Sunday, July 28, 2013

I better walk behind you part 3

Virtual up Novel - My Baka Girlfriend


Setiap kami berjalan bersama, aku selalu berada di posisi terakhir. Bukan karna jalanku lambat. Tapi aku ingin menuntun, mengamati, dan melindungi mereka dari belakang.

Seringkali juga aku merendahkan diriku pada mereka. Alasannya bukan karna aku bodoh. Tapi aku ingin beridiri sejajar dengan mereka. Selama ini mereka selalu tertinggal jauh dibelakangku. Karna itu aku berusaha membawa mereka supaya bisa berdiri disampingku. Bukan dengan cara memimpin mereka di depan. Tapi dengan melindungi dan mengoreksi mereka dari belakang.

Sekitar 2 jam kemudian, tepatnya pukul 4 shubuh kami sampai di villa keluarga ku.

“huuuuuaaaaaahh... akhirnya sampai...” kata Ken sembari merenggangkan tangannya setelah tertidur selama perjalanan.
“i, ini villa keluargamu...?” tanya Hanako sambil terpaku melihat kearah villa.
“iya, memangnya kenapa?”
“lu, luar biasa....” ucapnya.
“benarkah..? tapi di sini banyak villa-villa bagus..” kata ku.
“ada apa saja di dalamnya?” tanya Rinku.
“6 kamar tidur tamu, 1 kamar tidur master untuk orang tua ku, 1 kamar tidur pribadi ku, 3 kamar mandi tamu, 2 kamar mandi khusus, ruang makan, ruang pertemuan, kolam renang, kolam air hangat, ruang karaoke, ruang tamu, dan gym..” jelasku.
“ba, banyak sekali......” ujarnya takjub.
“masih banyak yang lebih bagus... sudah, ayo kita masuk, pilih kamar yang kalian suka, kunci nya di sebelah pintu...” ajakku.

Kami masuk ke kamar masing-masing dan beristirahat.

Aku masuk ke kamarku, kamar khusus untukku, aku selalu tidur di kamar itu kalau berlibur di villa. Dalam kamar itu ada seperangkat komputer, tempat tidur tingkat, poster-poster Anime kesayanganku, meja belajar,  dan meja koleksi figurine tokoh-tokoh Anime.
“toktoktok..” seseorang mengetuk pintu kamarku.
“masuk saja..” jawabku sambil maish berbaring di ranjang.
“cklek”
“permisi, tuan muda Ryuzaki.. sarapan sudah di siapkan di ruang makan, apa mau langsung dimakan atau di simpan dulu..?” kata salah seorang gadis pelayan dapur.
“ah, iya, aku panggil mereka, terima kasih..” jawabku.
“baik tuan...”
“cklek”
Pelayan itu menutup pintu dengan pelan dan pergi. 

To : Ken, Hanako, Rinku

Semua kumpul di ruang makan, sarapan, aku tunggu.
Setelah sarapan bebas mau apa saja, nanti sore kita main.

Aku mengirim pesan ke mereka bertiga. Jauh lebih singkat daripada harus menghampiri kamar mereka satu-satu yang berjauh-jauhan.

Aku menunggu di ruang makan sambil menikmati hidangan. Hanako dan Rinku datang, duduk, dan mengambil hidangan yang disediakan. Menyusul Ken datang dan langsung mengambil makanan yang tersedia.

Usai makan, aku kembali ke kamarku, dan pergi mandi.

30 June 2013, 6.20 PM
“hoi!! Ryu, kenapa kau bengong saja??” tanya Hanako.
“ah,  eh, tidak apa-apa...” jawabku.
“kamu mikirin apa sih..?” tanya Hanako lagi.
“tidak apa-apa aku bilang.. sekarang mau apa? Kita sudah di taman..” kata ku mengalihkan pembicaraan.
Terlihat taman yang tidak begitu ramai. Lampu-lampu yang tersebar menyala dengan berbagai warna, menghiasi gelap malam. Pohon-pohon yang di rawat dengan cukup baik menambah keindahan taman itu. ditambah dengan air mancur besar di tengah-tengah nya.
“ayo ke sana..” ajak Rinku.
“iya ayo Ryu...” tambah Hanako.
“ya, aku menyusul..” jawabku.
Rinku dan Hanako berlari ke air mancur besar di tengah taman. Dengan dekorasi-dekorasi yang membuat air mancur itu terlihat indah.

Aku berlari kecil dibelekang mereka. Dan akan selalu di belakang mereka. Melindungi dan mengamati mereka dari belakang. Bukan tidak bisa berjalan didepan dan memimpin mereka. Tapi tempatku adalah mengamati dan melindungi di belakang mereka.



===

to be continued to Between two storms

Saturday, July 27, 2013

I better walk behind you part 2

Virtual Novel - My Baka Girlfriend


28 Mei 2013, 8.00 PM
“jadi tidak mau ikut..?” tanyaku.
“aku mau, tapi orang tuaku tidak menigizinkan..” jawab Rinku, matanya berkaca-kaca.
Malam itu kami berniat berangkat ke Jakarta, Lierre yang akan mengantar kami.

Rencana liburan ini sudah kami persiapkan jauh hari sebelum ujian akhir dimulai. Tapi rencana tidak selalu berjalan dengan mulus. Malam hari itu harusnya kami sudah berangkat, tapi orang tua Rinku yang saat itu memang tidak sedang berada dirumah, tidak mengizinkan Rinku ikut. Alasannya karna mereka takut Rinku berbohong kalau ia pergi bersama kami.

“sudahlah, berangkat saja dulu, nanti biar Lierre yang meminta izin besok kalau orang tua mu sudah pulang..” ujarku.
“tapi.. hiks..”
“kalau Rinku tidak ikut, aku juga tidak ikut..” sahut Hanako.
“kalau cuma aku dan Ryu jadi tidak seru..” balas Ken.
“iya...” tambahku.
“hiks... yasudah kalau begitu aku ikut saja...” kata Rinku.
“iya.. tenang saja, Lierre yang akan mengurus tentang izin mu..” ujarku sambil melirik kearah Lierre.
Lierre mengangguk, mengerti apa yang aku maksud.
“yasudah, ayo semua masuk ke mobil..” seruku.
“ayooo..” timpal Hanako dengan bersemangat.
“sudah, ayo kita masuk...” ajak Ken sambil menenangkan Rinku.
“i, iya...” jawab Rinku dengan mata yang masih berkaca-kaca.
Di mobil itu, aku duduk di deretan kursi paling belakang bersama Ken, di bagian tengah  yaitu Hanako dan Rinku, dan di depan Lierre menyetir.

Perjalanan menuju pelabuhan memakan waktu sekitar 3 jam. Di sepanjang jalan, tentu saja kami tertidur, mengingat waktu itu malam hari.

“ini tiketnya tuan..”
“baik, terima kasih..”
Lierre menyerahkan 4 tiket kapal padaku, dan aku membagikannya.

Sekitar pukul 11.30 malam, kami sudah sampai di pelabuhan. Lierre membeli tiket untuk kami, dan akan langsung kembali ke rumah.

“ada yang diperlukan lagi tuan..? sebelum saya kembali..” kata Lierre.
“kurasa cukup, jangan lupa besok pagi jelaskan ke orang tua Rinku..”
“siap tuan..”
“ya, hati-hati dalam perjalanan pulang, kalau mengantuk jangan dipaksa..” ujarku.
“baik tuan, terima kasih..”
Lierre berjalan kembali ke mobil, dan pergi meninggalkan kami berempat.

“oke, sekarang kita ke kapal..” ajakku.
“ya...” sahut Hanako dengan lesu.
“tadi semangat?” tanyaku.
“ngantuk...” jawabnya pelan.
“sudah, ayo cepat kita ke kapal, terus cari tempat untuk istirahat..”
Kami berempat berjalan di platform menuju dermaga yang dituju.

