Friday, July 26, 2013

I better walk behind you

Virtual Novel  - My Baka Girlfriend


I better walk behind you

30 June 2013, 5.30 PM, Ryuzaki Irill
To : Hanako, Rinku

Nanti  malam ada yang mau makan? Aku rasa perasaanku sudah mulai membaik...

Beberapa hari menenangkan diri membuat perasaanku lebih baik. Tapi perasaanku tidak pernah lebih baik daripada saat aku bersama Hanako. Walaupun hidupku penuh dengan masalah, tapi jika aku berada di sampingnya, entah mengapa rasanya semua masalah itu bisa ku hadapi.

Malam ini aku mengajak Hanako dan Rinku makan malam bersama. Aku yang meneraktir mereka. 

“BOOM HEADTSHOT!!” 
Nada pemberitahuan handphone ku terdengar. Aku beralih dari komputer ku sejenak, melihat pesan yang masuk.

From : Hanako

Iya, aku dijemput? Atau naik bus?”

Hanako mambalas pesan ku lebih dulu.

To : Hanako

Nanti aku kerumah mu..

Balasku.

Aku kembali ke komputer ku. Beberapa hari ini aku menenangkan diri dengan bermain game. Beberapa orang tidak mengetahui manfaatnya, sehingga mereka menilai dengan sebelah mata.

Setelah 2 jam bermain, aku melihat ke jam dinding di kamarku menunjukkan pukul 4.30 sore. Aku bergegas beranjak dari komputer dan bersiap-siap pergi makan malam.

Tepat pukul 5, aku berangkat ke rumah Hanako. Aku meminta Lierre mengantarku dengan mobil.

Sampai di rumah Hanako, aku menyuruh Lierre pulang. 

Beberapa menit menunggu, Hanako keluar dari rumah. Seperti biasa, kecantikkannya tidak pernah berkurang di mata ku. Tak peduli setebal apapun ia menggunakan make up, atau tanpa make up sama sekali, aku tetap menganggapnya Hanako ku.

“heyy..”
Hanako melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.

“eh, apa..?” tanya ku yang baru tersadar dari pesona kecantikan Hanako.
“kamu kenapa melamun..?”
“nggak apa-apa..” jawabku.
“bohong..” kata nya.
“memang..” 
I better walk behind you

30 June 2013, 5.30 PM, Ryuzaki Irill
To : Hanako, Rinku

Nanti  malam ada yang mau makan? Aku rasa perasaanku sudah mulai membaik...

Beberapa hari menenangkan diri membuat perasaanku lebih baik. Tapi perasaanku tidak pernah lebih baik daripada saat aku bersama Hanako. Walaupun hidupku penuh dengan masalah, tapi jika aku berada di sampingnya, entah mengapa rasanya semua masalah itu bisa ku hadapi.

Malam ini aku mengajak Hanako dan Rinku makan malam bersama. Aku yang meneraktir mereka. 

“BOOM HEADTSHOT!!” 
Nada pemberitahuan handphone ku terdengar. Aku beralih dari komputer ku sejenak, melihat pesan yang masuk.

From : Hanako

Iya, aku dijemput? Atau naik bus?”

Hanako mambalas pesan ku lebih dulu.

To : Hanako

Nanti aku kerumah mu..

Balasku.

Aku kembali ke komputer ku. Beberapa hari ini aku menenangkan diri dengan bermain game. Beberapa orang tidak mengetahui manfaatnya, sehingga mereka menilai dengan sebelah mata.

Setelah 2 jam bermain, aku melihat ke jam dinding di kamarku menunjukkan pukul 4.30 sore. Aku bergegas beranjak dari komputer dan bersiap-siap pergi makan malam.

Tepat pukul 5, aku berangkat ke rumah Hanako. Aku meminta Lierre mengantarku dengan mobil.

Sampai di rumah Hanako, aku menyuruh Lierre pulang. 

Beberapa menit menunggu, Hanako keluar dari rumah. Seperti biasa, kecantikkannya tidak pernah berkurang di mata ku. Tak peduli setebal apapun ia menggunakan make up, atau tanpa make up sama sekali, aku tetap menganggapnya Hanako ku.

“heyy..”
Hanako melambai-lambaikan tangannya di depan wajahku.

“eh, apa..?” tanya ku yang baru tersadar dari pesona kecantikan Hanako.
“kamu kenapa melamun..?”
“nggak apa-apa..” jawabku.
“bohong..” kata nya.
“memang..” 
“tuh kan, apa sih..?” tanya nya penasaran.
“kamu cantik.......” ujarku.
“cup”
Aku mencium kening Hanako. Wajahnya memerah.

