Untuk visitor yang suka bacain Virtual Novel saya, My Baka Girlfriend, mohon maaf, dikarenakan suatu kendala, footage, atau berkas-berkas ketikan novel My Baka Girlfiend hilang dimakan virus, jadi My Baka Girlfriend tidak akan dilanjutkan lagi.
Untuk gantinya, saya sedang dalam inspirasi satu Virtual Novel baru lagi, yaitu Acceleration Zombie Apocalypse, cerita tentang 20 murid kelas Akselerasi melawan zombie yang tiba-tiba saja datang entah dari mana., Untuk nama dan karakter tokoh, tidak saya samarkan seperti pada My Baka Girlfriend, tapi untuk cerita, ini 100% fiksi.
Acceleration Zombie Apocalypse
Pagi itu langit berawan, jalanan pun sepi, tidakseperti biasanya yang ramai dengan sepeda motor dan angkutan umum yang mengantar pelajar ke kawasan pendidikan Kota Metro. SMAN 4 Metro, terletak diperbatasan hutan dengan peradaban. Beberapa sepeda motor berjejer di lapangannya, walaupun hari itu sekolah sudah di liburkan.
Mereka adalah anak-anak kelasAkselerasi, 20 orang yang terpilih untuk menyelesaikan SMA nya lebih cepat.Terlihat 1 sepeda motor memasuki lapangan, yang mengendarainya adalah Reza Septian Zulkarnaen, absen ke 17, keahliannya bernyanyi. Seorang lagi bersamanya adalah M. Abiyyu Rohman, absen ke 13, mendominasi subjek bahasa inggris. Mereka me markir motornya di depan spanduk kartu GSM yang bekerja sama dengan SMA 4.
“sepi banget ya” ujar Abiyyu.
“iya, mendung juga” tambah Reza.
Mereka memasuki ruangan kelas X.Akselerasi yang jendela nya ditutup gorden, dan ventilasi udara yang di tambal untuk mencegah udara AC dari dalam bercampur dengan udara di luar.
“assalamu’alaikum..” ucap Reza sambil membuka pintu dan melangkah masuk.
“wa’alaikumsalam..” jawab 3 orang perempuan yang sudah lebih dulu di dalam.
4 orang perempuan sudah duduk manisdi tempat nya masing-masing. Salah satu diantara mereka yang berbadan besar adalah Serla Kusuma Arum, absen ke 18, dia adalah perempuan perkasa yang mampu mengerjakan berbagai pekerjaan pada berbagai subjek. Disampingnya, perempuan berwajah manis yang sedang asik dengan laptop nya, namanya Anggun Wulandari,absen ke 2, ahli dalam berbagai subjek, tapi tidak ada yang terlalu mencolok.
Disamping Anggun, berjarak 1 bangku kosong, sedang asik dengan novel nya, Elita Yuni Setiyarini, absen ke 7, keahliannya pada Fisika dan subjek dengan perhitungan. Terakhir, disebelah Elita, duduk di perbatasan laki-laki dan perempuan sebelah selatan. Mengerjakan PR yang belum selesai, namanya Tria Maya Septiyani, absen ke 19, keahliannya tidak diketahui.
“kok sepi banget sih?” tanya Reza.
“iya tuh,aku datang saja sudah kosong begini” jawab Serla.
“mas Gino juga tidak kelihatan” tambah Tria.
“apa jangan-jangan sebenarnya sudah libur?” tanya Reza lagi.
“masa sih? Masa kita nggak dikasih tau kalau libur” ujar Serla.
“belum lah,guru-guru juga pasti sudah kasih tau kalau misalkan hari ini kita sudah boleh libur” bantah Abiyyu.
“cklak” suara pintu terbuka.
Seorang lagi memasuki kelas,mengenakkan jaket dan helm layaknya pembalap, M. Iqbal Adi Pratama, absen ke11, keahliannya bisa dibilang pada TIK, atau bidang lain, belum jelas. Disusul dibelakangnya mengenakkan helm putih menenteng kunci kontak motor baru nya, M. Dzaky Jalaludin, absen ke 14, keahliannya matematika, bahasa inggris, dan TIK.
“hoy,” sapa Abiyyu.
“apa?”jawab Dzaky dengan datar.
“menurut lu kenapa sekarang sekolah sepi?” tanya Abiyyu.
“ya karena sudah pada libur” jawab Dzaky sambil melepas helm nya.
“ya, tapi mas Gino dan guru-guru aja nggak datang” sahut Serla.
“ya mungkin mas Gino capek, atau lagi sakit, kalau guru kan memang sering telat, apalagi karena anak reguler juga sudah libur” terang Dzaky.
“waaaaaaaaaaaaaaaaa”
Suara teriakan memecah keheningan pagi itu.
“apa itu??”tanya Reza.
“lihat kesumber suara” ujar Iqbal.
Dzaky, Abiyyu, Reza, dan Serla mendatangi sumber suara di dekat gerbang masuk. Disana terlihat 2 orang laki-laki tengah berkelahi, dan 2 orangperempuan dibelakangnya terlihat ketakutan.