“ahh... akhirnya tidur lagi...” seru Ken sembari bersandar di sofa.
“ini ruangan terakhir.. untung masih sempat..” tambahku.
“huaaaam...” Hanako menguap.
Kami sampai di kapal yang dimaksud, dan masuk ke ruangan kelas VIP, sehingga hanya kami berempat dalam ruangan itu.
“huaaaaamhh.....” Hanako menguap.
Aku beralih dari buku ku, dan memperhatikan Hanako yang baru terbangun. Saat itu pukul 1 dini hari, seharusnya sudah setengah jalan menuju seberang.

“enak tidurnya..?” tanyaku.
Ini pertama kalinya aku melihat Hanako bangun dari tidur. Sebelumnya memang sempat beberapa kali ia tertidur, tapi tidak pernah aku lihat ia bangun dengan puas seperti itu.

“iya....” jawabnya pelan.
Hanako beralih dari bantalnya, dan bersandar di paha ku.

Rinku dan Ken masih tertidur. Hanya aku yang terjaga semalaman, dan Hanako yang menemaniku dalam keadaan setengah tidur.

“Ryu...” ucap Hanako.
“apa..?” balasku tanpa beralih dari buku.
“sudah sampai belum..” tanya nya.
“belum, paling baru setengah jalan..” jawabku.
“masih lama..?”
“sekitar 1 jam lagi..”
“hmmmph.. masih lama...”
Hanako bangun dan duduk disebelahku yang asik membaca buku.

“Ryu, jalan-jalan yuk..” ajak Hanako.
“kemana..?”
“ya keliling saja..”
“Rinku dan Ken..?” tanya ku.
“biarkan saja, nanti juga bangun..”
“yasudah...”
Aku meletakkan buku ku.

“ayo...”  ajak Hanako.
“ya...”
Kami keluar dari ruang VIP, dan berjalan ke arah parkiran mobil dan motor.

“dingin...” kata ku.
“makannya pakai jaket..” ujar Hanako.
“aku tidak punya”
“kamu tidak punya..?” tanya nya.
“iya..” jawabku.
“fuuh..”
Hanako bersender di pundakku.

Kami berdiri melihat ke laut dari pinggir pagar pembatas. Hari masih gelap, angin berhembus kencang.

“dingin ya...” ucap Hanako.
“iya...”
Hanako bersandar di bahu ku, sambil menikmati pemandangan laut malam.

Aku melirik Hanako. Wajahnya terlihat masih mengantuk, dan agak pucat karna dingin. Aku memperhatikan wajah seriusnya yang sedang memperhatikan laut malam.

“Ryu...?” Hanako menoleh kearahku.
“kamu kenapa..?” tanya nya melihatku memperhatikannya.

Aku tidak menjawab pertanyaannya. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Hanako terpejam, aku pun juga.

“plok”
Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku.

“ngapain di sini..?”
Ternyata Ken yang menepuk pundakku.

“tidak apa-apa..” jawabku sambil memalingkan wajahku.
“huuuaam..” Rinku muncul dibelakang Ken, wajahnya masih mengantuk.
“sebentar lagi sampai..” ujarku.
“tau dari mana?” tanya Hanako.
“pelabuhannya sudah terlihat..” jawabku sambil menunjuk ke pelabuhan yang terlihat kecil dari kejauhan.
“ooh iya..” sahut Ken.

Sekitar 30 menit, kapal merapat di dermaga. Kami berempat mengantri, dan berusaha untuk tetap bersama diantara ratusan orang yang mengantri turun.

Setelah melewati proses turun dari kapal yang menguras tenaga, kami duduk sejenak di tempat parkir dimana Wilson akan menjemput kami.

“kita mau kemana..?” tanya Rinku.
“pertama kita habiskan 3 hari di puncak, dan 2 hari di kota, dan 2 hari di pantai..” jelasku.
“mau menginap dimana..?” tanya nya lagi.
Di puncak kita menginap di villa ku, di kota kita di hotel, dan di pantai di komplek cottage ku..” jelasku lagi.
“kau orang kaya ya..?” tanya Ken meledek.
“bisa dibilang begitu...” jawabku santai.
“memangnya siapa yang mau mengantar..?” tanya Hanako.
“Wilson, dia pelayan yang mengurus rumahku sewaktu tinggal di Jakarta..”
“rumahmu? Aku mau lihat rumahmu, nanti kita kesana ya,  ya..” pinta Hanako.
“ha? Jangan..” cegahku.
“kenapa..?” tanya Rinku.
“ya tidak apa-apa sih...” jawabku.
“yasudah kalau begitu kita kerumahmu ya..?” sahut Hanako.
“yasudah setelah kita ke puncak kita menginap di rumah ku...” ujarku.
“ehmm... apa itu yang kau maksud Wilson..?” tanya Ken.
Ia menunjuk ke arah mobil mini bus berwarna hitam.

Seorang pemuda berumur sekitar 20 tahun keluar dari mobil tersebut dan menghampiri kami.

“tuan muda sudah siap berangkat..? perjalanan kita masih jauh..” ujarnya.
“ah, ya... ini barang2 nya..” jawabku sambil menyerahkan 2 tas koper.
“baik, silakhan lewat sini..” kata nya sambil membawa 2 koper yang aku berikan.
“silakhan duluan..” tambahku.
Hanako, Rinku, dan Ken berjalan mengikuti Wilson. Sementara aku berjalan dibelakang mereka.

to be continued to I better walk behind you part 3

Friday, July 26, 2013

I better walk behind you

Virtual Novel  - My Baka Girlfriend


I better walk behind you

30 June 2013, 5.30 PM, Ryuzaki Irill
To : Hanako, Rinku

Nanti  malam ada yang mau makan? Aku rasa perasaanku sudah mulai membaik...

Beberapa hari menenangkan diri membuat perasaanku lebih baik. Tapi perasaanku tidak pernah lebih baik daripada saat aku bersama Hanako. Walaupun hidupku penuh dengan masalah, tapi jika aku berada di sampingnya, entah mengapa rasanya semua masalah itu bisa ku hadapi.

Malam ini aku mengajak Hanako dan Rinku makan malam bersama. Aku yang meneraktir mereka. 

“BOOM HEADTSHOT!!” 
Nada pemberitahuan handphone ku terdengar. Aku beralih dari komputer ku sejenak, melihat pesan yang masuk.

From : Hanako

Iya, aku dijemput? Atau naik bus?”

Hanako mambalas pesan ku lebih dulu.

To : Hanako

Nanti aku kerumah mu..

Balasku.

Aku kembali ke komputer ku. Beberapa hari ini aku menenangkan diri dengan bermain game. Beberapa orang tidak mengetahui manfaatnya, sehingga mereka menilai dengan sebelah mata.

Setelah 2 jam bermain, aku melihat ke jam dinding di kamarku menunjukkan pukul 4.30 sore. Aku bergegas beranjak dari komputer dan bersiap-siap pergi makan malam.

Tepat pukul 5, aku berangkat ke rumah Hanako. Aku meminta Lierre mengantarku dengan mobil.

Sampai di rumah Hanako, aku menyuruh Lierre pulang. 

Beberapa menit menunggu, Hanako keluar dari rumah. Seperti biasa, kecantikkannya tidak pernah berkurang di mata ku. Tak peduli setebal apapun ia menggunakan make up, atau tanpa make up sama sekali, aku tetap menganggapnya Hanako ku.

“heyy..”
Hanako melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.

“eh, apa..?” tanya ku yang baru tersadar dari pesona kecantikan Hanako.
“kamu kenapa melamun..?”
“nggak apa-apa..” jawabku.
“bohong..” kata nya.
“memang..” 
I better walk behind you

30 June 2013, 5.30 PM, Ryuzaki Irill
To : Hanako, Rinku

Nanti  malam ada yang mau makan? Aku rasa perasaanku sudah mulai membaik...

Beberapa hari menenangkan diri membuat perasaanku lebih baik. Tapi perasaanku tidak pernah lebih baik daripada saat aku bersama Hanako. Walaupun hidupku penuh dengan masalah, tapi jika aku berada di sampingnya, entah mengapa rasanya semua masalah itu bisa ku hadapi.

