WAR OF LOVERS - PART SIX
"ZAAAKIIIIIIII" *NGIIING* seketika telingan Zaki bedengung di pagi nan cerah itu. 'astaga anak itu. aku penasaran kayak apa sih pita suaranya? cempreng banget' batin Zaki. "Apa?" jawab Zaki ketus. "Gapapa, cuma manggil." jawab sahabt Zaki sambil tersenyum lebar --kita samarkan namanya menjadi Kichi. Zaki cuma mendecak kesal atas ulah sahabatnya ini. "Oh ya, kemaren kamu pulang bareng kak Sakura ya?" tanya Kichi. "Kalo iya emang kenapa?" jawab Zaki ketus --lagi. "Jangan-jangan..." kata Kichi menggantungkan kalimatnya sambil memberikan tatapan jahil pada Zaki. "Jangan-jangan apa?" kata Zaki yang mulai kesal. "Kamu suka ya~" "Bukan urusanmu." "Cie yang naksir kakak kelas... Ciee ciee..." ledek Kichi yang dilanjutkan dengan tawa kerasnya. Zaki yang merasa jengah dengan ulah sahabatnya ini pun pergi meninggalkan sahabatnya menuju perpustakaan. Kenapa perpustakaan? Karena dapat dipastikan 100% bahwa Kichi takkan mengikutinya. Kenapa? Karena Kichi benci ruang penuh buku mungkin.Tak lama kemudian Zaki pun tiba di depan perpustakaan. Kenapa di depan? Kenapa gak masuk aja? Dan kenapa chapter kali ini banyak pertanyaannya? Karena author lagi stres mikirin uts besok mungkin. Oke back to the story. Karena saat Zaki hendak masuk ke dalam perpustakaan, Zaki dapat melihat Sakura dan Syahmil sedang berbicara berdua dengan senyuman Sakura yang menemani perbincangan mereka. Zaki yang panas melihat kejadian itu akhirnya pergi berlari menuju atap. Bukannya dia sakit hati melihat Sakura dapat tersenyum semanis itu hanya karena berbicara dengan Syahmil namun karena Syahmil yang --seenak pala botaknya om dedi-- dekat-dekat dengan Sakura. Meskipun Sakura bukan milik siapa-siapa saat ini --kecuali milik keluarga dan Tuhan YME tentunya-- tetap saja Zaki tidak suka melihat pemandangan itu.
Di lain tempat, di perpustakaan tepatnya. Syahmil tengah menyeringai penuh arti dalam hati. Rupanya Syahmil sedari tadi mengetahui keberadaan Zaki yang memperhatikan dia dan Sakura dari depan perpustakaan. 'How that's feel, my junior. Khu khu khu.' batin Syahmil. "Oh iya Sakura, kakak baru inget kalo kakak ada janji. Kakak balik duluan ya. Kapan-kapan kita ngobrol-ngobrol lagi, oke?" kata Syahmil pada Sakura. "Oke kak!" yang dijawab penuh semangat oleh Sakura.
--di atap--
*BRAK* terdengar suara pintu yang ditutup dengan cara dibanting. "Megane sialan!" teriak Zaki ketika sampai di atap. "Oi. Gak usah teriak-teriak bisa gak? Berisik tau." suara yang tidak begitu asing baru saja menyapa indra pendengaran Zaki. Zaki sempat menekukkan dahinya untuk mengingat-ingat suara milik siapa yang barusan berbicara (baca: memerintah) nya. "Oh, kak Mada ya?" kata Zaki kalem yang dibalas dengan munculnya sosok tersebut dari balik tembok. "Kenapa?" tanya sosok tersebut yang diketahui sebagai Mada. "..." Zaki hanya diam tak mengindahkan pertanyaan kakak kelasnya tersebut. "Megane, hm? Kak Syahmil maksudnya?" kali ini pertanyaan Mada dijawab dengan anggukan singkat dari Zaki. Mada diam tak melanjutkan pertanyaannya berharap adik kelasnya ini mau membuka mulut untuk bercerita. Tak lama Zaki pun menceritakan apa yang dilihatnya barusan karena ia merasa bahwa kakak kelasnya ini amat teramat sangat menanti jawaban dari Zaki. Namun cerita Zaki hanya dijawab dengan 'oh' dari Mada. "Kok cuma oh?!" teriak Zaki kesal. "Terus maunya apa?" kata Mada kalem. "Ya apa gi-" kata-kata Zaki terhenti saat tubuhnya berbalik menghadap Mada yang terlihat tengah mengeluarkan aura membunuhnya. Seakan mengerti dengan situasi Zaki pun langsung menutup mulutnya, tak berniat sama sekali untuk melanjutkan pembicaraan. Kenapa Mada mengeluarkan aura membunuh? Jelas karena jealous. Zaki pulang bareng sama Sakura kemaren. Mada tau itu dari gosip yang beredar di sekolah saat ia sedang menuju ke kelasnya. Syahmil ngobrol bareng Sakura di perpustakaan. Dan tolong siapa pun, pertegas kata ini, BERDUA. Kalau perlu di bold, italic, underline sekalian (begini? BERDUA). Apa perlu dijelaskan lagi kenapa? Jelas karena Mada belum bertindak sama sekali. 'dasar kouhai-senpai kurang ajar' geram Mada dalam hati.
--di tempat Sakura berada--
*WUUSSHH* tiba-tiba angin berhembus cukup kuat di sekitar leher Sakura membuat yang bersangkutan bergidik ngeri. 'harus waspada, harus waspada' batin Sakura.
.
.
.
Yak, di karenakan satu-dua alasan, minggu depan aku gak ngepost. Kenapa? (aduh pertanyaan mulu perasaan) Yah, pokoknya karena satu-dua alasanlah intinya. Dan maaf kalo chapie ini pendek, aku mau belajar buat uts besok soalnya :D. Oke, see you 2 week again~