, tapi ketebalan, kemiringan dan segala aspek di
dalamnya berbeda. Sebenarnya dia itu siapa?” Steven bermonolog.
SKIP TIME
-gang sempit dekat
markas kepolisian-
-pukul 00.10-
DOR TRING TING
AK47 mengeluarkan
pelurunya dari arah gedung dekat menara. Peluru itu tepat mengenai jantung sang
korban.
“gotcha.” Kata Crystal,
pelaku penembakkan.
Mendengar suara puas
sang ketua melalui mikrofon, Anderson dan Jeremy bergegas menuju ke tempat sang
korban berada. Mereka membelah tubuh korban dengan sangat hati-hati. Kemudian
pergi setelah mendapat apa yang mereka inginkan.
“Hyena, ayo pergi.”
Kata Anderson kepada Crystal melalui mikrofon. Hyena, adalah codename milik
Crystal.
“you go first, Jagermeister.”
Jawab Crystal.
“oi, ayo cabut.” Teriak
Jeremy lebih kepada Anderson.
“oke, kalau gitu gue
sama bloodyfreak bakal nunggu lu di base.” Kata Anderson.
“oke” balas Crystal.
Crytasl pun mematikan mikrofonnya.
“haah. Hari yang melelahkan
ya.” Sesosok bayangan pun menampakkan wujudnya dari balik tangga. Berujar pada
sosok yang kini tengah membereskan senapannya.
“harusnya aku yang
bilang begitu, sista.”
.
.
.
Sorry lama (banget). biasalah, orang sibuk :D