Malam ini aku mengajak Hanako dan Rinku makan malam bersama. Aku yang meneraktir mereka. 

“BOOM HEADTSHOT!!” 
Nada pemberitahuan handphone ku terdengar. Aku beralih dari komputer ku sejenak, melihat pesan yang masuk.

From : Hanako

Iya, aku dijemput? Atau naik bus?”

Hanako mambalas pesan ku lebih dulu.

To : Hanako

Nanti aku kerumah mu..

Balasku.

Aku kembali ke komputer ku. Beberapa hari ini aku menenangkan diri dengan bermain game. Beberapa orang tidak mengetahui manfaatnya, sehingga mereka menilai dengan sebelah mata.

Setelah 2 jam bermain, aku melihat ke jam dinding di kamarku menunjukkan pukul 4.30 sore. Aku bergegas beranjak dari komputer dan bersiap-siap pergi makan malam.

Tepat pukul 5, aku berangkat ke rumah Hanako. Aku meminta Lierre mengantarku dengan mobil.

Sampai di rumah Hanako, aku menyuruh Lierre pulang. 

Beberapa menit menunggu, Hanako keluar dari rumah. Seperti biasa, kecantikkannya tidak pernah berkurang di mata ku. Tak peduli setebal apapun ia menggunakan make up, atau tanpa make up sama sekali, aku tetap menganggapnya Hanako ku.

“heyy..”
Hanako melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.

“eh, apa..?” tanya ku yang baru tersadar dari pesona kecantikan Hanako.
“kamu kenapa melamun..?”
“nggak apa-apa..” jawabku.
“bohong..” kata nya.
“memang..” 
“tuh kan, apa sih..?” tanya nya penasaran.
“kamu cantik.......” ujarku.
“cup”
Aku mencium kening Hanako. Wajahnya memerah.

“su, sudah ayo kita berangkat...” kata nya sambil mendorongku.
“iya...” sahut ku.

Kami berangkat ke tempat makan yang dijanjikan sebelumnya dengan berjalan kaki. Karna memang tempatnya tidak jauh dari rumah Hanako.

“Rinku sudah sampai belum..?” tanya Hanako.
“mana aku tau..” jawabku.

“BOOM HEADSHOT!!” handphone ku berbunyi.
“nah, itu mungkin pesan dari Rinku..” ujar Hanako.
Aku melihat pesan yang masuk di handphone ku.

From : Rinku

Kau dan Hanako dimana? Lama sekali..
Aku sudah di pintu masuk..

“iya dari Rinku..” jawabku.
“apa katanya..?”
“dia sudah sampai..”
“kalau begitu ayo..”
Hanako berlari mendahuluiku.

Kami sampai di tempat yang dituju, Cafe Ovalline. Rinku melambai pada kami, Hanako membalas lambaian tangannya, dan langsung berlari menghampiri Rinku.

“lama sekali..” sahut Rinku begitu aku tiba.
“maaf, kau saja yang terburu-buru, kan aku janji malam hari, ini masih pukul 6, sore hari..” jawabku.
“alasan..” balasnya.
“sudah-sudah, ayo kita makan, aku lapar..” sahut Hanako sembari mendorong ku ke pintu masuk.

Hanako duduk di sampingku, sementara Rinku berhadapan denganku. Aku duduk di pinggir samping jendela, tempat yang paling aku suka.

“nah... ini dia..” seru Hanako ketika pesanan kami datang.
Rinku memesan Omelette  dan Avocado Juice . Hanako memesan Spaghetti dan Strawberry Juice . Sementara aku memesan Apple Pancake dan Avocado Juice.


“habis makan nanti kita ke taman ya..?” usul Hanako.
“boleh..” jawabku.
Aku melirik  Rinku, ia mengangguk sambil menikmati Avocado Juice nya.

Selesai makan, kami berjalan ke taman yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat kami makan.

Hanako dan Rinku berjalan di depanku. Aku berjalan dibelakang mereka, menjaga jarak yang tidak terlalu jauh.

Aku teringat 3 minggu yang lalu, saat kami berempat berlibur ke jakarta. Waktu itu masih ada Ken bersama kami. Tapi setelah liburan itu ia menghilang entah kemana, tanpa meninggalkan informasi apapun.

to be continued to I better walk behind you part 2

Thursday, July 25, 2013

Kissu? part 2

Virtual Novel - My Baka Girlfriend


Kissu? part 2

28 December 2012.
“drrt... drrt..” handphone ku bergetar.
Aku membaca pesan yang masuk.



From : Ryuzaki<3

Bisa ke danau kemarin..? aku menunggu.

“ada apa ya..” gumamku.
“apa dia mau minta maaf lagi karna sudah menciumku..?”
Tanpa banyak pertimbangan, aku menurut saja.

Sampai di danau itu, aku melihat Ryu duduk di rerumputan. Di depannya berjajar beberapa origami angsa yang kuminta kemarin.

“a, apaan ini..?” tanya ku.
“ini yang kamu minta.. semuanya 100 kok..” jawabnya.
“kok bentuknya jelek sih??” bentakku.
“maaf.....” Ryu menunduk.
“aku baru belajar membuatnya semalam.. dan aku berusaha semalaman membuat 100 buah...” jelasnya.
“kamu tidak tidur??”
Ryu menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat lelah sekali, mata nya merah. Ia bersungguh-sungguh mengerjakan origami semalaman, bahkan tanpa tidur.

“hiks...” aku menangis.
“lho? Kok malah nangis? Ini udah 100 kok, kamu coba hitung saja..” ujar Ryu.
“ihik...”
Aku jatuh terduduk. Aku benar-benar tidak menyangka Ryu menanggapinya se serius itu. Dan aku benar-benar merasa bersalah karna membuatnya kelelahan.

“kenapa menangis?” tanya Ryu.
“kenapa kamu kerjakan semalaman?!!!! Kan aku kasih waktu 3 hari!!!!!” bentakku.
“itu karna......”
“KARNA APA???!!!!” jerit ku.
“karna aku tidak kuat kalau harus menunggu 3 hari untuk bisa dicintai kamu lagi... karna itu aku buat semalaman... agar aku tidak perlu berlama-lama dibenci oleh mu...” jelasnya.
Aku terdiam. Tidak mampu berkata apa-apa. Aku hanya menangis mendengar penjelasan Ryu.
Aku betul-betul merasa bersalah karna memarahinya kemarin. Aku tidak pernah mengira rasa cinta nya padaku begitu besar. 

Tubuhku lemas, tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya menangis.

“sudah jangan menangis lagi...”
Ryu memelukku. Perasaanku makin tidak karuan.

“kau memaafkanku..?” tanya nya.
“hmm..” aku jawab dengan anggukan.
Aku memeluknya erat. Sambil tetap menangis dalam pelukkannya.

“maafkan aku..” ucapku.
“kenapa kamu minta maaf?”
“aku tidak tau.... kamu begitu cinta padaku...”
“hmph...”
Ryu melepaskan pelukkannya. Aku merasa salah bicara, karna takut ia marah.

“cup”
Ryu menciumku, lagi. Tapi kali ini aku tidak memarahinya. Aku tau Ryu tidak akan meninggalkanku, ia akan selalu berada di sampingku.

“Ryu! Kamu apakan Hanako??” teriak Rinku.
“kamu tidak lihat aku menciumnya?” balas Ryu.
“itu kan ciuman pertama Hanako!!!” balas Rinku.
“ada apa...?” tanyaku.
“eh, kamu sudah sadar..” kata Ryu sambil melirik kearahku.
“HANAKO!!!!” teriak Rinku histeris.
Rinku memelukku.
“Ryu ini jahat  sekali ya..” katanya.
“ha...?” aku keheranan.
Ryu melirik kearahku. Bukan tatapan yang penuh cinta seperti sebelumnya, tapi tatapan yang datar tanpa perasaan. Untuk pertama kalinya aku berani menatap kembali mata Ryu. Padahal aku tau hatinya sedang penuh dengan kemarahan. Tapi entah kenapa aku berani menatap balik matanya.

