Virtual Novel - My Baka Girlfriend
12 July 2013, 2.00 PM, Rinku Amako
“besok harus masuk sekolah..” ujarku.
“ya.....” jawab Ryu dengan lemas.
Kami berkumpul lagi di rumah Ryu. Besok hari pertama kami bertiga masuk sekolah, semua terlihat lesu.
“jangan cari pacar baru...” sahut Hanako.
“hmph, berteman pun aku tidak tertarik sebelum kau pindah kesana..” jawab Ryu.
“iya aku usahakan secepat mungkin..” balas Hanako.
“besok kau berangkat sendiri atau perlu aku jemput..?” tanyaku.
“aku diantar Lierre saja..” jawab Ryu.
“ooh, yasudah kalau begitu..”
Kami bertiga membisu tanpa suara. Aku perhatikan, wajah Hanako dan Ryu tidak bersemangat sama sekali.
“aku pulang dulu ya...”ujarku sambil berdiri.
“ah, ya... lagipula sudah sore.. aku juga harus membantu ibu ku...” tambah Hanako.
“yasudah kalau begitu biar diantar Lierre..” kata Ryu.
“tidak usah, aku naik bus saja..” cegah Hanako.
“tidak apa-apa, kalian perempuan, biar Lierre yang antar sampai rumah, aku ada beberapa pekerjaan, jadi tidak bisa menemani..” ujar Ryu.
“yasudah kalau begitu..” tambah ku.
Aku dan Hanako duduk di bangku belakang. Lierre mengantar Hanako terlebih dahulu, sesuai permintaan Ryu.
“silakhan nona..” ujar Lierre sembari membuka kan pintu untuk Hanako.
“terima kasih..” jawab Hanako.
“sampai ketemu lusa ya..” lanjutnya.
“iya..” balasku.
Setelah itu, Lierre mengantarku ke rumah.
Dirumah, aku hanya berbaring di kamarku, berfikir tentang esok hari. Apakah aku bisa dapat kelas yang sama dengan Ryu, atau aku harus mencarikan teman sekelas untuknya.
2 hari yang lalu, Hanako berpesan padaku untuk menjaga Ryu jika aku satu kelas dengannya. Dan untuk mencarikannya teman. Walaupun Ryu sudah bilang ia tidak akan mencari teman sampai Hanako pindah ke sana.
10 July 2013
“Rinku, aku minta tolong pada mu ya...” ujar Hanako.
“minta tolong apa..?” tanyaku.
Kami sedang berkumpul di lapangan dekat SMP kami setelah memberikan sidik jari untuk diploma. Ryu pulang lebih awal karna ada pekerjaan yang harus diselesaikannya. Kini tinggal aku dan Hanako yang berkumpul.
“tolong.... kamu jaga Ryu ya....” ujarnya.
“a, apa..?” tanyaku.
“kalau kamu satu kelas dengan Ryu, tolong kamu temani dia.......”
“tapi dia bilang dia tidak perlu ditemani..?”
Hanako menggeleng.
“dia butuh teman.... tapi dia tidak mau mencarinya...” terang Hanako.
“aku tau dia kesepian tanpa teman... tapi ia berusaha menutupinya... ia selalu menyembunyikan masalahnya pada orang lain.....” lanjutnya.
“tapi bagaimana kalu aku tidak satu kelas..?” tanyaku.
“kamu kan mudah mencari teman... tolong carikan ia teman yang menurutmu cocok untuknya..”
“aku rasa tidak perlu.......” sahut seseorang.
Aku dan Hanako menengok ke arah sumber suara. Ternyata Ryu yang menyela perbincangan kami.
“R, Ryu...?!” Hanako terkejut.
“kenapa aku perlu teman..? kalau aku bisa menyelesaikan pekerjaan ku sendiri...” ujar Ryu.
“ta, tapi nanti nya kamu kesepian...” balas Hanako.
“sejak 2 tahun yang lalu aku selalu kesepian.....” jawab Ryu.
“2 tahun..?” tanyaku.
“Hanako belum memberi tahu mu..?” balas Ryu.
Aku menggeleng tidak mengerti.
“ah... mungkin ini saatnya bercerita..” kata nya.
“2 tahun yang lalu, sebelum aku pindah ke kota ini... seperti yang kau tau, aku bersekolah di sebuah sekolah berasrama..” ujarnya.
“1 tahun aku bersekolah di situ, semua terasa baik-baik saja... tapi tidak pada tahun kedua...”
“tahun itu aku membuat kesalahan besar... hingga semua temanku membenciku...”
“sekalipun ada yang tetap menjadi teman baikku, mereka tidak pernah sama sekali bisa dipercaya...”
“karna itulah aku hanya punya 2 teman baik seperti kalian berdua...” jelasnya.
“bagaimana dengan Ken..?” tanya Hanako.
“ah, bajingan itu.....” ujar Ryu.
“bajingan..?” tanyaku.
“ya... aku sempat percaya padanya untuk setengah tahun ini.... tapi setelah liburan itu dia menghilang tanpa jejak...” jawabnya.
“iya sih...” tambahku.
“....” Hanako menunduk terdiam.
“kakak, aku pergi ya...!”
Aku terbangun dari lamunanku mendengar adik perempuanku.
“ah, iya...” jawabku.
Hari masih siang, tapi badanku terasa tidak nyaman. Aku pun mengambil handuk dan pergi mandi. Setelah berpakaian aku berbaring di kamarku, memandang langit-langit tanpa arti.
Aku khawatir jika aku terlalu dekat dengan Ryu, itu malah akan membawa masalah ke hubunganku sendiri. Tapi Ryu dan Hanako adalah sahabat terbaikku, aku tidak mungkin mengecewakan mereka.
“beeeeeep.. beeeeeep..” handphone ku berdering.
Aku mengambil handphone ku dari meja, dan melihat pesan yang masuk.
From : Genki.
Sudah pulang?
Nanti aku kerumahmu ya.
Pesan dari Genki. Seperti halnya Ryu dan Hanako, aku dan Genki juga sepasang kekasih. Genki dan Ryu pun tidak jauh berbeda dalam berpacaran. Mereka berdua sama-sama selalu menginginkan yang terbaik untuk aku dan Hanako sebagai pasangannya.
“tok tok tok” seseorang mengetuk pintu rumah.
“tunggu sebentar..”
Mengira itu Genki, aku memakai celana panjang dan berlari menuruni tangga.
“sudah datang..” sambutku sembari membuka pintu.
Genki sudah berdiri di hadapanku.
to be continued to Between two storms part 2