Virtual up Novel - My Baka Girlfriend
Setiap kami berjalan bersama, aku selalu berada di posisi terakhir. Bukan karna jalanku lambat. Tapi aku ingin menuntun, mengamati, dan melindungi mereka dari belakang.
Seringkali juga aku merendahkan diriku pada mereka. Alasannya bukan karna aku bodoh. Tapi aku ingin beridiri sejajar dengan mereka. Selama ini mereka selalu tertinggal jauh dibelakangku. Karna itu aku berusaha membawa mereka supaya bisa berdiri disampingku. Bukan dengan cara memimpin mereka di depan. Tapi dengan melindungi dan mengoreksi mereka dari belakang.
Sekitar 2 jam kemudian, tepatnya pukul 4 shubuh kami sampai di villa keluarga ku.
“huuuuuaaaaaahh... akhirnya sampai...” kata Ken sembari merenggangkan tangannya setelah tertidur selama perjalanan.
“i, ini villa keluargamu...?” tanya Hanako sambil terpaku melihat kearah villa.
“iya, memangnya kenapa?”
“lu, luar biasa....” ucapnya.
“benarkah..? tapi di sini banyak villa-villa bagus..” kata ku.
“ada apa saja di dalamnya?” tanya Rinku.
“6 kamar tidur tamu, 1 kamar tidur master untuk orang tua ku, 1 kamar tidur pribadi ku, 3 kamar mandi tamu, 2 kamar mandi khusus, ruang makan, ruang pertemuan, kolam renang, kolam air hangat, ruang karaoke, ruang tamu, dan gym..” jelasku.
“ba, banyak sekali......” ujarnya takjub.
“masih banyak yang lebih bagus... sudah, ayo kita masuk, pilih kamar yang kalian suka, kunci nya di sebelah pintu...” ajakku.
Kami masuk ke kamar masing-masing dan beristirahat.
Aku masuk ke kamarku, kamar khusus untukku, aku selalu tidur di kamar itu kalau berlibur di villa. Dalam kamar itu ada seperangkat komputer, tempat tidur tingkat, poster-poster Anime kesayanganku, meja belajar, dan meja koleksi figurine tokoh-tokoh Anime.
“toktoktok..” seseorang mengetuk pintu kamarku.
“masuk saja..” jawabku sambil maish berbaring di ranjang.
“cklek”
“permisi, tuan muda Ryuzaki.. sarapan sudah di siapkan di ruang makan, apa mau langsung dimakan atau di simpan dulu..?” kata salah seorang gadis pelayan dapur.
“ah, iya, aku panggil mereka, terima kasih..” jawabku.
“baik tuan...”
“cklek”
Pelayan itu menutup pintu dengan pelan dan pergi.
To : Ken, Hanako, Rinku
Semua kumpul di ruang makan, sarapan, aku tunggu.
Setelah sarapan bebas mau apa saja, nanti sore kita main.
Aku mengirim pesan ke mereka bertiga. Jauh lebih singkat daripada harus menghampiri kamar mereka satu-satu yang berjauh-jauhan.
Aku menunggu di ruang makan sambil menikmati hidangan. Hanako dan Rinku datang, duduk, dan mengambil hidangan yang disediakan. Menyusul Ken datang dan langsung mengambil makanan yang tersedia.
Usai makan, aku kembali ke kamarku, dan pergi mandi.
30 June 2013, 6.20 PM
“hoi!! Ryu, kenapa kau bengong saja??” tanya Hanako.
“ah, eh, tidak apa-apa...” jawabku.
“kamu mikirin apa sih..?” tanya Hanako lagi.
“tidak apa-apa aku bilang.. sekarang mau apa? Kita sudah di taman..” kata ku mengalihkan pembicaraan.
Terlihat taman yang tidak begitu ramai. Lampu-lampu yang tersebar menyala dengan berbagai warna, menghiasi gelap malam. Pohon-pohon yang di rawat dengan cukup baik menambah keindahan taman itu. ditambah dengan air mancur besar di tengah-tengah nya.
“ayo ke sana..” ajak Rinku.
“iya ayo Ryu...” tambah Hanako.
“ya, aku menyusul..” jawabku.
Rinku dan Hanako berlari ke air mancur besar di tengah taman. Dengan dekorasi-dekorasi yang membuat air mancur itu terlihat indah.
Aku berlari kecil dibelekang mereka. Dan akan selalu di belakang mereka. Melindungi dan mengamati mereka dari belakang. Bukan tidak bisa berjalan didepan dan memimpin mereka. Tapi tempatku adalah mengamati dan melindungi di belakang mereka.