27 June 2013
“drrrrt.. drrrrt...” handphone ku bergetar.
Aku beralih dari laptop ku, mengambil handphone dan membaca pesan yang baru saja masuk.

From : Ryuzaki<3

Temui aku di danau waktu itu, jangan terlambat, aku menunggu.

“danau..?” ucapku.
Aku mengingat ingat kembali danau tempat kami berkencan dulu.

“mau apa dia di sana..?” gumamku.
Tanpa banyak berfikir, aku mengganti pakaianku dan bergegas menuju danau yang dimaksud.

Danau itu tidak begitu jauh dari rumahku,  bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Begitu aku sampai di danau, sepi sekali, tidak ada orang disana. Angin bertiup agak kencang menerbangkan dedaunan yang berserakkan di tanah.

“hmph...”
Aku mendengar suara Ryu. Aku mencari ke asal suara, walaupun kecil terdengar, tapi aku yakin itu Ryu.

Aku melihatnya duduk di pinggir danau. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun, pandangannya kosong. Bahkan aku bisa melihat bayangan air kolam di bola matanya.

“Ryu...” aku menghampirinya.
“hm..”
“ada apa kamu menyuruhku kesini..?” tanyaku.
“tidak apa-apa..” jawabnya datar.
“kamu kenapa..?” tanyaku  lagi.
“putus asa...”
“maaf..” ucapku pelan.
“ tidak perlu...”
“kenapa..?”
“tidak ada gunanya..”
“pluk” Ryu melempar batu ke danau.

Pikiranku berputar kesana kemari tidak karuan. Rasa bersalah dan sedih tercampur menjadi satu. 

Aku memandangi Ryu, raut wajahnya seolah tidak terjadi apa-apa. Ia mencoba menyembunyikan semua masalahnya dari semua orang. Tapi ia tidak bisa menyembunyikannya dari ku.
“Rinku bisa menemanimu di sekolah nanti..” ujarku.
“aku tidak perlu teman..” jawba Ryu.
“lalu kenapa kamu marah kalau kamu tidak perlu teman..?”

Ryu menoleh kearahku. Pandangannya datar kearah mata ku. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya. Tapi aku tau seperti apa perasaannya. Mungkin ini pertama kalinya aku mengerti perasaannya.

“gyut”
Ryu memelukku. Aku balas memeluknya.

“aku tidak perlu teman... karna aku punya kamu...” ujarnya.
Pelukkanku makin erat.

“hiks... maaf...” aku mulai menangis di peluknya.
“kamu harus pindah secepat mungkin...” kata nya.
“iya... aku akan berusaha agar bisa pantas berdiri di sebelahmu...”
“tunggu aku...” ucapku.
“ya....” jawabnya.
Ryu melepaskan perlukannya. Aku bisa melihat matanya berkaca-kaca. Sepertinya ia sudah tidak bisa lagi menyembunyikan masalahnya.

“cup”
Ryu menciumku yang masih menangis. Aku tidak menolaknya. Untuk pertama kalinya aku bisa mengerti perasaan Ryu. Dan untuk pertama kali aku bahagia diciumnya.




===

to be continued to I better walk behind you

Wednesday, July 24, 2013

Kissu?

Virtual Novel - My Baka Girlfriend


Allright, sebelum ke cerita, quick notice dulu..
untuk karakter "Sacchi" itu namanya diganti jadi "Hanako". Untuk chapter ini namanya jadi "Hanako Hiranai'.
Oke segitu aja, thanks perhatiannya.

Kissu? part 1

25 June 2013, 12.40 PM, Hanako Hiranai.
“cup”
Ryu menciumku. Ini memang bukan ciuman pertama kami. Tapi jantungku berdebar kencang, kepalaku pusing, aku teringat kembali waktu ciuman pertama kami.

27 December 2012.
“Kamu mau ke Jakarta??” tanya ku histeris.
“iya” jawab Ryu dengan santai sambil bersandar di bangku taman.

Kami sedang berkencan. Aku menyarankan di danau dekat rumah ku, tidak banyak orang disana, dan pemandangannya bagus.

“terus aku ngapain di sini kalau tidak ada kamu??” tanyaku lagi.
“ya banyak kegiatan yang bisa kamu lakukan, asal jangan berenang..”
“ihh, kenapa tidak boleh berenang? Aku kan suka berenang..!!” protes ku.
“kalau kamu pacarku, kamu tidak boleh berenang..” jawab Ryu sambil tersenyum kecil.
Mata nya menatap lurus kearahku. Aku tidak pernah menatap balik mata Ryu. Entah kenapa aku tidak pernah berani manatap matanya. Wajahnya makin mendekat ke wajahku. Tatapan matanya tidak beralih dari mataku.

“cup”
Ryu menciumku. Jantungku berdebar, wajahku memerah hingga puncaknya. Aku bisa mendorongnya, tapi entah kenapa aku tidak mau mendorongnya. Mataku terpejam.

“ahh..”
Ryu menghentikan ciumannya.

“ke, kenapa..?” tanyaku.
“apa?” tanya Ryu seolah tidak ada yang terjadi. 
“itu ciuman pertamaku.....” ujarku pelan, mataku berkaca-kaca, wajahku memerah.
“ya, aku tau...” jawabnya.
“lalu kenapa kamu menciumku..?” tanyaku lagi.
“itu karna.......”
Ryu tidak melanjutkan kata-kata nya. Ia memelukku. Wajahku memerah lagi.

“aku tidak ingin pacarku tersayang dicium laki-laki lain selama aku pergi.....” lanjutnya.
“itu tidak bisa menjadi alasan...” jawabku.
“lalu..?” tanya Ryu.
“kenapa kamu menciumku...? itu ciuman pertamaku... dan hanya akan aku berikan pada pendamping hidupku... hiks..” aku menitikkan air mata.
“ma, maaf...”
“tidak mau!!” bentakku.
“apa yang bisa kulakukan..? aku akan lakukan apapun...” kata nya.
“hiks...” 
Aku menangis. Sambil berfikir bagaimana cara agar Ryu bisa mengobati sakit hati ku. 

Aku melihat keluarga angsa sedang berenang di tengah danau. Dan sebuah ide muncul di kepala ku.

“kalau mau ku maafkan..” ucapku.
“apa?” tanya Ryu penasaran.
“kamu harus..... membuat origami seperti angsa-angsa itu...” ujarku.
“ha? Itu saja..?”
“100 buah.... dan aku mau dalam waktu 3 hari!!” lanjutku.
“e, eh..?? aku bahkan tidak tau cara membuatnya??” kata Ryu.
“aku tidak mau tau, daah..”
Aku berdiri dan pergi meninggalkan Ryu di sana.

to be continued to Kissu? part 2

Tuesday, July 23, 2013

BAKA!! part 2

My Baka Girlfriend - BAKA!! part 2


24 June 2013, 4.20 PM
“Sacchi, namamu tidak terdaftar??” kata Rinku.
“masa sih?” tanyaku.
Kami bertiga baru menyelesaikan pendaftaran di SMA 4. Sebelum pulang, kami mengecek hasil seleksi pendaftaran.
“oh iya....” wajah Sacchi terlihat sungguh kecewa.
“mana sini lihat!!” aku masih tidak percaya.
Aku mengambil laptop milik Rinku yang kami gunakan untuk memantau perkembangan seleksi di SMA 4.

“SIAL!!!!” bentakku ketika tidak melihat nama Sacchi di daftar seleksi.
“hiks..” Sacchi menitikkan air mata.
“bagaimana..?” tanya Rinku.
“fuuh...”
Aku menghela nafas dengan kesal. Buru-buru aku kembalikan laptop Rinku sebelum aku membantingnya karna kesal.

“ma, maaf..” ucap Sacchi dengan pelan.

“tok, tok, tok..” 