“su, sudah ayo kita berangkat...” kata nya sambil mendorongku.
“iya...” sahut ku.

Kami berangkat ke tempat makan yang dijanjikan sebelumnya dengan berjalan kaki. Karna memang tempatnya tidak jauh dari rumah Hanako.

“Rinku sudah sampai belum..?” tanya Hanako.
“mana aku tau..” jawabku.

“BOOM HEADSHOT!!” handphone ku berbunyi.
“nah, itu mungkin pesan dari Rinku..” ujar Hanako.
Aku melihat pesan yang masuk di handphone ku.

From : Rinku

Kau dan Hanako dimana? Lama sekali..
Aku sudah di pintu masuk..

“iya dari Rinku..” jawabku.
“apa katanya..?”
“dia sudah sampai..”
“kalau begitu ayo..”
Hanako berlari mendahuluiku.

Kami sampai di tempat yang dituju, Cafe Ovalline. Rinku melambai pada kami, Hanako membalas lambaian tangannya, dan langsung berlari menghampiri Rinku.

“lama sekali..” sahut Rinku begitu aku tiba.
“maaf, kau saja yang terburu-buru, kan aku janji malam hari, ini masih pukul 6, sore hari..” jawabku.
“alasan..” balasnya.
“sudah-sudah, ayo kita makan, aku lapar..” sahut Hanako sembari mendorong ku ke pintu masuk.

Hanako duduk di sampingku, sementara Rinku berhadapan denganku. Aku duduk di pinggir samping jendela, tempat yang paling aku suka.

“nah... ini dia..” seru Hanako ketika pesanan kami datang.
Rinku memesan Omelette  dan Avocado Juice . Hanako memesan Spaghetti dan Strawberry Juice . Sementara aku memesan Apple Pancake dan Avocado Juice.


“habis makan nanti kita ke taman ya..?” usul Hanako.
“boleh..” jawabku.
Aku melirik  Rinku, ia mengangguk sambil menikmati Avocado Juice nya.

Selesai makan, kami berjalan ke taman yang jaraknya hanya beberapa meter dari tempat kami makan.

Hanako dan Rinku berjalan di depanku. Aku berjalan dibelakang mereka, menjaga jarak yang tidak terlalu jauh.

Aku teringat 3 minggu yang lalu, saat kami berempat berlibur ke jakarta. Waktu itu masih ada Ken bersama kami. Tapi setelah liburan itu ia menghilang entah kemana, tanpa meninggalkan informasi apapun.

to be continued to I better walk behind you part 2

Thursday, July 25, 2013

Kissu? part 2

Virtual Novel - My Baka Girlfriend


Kissu? part 2

28 December 2012.
“drrt... drrt..” handphone ku bergetar.
Aku membaca pesan yang masuk.



From : Ryuzaki<3

Bisa ke danau kemarin..? aku menunggu.

“ada apa ya..” gumamku.
“apa dia mau minta maaf lagi karna sudah menciumku..?”
Tanpa banyak pertimbangan, aku menurut saja.

Sampai di danau itu, aku melihat Ryu duduk di rerumputan. Di depannya berjajar beberapa origami angsa yang kuminta kemarin.

“a, apaan ini..?” tanya ku.
“ini yang kamu minta.. semuanya 100 kok..” jawabnya.
“kok bentuknya jelek sih??” bentakku.
“maaf.....” Ryu menunduk.
“aku baru belajar membuatnya semalam.. dan aku berusaha semalaman membuat 100 buah...” jelasnya.
“kamu tidak tidur??”
Ryu menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat lelah sekali, mata nya merah. Ia bersungguh-sungguh mengerjakan origami semalaman, bahkan tanpa tidur.

“hiks...” aku menangis.
“lho? Kok malah nangis? Ini udah 100 kok, kamu coba hitung saja..” ujar Ryu.
“ihik...”
Aku jatuh terduduk. Aku benar-benar tidak menyangka Ryu menanggapinya se serius itu. Dan aku benar-benar merasa bersalah karna membuatnya kelelahan.