“rrrraaawwwrrrr” erangnya.
“pisahin oy!!” seru Serla seketika.
‘za, lu pisahin sana” ujar Abiyyu.
“kok saya sih? Dzaky itu lho” balas Reza sambil menunjuk Dzaky yang tengah berlari hendakmemisah perkelahian itu.
“awas Dzak!!, ini zombie!!” seru Brian yang tengah berkelahi.
Brian Gannas Kalista, absen ke 4,jago futsal, fisika, dan bahasa inggris.
“zombie? Mana ada zombie? Yang bener lu!!” Dzaky menghentikan langkah nya mendengar peringatan Brian.
“rrrrraaaaaarr” zombie itu mengerang mencoba menyerang Brian.
“bletak” sebuah pukulan mendarat di wajah zombie itu.
“mas Gino!!” mereka kaget melihat kehadiran mas Gino yang tiba-tiba.
“Serla,ambil ni kunci, buat ngebuka mading di samping pintu kelas mu, disana ada sesuatu” seru nya sembari melempar sebuah kunci.
“rrrrraaawrrr” zombie itu menyerang mas Gino.
“aaarggh”
Zombie itu menggigit lengan masGino.
“mas Gino!!” jerit Serla.
“sudah, ayo kita segera buka mading nya, dan beritau yang lain” ujar Abiyyu.
“Devi, Gebi, Brian, ayo masuk!” panggil Reza.
Brian bergegas masuk, diikuti Devi Widi Andani, absen ke 5, keahliannya belum diketahui, dan Gabriella Mega Sabatini, absen ke 8, seperti Devi, mereka berdua tertutup. Mereka berlari kekelas, tapi entah darimana, beberapa zombie berkeliaran di lapangan.
“zombie darimana??” tanya Dazky.
“mana gua tau, sudah terobos saja”jawab Brian.
Mereka ber 7 sampai di depan kelas tanpa kontak dengan satu zombie pun.
“Ser, buka mading nya, gua kasih tau yang masih pada di dalem” ujar Abiyyu.
“oke, tapi jagain dong” jawab Serla.
“Brian sama Dzaky tolong jagain ya” pinta Reza.
“ok, jangan lama-lama!!” sahut Dzaky.
“brak” Reza membanting pintu.
“semuanya,kita harus pergi dari sekolah!!” seru nya.
“loo, adaapa emangnya za?” tanya Anggun.
“zombie,nggak tau datang darimana” jawab Abiyyu sambil merapikan barang-barangnya.
“zombie???”tanya Tria an Elita bersamaan.
“ya,siap-siap pergi dari sini!” Reza juga mengemas barang-barangnya.
“Fi, sini!!” Dzaky memanggil Abiyyu.
“apa?”tanya Abiyyu.
“ambil nih” Dzaky melempar sebuah Shotgun dan beberapa butir peluru nya.
“Holy… sshi….Shotgun darimana nih??”
“dari mading” jawab Dzaky.
“gile, ada yang lain ga?” tanya Abiyyu sambil memasukkan peluru.
“ada nih kasih Reza sama Iqbal” Dzaky melempar 2 buah handgun dan 2 buah magazine berisi penuh.
“sip, nih Za,”
“buat apa? Aku nggak bisa pake begituan” ujar Reza.
“buat pegangan aja”
“yaudah” Reza mengantongi magazine dan menaruh handgun nya di dalam tas.
“dor, dor..” suara tembakan terdengar dari luar, Brian dan Dzaky berusaha mencegah zombie mendekati kelas, sementara Serla mengambil barang-barang yang ada di dalam mading.
“buruan!!”seru Brian .
“ya, Anggun udah siap-siap?” tanya Abiyyu.
“udah nih,emang kita mau kemana?” tanya Anggun balik.
“kerumahku dulu, ada sesuatu yang perlu diambil” jawab Abiyyu.
“ooh,yaudah”
“Elita sama Tria gimana?” tanya Reza.
“udahan” jawab Elita.
“ok, Dzak,kita jalan!” seru Brian.
“bentar gua ambil tas dulu, Fi, gantiin gua” ujar Dzaky.
“sip,” jawab Abiyyu sembari mengokang Shotgun nya.
Entah darimana, zombie-zombie makin berdatangan dan mulai memojokkan mereka.
“kita kerumah gua dulu, ada yang harus diambil” ujar Abiyyu.
“ambil apaan?” tanya Brian sembari menembaki zombie dengan TMP nya.
“adalah, udah pada siap belum?”tanya Abiyyu.
“udah, ayo jalan” jawab Dzaky sambil mengokang handgunnya.
Mereka ber 11 berjalan melewatikawanan zombie menuju lapangan dimana moto mereka di parkir. Abiyyu dan Brian memimpin jalan diikuti Reza, Iqbal, Elita, Anggun, Tria, Serla, Gebi, dan Devi, dengan Dzaky mengawasi bagian belakang.
Next >
Acceleration Zombie Apocalypse part 2