24 June 2013 7.19 PM
Suara ketukan di pintu kamarku menyadarkanku dari lamunanku.

“siapa..?” tanyaku.
“Rinku dan Sacchi menunggu di depan tuan..” kata Lierre, pelayan pribadiku.
Dirumah megah ini aku hanya tinggal berdua dengan Lierre, beberapa pelayan di dapur tidak tinggal di sini, mereka datang, memasak, dan pulang malam harinya.

“sebentar..” jawabku.
Aku berdiri dan berjalan ke teras rumah dengan malas, setengah pusing, dan patah semangat. 

Sacchi da Rinku sudah duduk di kursi teras rumahku.

“apa..?” tanyaku.
“kamu masih marah?” tanya Rinku.
“tidak tahu..” jawabku dengan ketus.
“maaf...” ucap Sacchi pelan.
“hm..”
“nanti kita usahakan supaya Sacchi bisa masuk ke SMA 4..” kata Rinku.
“tidak perlu..” jawabku.
“tapi aku kan ingin satu sekolah denganmu..!!” balas Sacchi.
“YA, TAPI KAMU TAU, KEBODOHANMU ITU YANG MEMBUAT BEGINI!!!!!” bentakku.
“aku minta maaf!! Aku memang bodoh! Karna itu aku disekolahkan!!” balasnya.
“tidak ada yang bersekolah 9 tahun serajin dan sebodoh kamu!!!” tambahku.
“SUDAH JANGAN BERTENGKAR TERUS!!” teriak Rinku.
“dia yang mulai duluan!!” 
Kata Sacchi sambil menunjukku. Matanya berkaca-kaca.

“hmph..”
Aku mendengus kesal sambil membuang pendanganku dari Sacchi.

“sudah, besok hari terakhir pendaftaran, kita usahakan dulu..” ujar Rinku.
“ya, silakhan..” balasku.

Sacchi dan Rinku pamit dan kembali pulang. Dalam hati, aku masih berharap agar usaha yang dilakukan mereka tidak berbuah sia-sia.

25 June 2013, noon
“gimana?” tanyaku.
Siang itu kami berkumpul lagi, tentu saja di rumahku.

“hmmph..” Rinku menggeleng.
“sudah kuduga..” ujarku.
Aku melirik Sacchi, ia menunduk, ekspresi mukanya menggambarkan kekecewaan, kesedihan, dan semacamnya.
“pulang sana..” kata ku.
“ha..?” Sacchi keheranan.
“aku tidak butuh kamu lagi... dan kamu berhutang 3 tahun....” jawabku.
“e, eh..?”
“masih kurang jelas...? PERGI SANA!!!!” bentakku.
“maaf Ryu....” ucap Sacchi pelan.
“Ryu, sudahlah, lagipula masih ada aku, kita bisa sama-sama menunggu Sacchi pindah ke SMA HIRUGAKI...” Rinku berusaha melerai.
“aku sudah tidak peduli dengan makhluk sialan ini...” balasku dengan ketus.
“Ryu maafkan aku... hiks..” Sacchi berlutut dan memeluk kaki ku.
“apa-apaan??”
“Sacchi!!” teriak Rinku.
“maafkan aku Ryu...” Sacchi tetap menangis sambil memeluk kaki ku.
“sudah Sacchi!!!!” Rinku makin histeris.
“hmph...” 
Pikiranku kacau. Waktu tidak berhenti, tapi kepala ku sakit. Jantungku mulai terasa nyeri di setiap denyutnya. 
Hal yang biasa terjadi setiap kali perasaan ku  tidak baik. Aku teringat kembali kejadian-kejadian ku bersama Sacchi yang membuat denyutan jantungku jadi menyakitkan.

21 April 2013

To : Sacchi

Kalau sudah hampir sampai beritahu, nanti aku menyusul.

Pesan ku untuk Sacchi. Kami pergi berkencan hari itu, tapi karna kesibukkanku, aku tidak bisa menjemput Sacchi dirumahnya, sehingga dia harus naik bus. Rumah kami memang berjarak cukup jauh.

Sudah setengah jam, tapi Sacchi belum juga mengirim pesan. Padahal kalau diperhitungkan dari waktu ku kirim pesan tadi, 20 menit saja sudah sampai. Persaan khawatir mulai menjangkiti ku, keringat dingin. Detak jantungku normal, tapi terasa terdengar keras, dan mulai terasa nyeri dan sakit setiap ia berdetak. Aku berhenti sejenak dari komputer ku.

“kenapa..?” batinku.
Makin lama makin terasa nyeri yang membakar nafasku setiap denyutan.

Aku beranjak dari komputer. Mengambil uang, mengambil kunci motor, dan langsung bergegas ke halte bus tempat Sacchi menunggu.

“tuan Ryu, apa tidak sebaiknya saya antar saja..?” tanya Lierre saat melihatku menghidupkan motor.
“tidak, terima kasih..” jawabku yang dibarengi bergeraknya motor.
Aku berusaha secepat mungkin ke halte bus itu, sambil berharap tidak ada apa-apa yang terjadi pada Sacchi.

Begitu aku sampai di halte bus, disana sepi sekali, tidak ada orang. Tidak seperti biasanya, seharusnya disini ramai oleh orang-orang yang ingin naik bus, ataupun berjualan.

“tolong..!!!” 
Aku mendengar teriakkan. Suaranya tidak asing bagiku.

“Sacchi!!” teriakku membalas.
Aku berlari kearah sumber teriakan yang berkemungkinan besar tempat Sacchi berada, dan dia dalam bahaya.

“Ryuu..!!”
Sacchi berlari kearahku sambil menangis, lengan baju sebalah kanannya sedikit robek. Ia memelukku sambil menangis.

“yaah, ada pacarnya...” seru seseorang dari kejauhan.
Aku melirik kearah sumber suara. Tiga orang berandalan, pakaian mereka berantakan, salah satunya memegang pisau, sepertinya ia yang merobek baju Sacchi.

“yasudah kita cari yang lain saja..” ujar salah satu temannya.
Mereka berjalan menjauh.

“hoi bajingan!! Jangan lari!!” teriakku.
Tapi mereka tidak menganggapnya. Mereka malah makin menjauh.

“sialan...”
“Ryuu..” Sacchi menangis sambil terus memelukku.
“maaf aku terlambat..” ucapku sambil balas memeluk Sacchi.
“hiks...”
“aku antar pulang saja ya..?” tanyaku.
“ihik..”  Sacchi mengangguk pelan, masih menangis.

“RYU!!!!!”
“ah,” aku tersadar dari khayalanku.
“maaf Ryu...” Sacchi masih memeluk kaki ku.
“ya....” jawabku.
Sacchi menengok kearahku. Matanya berkaca-kaca, di pipinya masih ada garis air mata.

“benarkan??” tanya Sacchi.
“hmph, ya..” jaawbku.
“terima kasih Ryu!” 
Sacchi tersenyum dan memelukku.

“tidak...” ucapku sembari menahan tangan Sacchi.
“ke, kenapa?” tanya nya.
“terima kasihmu.......”
Aku tidak melanjutkan kata-kata ku.

“cup” aku mencium Sacchi.
Rinku kaget melihatnya. Sementara Sacchi hanya terpaku tanpa mengatakan apa-apa.






===

to be continued to Kissu?

My Baka Girlfriend

Virtual Novel - My Baka Girlfriend


Okay, sebelumnya saya minta maaf dulu, sebesar-besarnya..
kenapa? karna sebelum sempat menyelesaikan Shinigami Half Vampire, bahkan chapter 2 nya pun belum, saya sudah posting novel dengan judul baru lagi..
Sekali lagi mohon dimaafkan, karna Shinigami half Vampire itu perlu inspirasi-inspirasi buatan sendiri, tapi sampai sekarang belum datang inspirasi baru, behubung waktu saya sedang dalam kondisi kritis..
My Baka Girlfriend ini berdasarkan kisah hidup saya sendiri, ditambah banyak bubuk fiktif..

anyway, nggak buruk-buruk juga kok, di cek ya..