“kenapa menangis?” tanya Ryu.
“kenapa kamu kerjakan semalaman?!!!! Kan aku kasih waktu 3 hari!!!!!” bentakku.
“itu karna......”
“KARNA APA???!!!!” jerit ku.
“karna aku tidak kuat kalau harus menunggu 3 hari untuk bisa dicintai kamu lagi... karna itu aku buat semalaman... agar aku tidak perlu berlama-lama dibenci oleh mu...” jelasnya.
Aku terdiam. Tidak mampu berkata apa-apa. Aku hanya menangis mendengar penjelasan Ryu.
Aku betul-betul merasa bersalah karna memarahinya kemarin. Aku tidak pernah mengira rasa cinta nya padaku begitu besar. 

Tubuhku lemas, tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya menangis.

“sudah jangan menangis lagi...”
Ryu memelukku. Perasaanku makin tidak karuan.

“kau memaafkanku..?” tanya nya.
“hmm..” aku jawab dengan anggukan.
Aku memeluknya erat. Sambil tetap menangis dalam pelukkannya.

“maafkan aku..” ucapku.
“kenapa kamu minta maaf?”
“aku tidak tau.... kamu begitu cinta padaku...”
“hmph...”
Ryu melepaskan pelukkannya. Aku merasa salah bicara, karna takut ia marah.

“cup”
Ryu menciumku, lagi. Tapi kali ini aku tidak memarahinya. Aku tau Ryu tidak akan meninggalkanku, ia akan selalu berada di sampingku.

“Ryu! Kamu apakan Hanako??” teriak Rinku.
“kamu tidak lihat aku menciumnya?” balas Ryu.
“itu kan ciuman pertama Hanako!!!” balas Rinku.
“ada apa...?” tanyaku.
“eh, kamu sudah sadar..” kata Ryu sambil melirik kearahku.
“HANAKO!!!!” teriak Rinku histeris.
Rinku memelukku.
“Ryu ini jahat  sekali ya..” katanya.
“ha...?” aku keheranan.
Ryu melirik kearahku. Bukan tatapan yang penuh cinta seperti sebelumnya, tapi tatapan yang datar tanpa perasaan. Untuk pertama kalinya aku berani menatap kembali mata Ryu. Padahal aku tau hatinya sedang penuh dengan kemarahan. Tapi entah kenapa aku berani menatap balik matanya.

27 June 2013
“drrrrt.. drrrrt...” handphone ku bergetar.
Aku beralih dari laptop ku, mengambil handphone dan membaca pesan yang baru saja masuk.

From : Ryuzaki<3

Temui aku di danau waktu itu, jangan terlambat, aku menunggu.

“danau..?” ucapku.
Aku mengingat ingat kembali danau tempat kami berkencan dulu.

“mau apa dia di sana..?” gumamku.
Tanpa banyak berfikir, aku mengganti pakaianku dan bergegas menuju danau yang dimaksud.

Danau itu tidak begitu jauh dari rumahku,  bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Begitu aku sampai di danau, sepi sekali, tidak ada orang disana. Angin bertiup agak kencang menerbangkan dedaunan yang berserakkan di tanah.

“hmph...”
Aku mendengar suara Ryu. Aku mencari ke asal suara, walaupun kecil terdengar, tapi aku yakin itu Ryu.

Aku melihatnya duduk di pinggir danau. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun, pandangannya kosong. Bahkan aku bisa melihat bayangan air kolam di bola matanya.

“Ryu...” aku menghampirinya.
“hm..”
“ada apa kamu menyuruhku kesini..?” tanyaku.
“tidak apa-apa..” jawabnya datar.
“kamu kenapa..?” tanyaku  lagi.
“putus asa...”
“maaf..” ucapku pelan.
“ tidak perlu...”
“kenapa..?”
“tidak ada gunanya..”
“pluk” Ryu melempar batu ke danau.

Pikiranku berputar kesana kemari tidak karuan. Rasa bersalah dan sedih tercampur menjadi satu. 

Aku memandangi Ryu, raut wajahnya seolah tidak terjadi apa-apa. Ia mencoba menyembunyikan semua masalahnya dari semua orang. Tapi ia tidak bisa menyembunyikannya dari ku.
“Rinku bisa menemanimu di sekolah nanti..” ujarku.
“aku tidak perlu teman..” jawba Ryu.
“lalu kenapa kamu marah kalau kamu tidak perlu teman..?”

Ryu menoleh kearahku. Pandangannya datar kearah mata ku. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya. Tapi aku tau seperti apa perasaannya. Mungkin ini pertama kalinya aku mengerti perasaannya.

“gyut”
Ryu memelukku. Aku balas memeluknya.

