Virtual novel - Kilanait
Kilanait : Prolouge
"Cih, ginjalnya kena." decih seorang pemuda dengan topeng sebatas mata berwarna hitam serta topeng ski yang menutupi wajahnya."Hah? Kena? Lu gimana sih, harusnya lu hati-hati dong!" kesal seorang pemuda bertopeng ski.
"Gimana hatinya?" tanya seorang gadis dengan topeng yang menyerupai kupu-kupu berwana putih dengan tenang.
"Gak kena sih, cuma ada kerusakan sedikit. Hm, mungkin karna dia suka minum-minum?" tanya sang pemuda bertopeng hitam entah pada siapa.
"Kalau gitu kita cuma bisa dapet sekitar US$ 130.000 sampai US$ 145.000 doang dong?" tanya pemuda bertopeng ski.
"Segitu juga cukup untuk dibagi berdua." kata sang gadis.
"Tu-tunggu! Berdua?! Gue enggak?!" teriakan panik terdengar dari pemuda bertopeng hitam.
"Gak usah! Lu kan udah ngerusak organ yang harga jualnya paling tinggi." kata pemuda bertopeng ski sarkastis.
"Oh, ayolah. Gue janji lain kali gue bakal hati-hati." kata pemuda bertopeng hitam memohon.
Sang gadis tampak menimang-nimang sebentar sementara sang pemuda bertopeng ski memasukan hati kedalam sebuah box pendingin agar tetap bisa digunakan untuk beberapa jam kedepan. Pemuda bertopeng hitam yang mengajukan janji agak sedikit takut dengan keputusan yang akan dikeluarkan sang ketua.
"Kalau kamu bisa ngasih aku tengkorak lengkap dengan giginya mungkin aku bakal ngasih kamu US$ 1000." sebuah keputusan keluar dari bibir tipis sang gadis.
"Teng-ko-rak? Gimana motongnya?" tanya sang pemuda bertopeng hitam kaget.
"Itu sih terserah kamu. Aku mau pulang duluan, capek. Sisanya kalian yang urus ya. Bye." kata sang gadis a.k.a ketua mengundurkan diri.
"Mau dapet jatah gak? Kalau mau buruan. Bentar lagi gue mau ke tempat transaksi nih!" kata pemuda bertopeng ski tak sabaran.
"Terus yang bersihin 'sampah'nya gue gitu?!"
"Iya. Udah buruan, gue tinggal nih!"
"Iya, iya bentar." kata sang pemuda bertopeng hitam mengalah.
Setelah mendapatkan bagian tengkorak, pemuda bertopeng hitam langsung menyerahkannya kepada rekannnya untuk diuangkan.
"Hah, tinggal bersih-bersih habis itu pulang deh!" kata pemuda bertopeng hitam tampak lelah. "Ah dasar, mentang-mentang ketua dia bisa nyantai-nyantai dan dapet duit paling banyak gitu?! Sial! Padahal gue udah janji mau traktir bocah-bocah di sekolah besok. Hah, dunia memang kejam."
Usai menyelesaikan tugasnya ia langsung pulang ke rumah tak lupa berganti pakaian dari kaos hitam dan jubah hitam serta celana hitam menjadi kaos berwarna hijau dan celana coklat selutut -pakaian yang dikenakannya sebelum beraksi.
.
.
.
Hai! Aku balik lagi dengan cerita baru~ Kali ini dengan tema crime (mungkin). Hope you like it! :D
No comments:
Post a Comment