My Baka Girlfriend

genre : romance, school, harem

BAKA!! part 1

24 June 2013, 5.20 PM, Ryuzaki Irill
 “6 bulan dari sekarang, aku tidak mau melihatmu yang masih bodoh...” ucapku.
“i, iya! Aku akan berusaha keras agar bisa sebanding denganmu!!” balasnya dengan penuh parcaya diri.
“bagus kalau begitu..”
“YA!!” ia berlari meninggalkanku di terpaku di gerbang sekolah ini.
Keadaan hati ku betul-betul kacau. Walaupun begitu, tetap saja tidak ada yang bisa kulakukan selain berharap akan kesempatan.
“fuuh...” aku menghela nafas, mencoba menenangkan suasana hati ku yang sungguh kacau tidak menentu.
Perlahan kulangkahkan kaki ku menuju rumah. Sudah cukup lama aku berdiri seperti patung yang menyambut kedatangan calon siswa baru di gerbang sekolah itu.

Sore itu betul-betul sore hari yang terburuk dalam hidupku. Biasanya sore hari terburuk itu ketika hari terakhir sebelum masuk sekolah lagi. Tapi kali ini berbeda. Liburan masih panjang, tapi sore itu sudah menjadi yang terburuk bagiku.

Seusai mandi dan berpakaian, aku berbaring di ranjang ku. Berfikir apa yang seharusnya kulakukan untuk bertahan dalam keadaan yang serba berantakan ini.

“BOOM HEADSHOT!!” 
Tiba-tiba nada pemberitahuan dari ponselku terdengar memenuhi keheningan di kamar ku.

From : Sacchi

Maaf, aku tidak bermaksud meninggalkanmu tadi..
Tapi kamu marah, dan itu karna salah ku..
Aku minta maaf, sudah menghancurkan hidupmu untuk 3 tahun kedepan..
Pesan dari Sacchi. Walaupun dia minta maaf dengan begitu manis, tapi tetap saja tidak meredam kan hati ku sama sekali. Maaf saja tidak akan meredakan badai di pikiranku.

“BOOM HEADSHOT!!” datang lagi pesan singkat lain.

From : Rinku

Nanti aku dan Sacchi kerumahmu..

“fuuh...” aku menghela nafas.
Datang kemari tanpa membawa berita baik tidak akan mengubah apapun. Aku kembali berbaring di tempat tidurku dan memejamkan mata me ‘review’ apa saja yang sudah terjadi.

Semua kekacauan ini berawal dari tanggal 20 Juni, hari pertama dibukanya pendaftaran Sekolah Menengah Atas (SMA). Aku, Sacchi, dan Rinku berencana masuk ke SMA yang sama, kami adalah sahabat baik. Hanya saja kemampuan kami bertiga berbeda.

Aku selalu memaksa dan mendorong mereka untuk masuk SMA 1,sekolah terbaik di kota ini. Tapi aku kurang menyadari kalau kemampuan mereka berdua jauh dibawahku. Terutama Sacchi.

Aku dan Sacchi sudah 1 tahun berpacaran. Tentu saja dipenuhi dengan pertengkaran, ke kompakkan, dll. Kami berada di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sama tahun lalu. Kami selalu melakukan hal-hal berdua. Tapi tahun ini kejadiannya berbeda.

21 June 2013
“kau bilang sudah janji bisa masuk SMA 1??” bentakku ke Sacchi.
“maaf, kamu tau sendiri nilaiku jauh dibawah nilai mu..” jawab Sacchi, matanya berkaca-kaca.
“tapi kau sudah berjanji, memangnya teman ayah mu tidak ada yang bisa membantu??” tanya ku lagi.
“tidak, seminggu lalu mereka menjanjikannya, tapi entah kenapa sekarang semua mengingkari..” air mata mulai berlinang di pipi Sacchi.
“sudah jangan bertengkar...” Rinku berusaha melerai kami, ia mengusap air mata di pipi Sacchi.
“hmph..” aku mendengus kesal.
Hari semakin siang, kami bertiga berdebat di ruang tamu di rumahku. Suasana hening, hanya terdengar suara tangis Sacchi.

“ka, kalau kamu mau..  hiks..” kata Sacchi sambil menangis.
“kalau kamu.. hiks.. mau ke SMA 4... hiks.. kita bertiga bisa 1 sekolah.. hiks..” lanjutnya disela-sela  tangisannya.
“SMA 4..??” seru ku terkejut.
“i, iya...” jawab Sacchiyang sudah mulai berhenti menangis.
“kau kan tau seberapa jauh sekolah itu?” balasku.
“ta, tapi aku bisa memberimu tumpangan, aku rasa ayahku juga tidak keberatan..” jawab Sacchi.
“jadi aku harus menumpang denganmu selama 3 tahun?? Dan berarti kalau kamu tidak masuk, aku juga tidak masuk??” desakku.
“e, eh..”
“tidak, kalian berdua kalau mau masuk ke SMA 4, silakhan, aku akan tetap masuk SMA 1..” jelasku.
“kenapa?” tanya Rinku.
“kalian tidak tau...?” aku jawab dengan pertanyaan.
“tau apa?” tanya Rinku lagi.
“kalian tidak tau seberapa berat aku berjuang untuk memperoleh posisi 10 itu??” bentakku.
“sekolah kita...” lanjutku.
“kalian mungkin tidak keberatan bergabung dengan mereka yang berkelakuan buruk...”
“kalian menyatu dengan mereka, bergabung dan bersembunyi diantara mereka yang berada pada rata-rata...”
“sewaktu aku pindah ke SMP itu, aku juga melakukan hal yang sama..”
“tapi waktu berjalan, dan nilai-nilai ku turun...”
“saat itu lah aku bersumpah akan memperbaiki nilai-nilai ku, meskipun artinya meninggalkan teman-teman berandalanku saat itu..”
“dan pada saat perbaikan nilai itu aku bertemu kalian.. yang aku harap bisa ikut jalanku..”
“kalian tidak tau seberapa sulit aku mencoba menyeimbangkan pergaulan dengan pelajaran...” ceritaku.
“karna itulah aku ingin masuk ke SMA 1 agar aku bsa bertemu dengan mereka yang jalan pikirnya searah denganku...”
Suasana hening, kami semua diam merenung sesudah aku bercerita. 

23 June 2013
“hmph.. baiklah...” ucapku.
“a, apa..?” tanya Sacchi.
Kami bertiga berkumpul lagi dirumahku, tempat berkumpul favorit kami.

“aku sudah tanya orang tua ku..” kata ku.
“katanya tidak apa-apa sekolah di SMA 4..”
“be, benarkah??!!” tanya Sacchi tak percaya.
“ya..”
“tapi memangnya kamu mau masuk SMA 4..?” tanya nya lagi.
“hmph... yea...” jawabku sambil memalingkan wajah.
“benarkah?? Terima kasih Ryu....”
Sacchi memelukku. Matanya berkaca-kaca, ia sangat senang  mendengar kabar itu. Aku melirik Rinku, ia hanya tersenyum melihatnya.

to be continued to BAKA!! part 2

Thursday, July 18, 2013

HADIST TENTANG DOSA-DOSA WANITA

EMOtion goes ALIM

Assalamu'alaikum wr wb

Berhubung bentar lagi ni masuk bulan Ramadhan, jadi emotion juga ga mau ketinggalan ngasih2 tausiah buat pembaca..... kalo ada yg baca...

Pernah ada yg tau apa aja dosa2 buat perempuan???
Perempuan itu istimewa, lebih disayang Allah...
TAPI juga lebih mudah masuk Neraka....
Nah makanya emotion mau berbagi list HADIST TENTANG DOSA-DOSA WANITA supaya sis-sis yg lagi baca bisa mengerti dan ga ngelanggar, gitu............