“aku tidak perlu teman... karna aku punya kamu...” ujarnya.
Pelukkanku makin erat.

“hiks... maaf...” aku mulai menangis di peluknya.
“kamu harus pindah secepat mungkin...” kata nya.
“iya... aku akan berusaha agar bisa pantas berdiri di sebelahmu...”
“tunggu aku...” ucapku.
“ya....” jawabnya.
Ryu melepaskan perlukannya. Aku bisa melihat matanya berkaca-kaca. Sepertinya ia sudah tidak bisa lagi menyembunyikan masalahnya.

“cup”
Ryu menciumku yang masih menangis. Aku tidak menolaknya. Untuk pertama kalinya aku bisa mengerti perasaan Ryu. Dan untuk pertama kali aku bahagia diciumnya.




===

to be continued to I better walk behind you

Wednesday, July 24, 2013

Kissu?

Virtual Novel - My Baka Girlfriend


Allright, sebelum ke cerita, quick notice dulu..
untuk karakter "Sacchi" itu namanya diganti jadi "Hanako". Untuk chapter ini namanya jadi "Hanako Hiranai'.
Oke segitu aja, thanks perhatiannya.

Kissu? part 1

25 June 2013, 12.40 PM, Hanako Hiranai.
“cup”
Ryu menciumku. Ini memang bukan ciuman pertama kami. Tapi jantungku berdebar kencang, kepalaku pusing, aku teringat kembali waktu ciuman pertama kami.

27 December 2012.
“Kamu mau ke Jakarta??” tanya ku histeris.
“iya” jawab Ryu dengan santai sambil bersandar di bangku taman.

Kami sedang berkencan. Aku menyarankan di danau dekat rumah ku, tidak banyak orang disana, dan pemandangannya bagus.

“terus aku ngapain di sini kalau tidak ada kamu??” tanyaku lagi.
“ya banyak kegiatan yang bisa kamu lakukan, asal jangan berenang..”
“ihh, kenapa tidak boleh berenang? Aku kan suka berenang..!!” protes ku.
“kalau kamu pacarku, kamu tidak boleh berenang..” jawab Ryu sambil tersenyum kecil.
Mata nya menatap lurus kearahku. Aku tidak pernah menatap balik mata Ryu. Entah kenapa aku tidak pernah berani manatap matanya. Wajahnya makin mendekat ke wajahku. Tatapan matanya tidak beralih dari mataku.

“cup”
Ryu menciumku. Jantungku berdebar, wajahku memerah hingga puncaknya. Aku bisa mendorongnya, tapi entah kenapa aku tidak mau mendorongnya. Mataku terpejam.

“ahh..”
Ryu menghentikan ciumannya.

“ke, kenapa..?” tanyaku.
“apa?” tanya Ryu seolah tidak ada yang terjadi. 
“itu ciuman pertamaku.....” ujarku pelan, mataku berkaca-kaca, wajahku memerah.
“ya, aku tau...” jawabnya.
“lalu kenapa kamu menciumku..?” tanyaku lagi.
“itu karna.......”
Ryu tidak melanjutkan kata-kata nya. Ia memelukku. Wajahku memerah lagi.

“aku tidak ingin pacarku tersayang dicium laki-laki lain selama aku pergi.....” lanjutnya.
“itu tidak bisa menjadi alasan...” jawabku.
“lalu..?” tanya Ryu.
“kenapa kamu menciumku...? itu ciuman pertamaku... dan hanya akan aku berikan pada pendamping hidupku... hiks..” aku menitikkan air mata.
“ma, maaf...”
“tidak mau!!” bentakku.
“apa yang bisa kulakukan..? aku akan lakukan apapun...” kata nya.
“hiks...” 
Aku menangis. Sambil berfikir bagaimana cara agar Ryu bisa mengobati sakit hati ku. 

Aku melihat keluarga angsa sedang berenang di tengah danau. Dan sebuah ide muncul di kepala ku.

“kalau mau ku maafkan..” ucapku.
“apa?” tanya Ryu penasaran.
“kamu harus..... membuat origami seperti angsa-angsa itu...” ujarku.
“ha? Itu saja..?”
“100 buah.... dan aku mau dalam waktu 3 hari!!” lanjutku.
“e, eh..?? aku bahkan tidak tau cara membuatnya??” kata Ryu.
“aku tidak mau tau, daah..”
Aku berdiri dan pergi meninggalkan Ryu di sana.

to be continued to Kissu? part 2