PENGARUH WANITA

Hadist Rasulullah SAW :

“Kalau tidak karena (godaan) wanita, pasti Allah akan disembah dengan sebenar-benarnya ibadah.” (HR. Ad-Dailami)

MEROSOTNYA NILAI WANITA

Hadist Rasulullah SAW

“Sesungguhnya sebagian dari tanda-tandanya hari Akhir ialah: hilangnya ilmu, kebobrokan merajalela, zina secara terang-terangan­, minum khamer, sedikitnya kaum laki-laki dan banyaknya jumlah kaum wanita. Sehingga seorang laki-laki dilayani lima puluh wanita.” (h.r syaikhan)

FITNAH WANITA

Hadist Rasulullah SAW

“Tidaklah kutinggalkan fitnah yang lebih berbahaya atas laki-laki daripada wanita.”

AURAT

Hadist Rasulullah SAW

“Wanita itu aurat. Apabila wanita keluar dari rumahnya, setan mengamatinya seraya berkata : Sungguh setiap kali engkau melewati seseorang, tentu ia kagum padamu.”

PENYANYI WANITA

Hadist Rasulullah SAW

“Barangsiapa duduk mendengarkan penyanyi wanita akan dituangkan timah cair di kedua telinganya pada hari kiamat.”

FITNAH PADA WANITA

Hadist Rasulullah SAW

“Tidaklah kutinggalkan sesudah aku wafat fitnah yang lebih berbahaya atas laki-laki daripada wanita. Sesungguhnya fitnah pertama bani israil dulunya terdapat pada kaum wanita.”

Hadist Rasulullah SAW

“Wanita mana saja yang melepas bajunya diluar rumah suaminya, maka ia pun telah melanggar tabir antara ia dan Allah azza wa jalla.”

Hadist Rasulullah SAW

“Wanita mana saja yang memakai wangi-wangian, kemudian keluar menuju suatu kaum supaya mereka mencium baunya, maka iapun berzina.”

WANITA YANG DILAKNAT

Hadist Rasulullah SAW

“Allah melaknat wanita yang menyambung rambutnya dengan rambut orang lain dan wanita yang minta perbuatan demikian, dan wanita yang membuat tato (dengan tusukan jarum) pada tangan dan wajahnya dan wanita yang minta diperbuat demikian untuk dirinya.” (HR. Bukhari-Muslim)

Hadist Rasulullah SAW

“Allah mengutuk wanita-wanita yang mentato (tangan dan mukanya) dan wanita yang minta ditatokan, dan yang mencukur alisnya, dan yang memasang gigi palsu untuk kecantikan dirinya dan yang mengubah ciptaan Allah.” (HR. Bukhari-Muslim)

Abdullah Ibnu Abbas ra. Telah berkata :

“Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai (perbuatan) laki-laki.”

Hadist Rasulullah SAW

“Allah melaknat wanita-wanita yang mencakar-cakar wajahnya,dan merobek-robek sakunya, serta menjerit-jerit dengan ucapan celaka.” (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)

WANITA YANG MENJADI PEMIMPIN

Hadist Rasulullah SAW :

“Allah melaknat kaum yang mengangkat wanita sebagai pemimpin mereka.”

Oke segitu aja, kalo ada tambahan, kotak komentar terbuka, jangan lupa 'join this site' sebelum pergi...

Thanks

Wednesday, July 17, 2013

Keuntungan bermain RPG

Assalamau'alaikum wr wb.
Sudah lama tidak update, sekarang EMOtion mau memberi info tentang keuntungan main game RPG. terutama yg tps atau third person view.
Maen game itu buruk? Bikin males?
Jilat ludahmu kalau kamu bilang begitu..
Game itu tidak sepenuhnya nggak bermanfaat. Jujur aja gua juga kesel kalo ada yg ngomong "main game itu ga ada guna nya".
Padahal coba lirik, rata2 mereka yg pinter dikelas, pasti main game.
Nah, salah 1 game yg bisa bantu jadi pinter, yaitu yg ber genre RPG atau role playing game.
Langsung aja, Check it out :
MANFAAT BERMAIN GAME RPG
1. Meningkatkan daya ingat.
Main game RPG, kalau mau membuka 1 pintu besar, kita harus cari jalan lewat ratusan pintu2 kecil. Jalannya ribet lagi, karna itu kita dituntut untuk mengingat jalur yg dilewati supaya tidak nyasar.
2. Mempercepat refleks berfikir.
COMBO. Ada 4 musuh, nggak bisa dilawan 1-1, pake apa lawanya? Ada combo. Kita dituntut untuk mengingat urutan tombol untuk combo, dan harus cepat pula refleks berfikir untuk menggunakannya.
3. Menambah IQ
Ada yg bilang, dengan mengingat detail2 dan petunjuk, kemudian menyusunnya untuk melewati 1 pintu, bisa merangsang pertumbuhan IQ.
4. Meningkatkan kreativitas.
Ada 10 combo bawaan dari game, dan seorang pemain dituntut untuk berinisiatif memodifikasi combo2 yg sudah ada supaya menjadi jauh lebih ampuh dan efdktif.
Oke, mungkin cuma segitu yang bisa dipikirkan, kurangnya mohon maaf.
Tolong tinggalkan komentar, agar EMOtion bisa lebih maju lagi, dan jangan lupa 'Join this site' di sebelah kanan.
Terima kasih atas kunjunganya.
Wassalamu'alaikum wr wb.

Saturday, July 13, 2013

Shinigami half Vampire chap.1

Chapter 1 : The Young Master and the Maid

17 July 2013

“aku pulang..” kata tuan muda Kurei sembari menutup pintu.
Rin menyambut kedantangan tuan muda nya.

“AAAHHHH!!” Rin berteriak begitu melihat keadaan tuan muda Kurei.
“a, apa yang terjadi tuan..??” tanya nya panik.
“ah, tidak apa-apa...” jawab tuan muda Kurei dengan santai.
Rin menggelengkan kepalanya.

“apa tuan terlibat perkelahian..??”
“tidak, tidak ada perkelahian, aku  bilang tidak apa-apa..”
“tidak,  tuan..”
Rin memeluk tuan muda Kurei sambil menangis.

“meeaaoww..”
Seekor kucing muncul dari balik tuan muda Kurei. Kucing itu mengelus-elus kaki Rin. Kucing itu kurus, bulu nya berantakan dan kotor penuh darah.

“ah...” Rin menyadari kucing yang mengelus kakinya.
“aku memungut kucing ini..” jelas tuan muda Kurei.
“kucing yang malang..”
Rin mengangkat kucing itu dan menggendongnya. Rin tersenyum melihat kucing mungil itu.

“sudah jangan menangis lagi..” tuan muda Kurei mengusap air mata Rin.
“iya tuan..” Rin tersenyum manis dengan kucing mungil dalam gendongannya.

Tuan muda Kurei tinggal di sebuah rumah mewah bergaya modern di tengah hutan. Satu-satunya yang menemani hanya Rin, pelayan pribadi nya yang setia.

Malam hari tiba, tuan muda Kurei dan Rin tinggal di tengah hutan, tanpa satu pun penjagaan.
“Rin, apa yang kau sediakan untuk makan malam..?”  tanya tuan muda Kurei yang dari tadi memperhatikan Rin di dapur.
“a, ah, mungkin spaghetti..?” jawab Rin.
“boleh juga, sini aku bantu” kata tuan muda Kurei yang langsung menggulung baju lengan panjangnya.
“jangan tuan, biar saya saja..” larang Rin.
“haha, kau tidak tau ya..?” tuan muda Kurei tersenyum kecil.
“ta, tau apa tuan..?”
Tuan muda Kurei mulai memasak dengan cekatan. Ia mengambil pasta, dan merebusnya. Sambil menunggu, ia mengolah bumbu tambahan yang lain.

“e, eh...” Rin terpaku melihat keahlian tuan muda Kurei memasak.
“kenapa diam saja?” tanya tuan muda Kurei sambil masih memotong-motong bawang.
“tu, tuan, itu bawang!!” teriak Rin.
“terus kenapa..?”
“Vampire kan lemah terhadap bawang..?!”
“ahaha.... aku lupa..” jawab tuan muda Kurei dengan santai.
“biar saya saja yang memasak tuan..”
Rin mendekat mencoba mengambil pisau dari tuan muda Kurei. Tapi tuan muda Kurei menghindar.

“sudah tidak apa-apa.. aku juga bisa masak..” kata tuan muda Kurei.
“tidak.. biar saya yang lakukan..”
Rin berusaha meraih pisau itu, namun tuan muda Kurei terus mengelak.

“BRUK”
Karna saling beradu tenaga, akhirnya mereka terjatuh.

“uugh..” Rin terjatuh di pangkuan tuan muda Kurei.
“ma, maaf tuan..”
Dengan sigap Rin langsung berdiri.

“ahaha...” tuan muda Kurei tertawa dengan santai.
“maaf..”
Rin tertunduk malu, wajahnya memerah.
“tahun 1978, peperangan pecah diantara kami, Vampire dengan Shinigami...”
“7 tahun perang itu berlangsung, dan berakhir tahun 1985, dimenangkan oleh mereka para Shinigami..”
“usai perang, mereka terus memburu Vampire yang tersisa...”
“karna itu lah kami membiarkan Kurei tinggal sendirian...”

Seorang wanita bercerita di sebuah ruang tamu yang hanya diterangi beberapa cahaya lilin yang redup. Terdapat 2 orang laki-laki dan  seorang wanita yang baru saja becerita di ruangan itu. Wanita itu bernama Hana Akuma, dan pria di sampingnya adalah Kei Akuma. Mereka tidak lain adalah orang tua dari tuan muda Kurei.

“tapi bukankah berbahaya membiarkan anak umur 16 tahun tinggal sendirian..?” tanya seorang laki-laki yang bertubuh besar, dengan janggut yang tipis sehabis dicukur.

“ia tidak sepenuhnya sendirian..” jawab Mistress Hana.
“ia ditemani pelayan pribadi nya.. seorang gadis seumurnya..” lanjut Master Kei.
“apa yang bisa dilakukan seorang gadis pelayan..? tanya laki-laki tadi.
“dia bukan gadis biasa..” jawab Master Kei.
“dia.... Shinigami..” lanjutnya.
“APA??!!!” laki-laki itu kaget,
“kau membiarkan anak mu tinggal dengan seorang Shinigami??!!” tanya nya lagi.
“jangan khawatir..” jawab master Ken dengan tenang.
“kami mengadopsi gadis itu dari panti asuhan sewaktu berumur 6 tahun, mereka menemukannya di hutan, sepertinya di tinggalkan orang tuanya..”  jelas Mistress Hana.
“tanda Shinigami kami temukan di punggunyna, tidak ada satu pun pengasuh di panti asuhan menyadari nya..” lanjutnya.
“begitu pun gadis itu sendiri, ia tidak menyadari sama sekali kalau dirinya adalah seorang Shinigami..” ujar Mistress Hana.
“lalu..?” tanya laki-laki itu lagi sembari meletakkan gelas kopi di meja tamu itu.
“saat umurnya 12 tahun, kami memberitahukan bahwa ia adalah seorang Shinigami, musuh abadi dari ras kami..” lanjut Mistress Hana.
“kami meminta nya menandatangani perjanjian ini dengan darah nya..” tambah Master Kei.
Master Kei menunjukkan kertas dengan bercak darah di bagian bawahnya, dan menyerahkannya ke laki-laki bertubuh besar itu.

“hmm..” laki-laki itu menerima dan membacanya.
“isinya menyatakan bahwa Rin Akuma, sebagai seorang Shinigami, akan menjadi bagian dari keluarga Akuma, dan akan melindungi keluarga Akuma sepanjang hidupnya, meliputi keturunannya, berkewajiban melindungi keluarga Akuma,  dan tidak akan berkhianat dengan alasan apapun..” jelas Master Kei.
“perjanjian yang menarik..” ujar laki-laki itu sembari mengelus dagunya yang baru dicukur.
“tapi kau tahu...” lanjut laki-laki itu.
“Shinigami tidak pernah bisa dipercaya...”
Wajah laki-laki itu terlihat serius menatap ke Mistress Hana dan Master Kei.




***

Wednesday, July 10, 2013

Virtual Novel

Virtual Novel - Shinigami Half Vampire

Apa lagi nih Virtual Novel..?
Novel yang bisa dibaca secara online, bukan dalam bentuk buku, cuma tulisannya aja.
Nggak perlu repot-repot bayar, download, dll. cukup kesini aja, liat kalau ada update chapter.
Ow, novel yang di sini karya sendiri, bukan ngetik novel orang..
Anyway, to the point, check out :

Shinigami Half Vampire

Prologue
12 December 1997
“oaaaa...”
“selamat nyonya, anda mempunyai bayi yang tampan..”
“syukurlah..” ucap sang ayah sembari menerima bayi dari perawat.
“siapa namanya..?” tanya dokter yang memimpin persalinan.
“Kurei...” jawab ibu si bayi.
“Kurei Akuma..” jelas sang ayah.
“nama yang bagus..” puji dokter.
“dia akan menjadi laki-laki yang kuat..” kata sang ayah.
“seperti ayah nya..” tambah ibu nya.
Anggota keluarga baru telah bergabung dalam keluarga itu.

16 years later.

“tuan muda Kirei, apa yang anda lakukan di tempat seperti ini..??” 
Tanya seorang gadis pelayan muda yang terkejut melihat tuan muda nya membaca sembari bersandar pada sebatang pohon di pekarangan rumah.

“ini bukan tempat yang aman tuan, mari saya antar kedalam..”
“tidak perlu Yui...” ujar tuan muda Kirei sembari terus membaca.
“tapi tuan..” gadis pelayan itu mendekat.
“sst...” tuan muda Kirei meletakkan telunjuk nya ke mulut Yui.
“aku sedang membaca.. jangan ribut..” kata nya dengan lembut.
Wajah Yui memerah.

“ba, baiklah tuan.. kalau begitu tolong izinkan saya mendampingi tuan muda Kirei..”
Tuan muda Kirei bergeser memberikan tempat kepada Yui untuk duduk disampingnya. 

“te, terima kasih tuan..” Yui duduk di tempat yang disediakan.
“hey Yui..”
“i, iya tuan..?”
“kenapa kau berhenti sekolah?” tanya tuan muda Kirei sambil terus membaca.
“e, eh..” Yui terkejut mendengar pertanyaan tiba-tiba itu.
“kau seharusnya sudah masuk sekolah menengah atas bukan..?”
“iya...”
“biaya sekolah mu sudah ditanggung oleh orang tua ku..”
“i, iya..”
“lalu apa yang membawamu menjadi pelayan pribadi ku..?”
Tuan muda Kurei menutup bukunya. Pandangannya lurus menatap mata Yui.

“sa, saya...” wajah Yui memerah.
“hm..?”
“saya ingin selalu berada di dekat tuan muda Kirei!!”
Wajah Yui merah seakan ingin meledak.

“pfft..” tuan muda Kirei tertawa kecil.
“a, apa ada yang lucu tuan..??” wajah Yui makin memerah melihat reaksi tuan muda nya.
“Yui.....”
Tuan muda Kirei meletakkan bukunya, dan mengusap kepala Yui. Ia tersenyum.

“tu, tuan...” 
Wajah Yui memerah mencapai puncaknya. 

“terima kasih sudah menemaniku..” ucap tuan muda Kirei.
“......” Yui terdiam.
Tuan muda Kirei bangkit dan berjalan meninggalkan Yui yang masih terpaku.


Allright, masih prologue nya aja, chapter 1 nya masih dalam proses pengerjaan, berhubung lagi puasa jadi stok imajinasi terbatas, kalau malem nya teraweh, jadi susah nyari waktu nyelip buat nulis.
Segitu aja dulu, update selanjutnya datang beberapa hari lagi, kunjungin aja terus EMOtion Inside.

1 lagi, EMOtion Inside mengucapkan, 
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1434 H