Wednesday, June 4, 2014

Killing God

Virtual Novel : Killing God

Killing God BAB 1 : Rise and Shine

“hah? Saya bu..??” Felix setengah berteriak di dalam perpustakaan. Namun begitu menyadari sekelilingnya, ia kembali mengecilkan volume suaranya.
“saya tidak bisa bu, kan masih banyak yang lain yang lebih pintar..” ujar Felix
“ibu sudah analisa, yang lain sudah direkrut pelajaran lain, jadi tinggal kamu berdua yang bisa ikut mewakili dari kelas A”
“yah, tapi saya kan tidak begitu bagus dalam sains..”
“sudah tidak apa-apa, makanya kita sama-sama belajar untuk mempersiapkan diri”
“yaah, yasudah apa boleh buat..” ujar Felix kecewa.
Felix keluar dari perpustakaan dengan perasaan kecewa. Tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya, ia berjalan menuju kelasnya.
Sampai di depan pintu kelas, tiba-tiba bel istirahat berbunyi. Felix membuka pintu, dan beberapa temannya berdiri di hadapannya, hendak keluar menuju kantin.
“gimana?” tanya Zaky melihat Felix berdiri di depan kelas dengan wajah murung.
“ya nggak gimana-gimana” jawab Felix.
“mau ikut ke kantin nggak?” tanya Zaky lagi sembari melangkah keluar kelas menyusul teman-temannya yang lain yang sudah lebih dulu berjalan ke kantin.
“nanti, lu duluan aja”
“ok” Zaky meninggalkan Felix.
Felix duduk di bangkunya dengan wajah yang masih murung dan perasaan kecewa.
Melihat pacarnya yang tidak seperti biasanya, Anggie mendekati Felix, dan duduk disebelahnya.
“kenapa wajahmu sedih begitu?” tanya Anggie.
“nggak apa-apa sih..” jawab Felix.
“jujurlah…” ucap Anggie mengetahui Felix tengah berbohong.
“aku nggak diizinkan mengundurkan diri” ujar Felix.
“ooh, sains?”
“iya..”
“baguslah, aku akan menyemangatimu”
“bagus? Aku tidak pernah berharap untuk ikut berpartisipasi dalam hal ini” ujar Felix dengan nada suara meninggi.
“tapi kan paling tidak kamu bisa membuat orang tuamu bangga, walaupun tidak menang” Anggie mencoba menenangkan Felix.
“fuuuh… yasudahlah..” Felix menarik nafas panjang dan membenturkan kepalanya ke meja.
“hei, jangan begitu ah!” seru Anggie.
“tidak, tidak apa-apa, bangunkan aku kalau sudah hari kiamat..”
“jangan bicara begitu!” Anggie mulai kesal.
“…..” Felix tidak menjawab apa-apa lagi, ia tertidur.


“hoy, bangun, sudah bel masuk” suara Zaky terdengar samar-samar. Felix membuka matanya perlahan, dan memperhatikan sekelilingnya.
“kok bisa lu tidur di sekolah?” tanya Zaky begitu Felix sepenuhnya bangun dari mimpi.
“nggak tau..” Felix kembali membenamkan kepalanya dibalik lipatan tangannya di meja begitu menyadari belum ada guru yang masuk.
“pelajaran apa sekarang?” tanya Felix.
“matematika” jawab Zaky.
“sial, guru killer itu” ucap Felix.
“yah sudahlah, nikmati saja” kata Zaky santai.
“mana bisa dinikmati”
“kalau lu berfikir soal keputusasaan terus, mana bisa menikmati hidup”
“yah, hidup gua penuh keputusasaan, mau gimana lagi” Felix mengangkat kepalanya dan meregangkan tubuhnya selayaknya orang yang baru bangun dari tidur.
“ya baguslah kalau begitu” ucap Zaky. 
Tak lama, terdengar suara ketukkan di pintu kelas.
“permisi” ucap seseorang dari luar.
“masuk” jawab beberapa siswa dari dalam dengan serempak.
Pintu dibuka, terlihat 2 orang siswi dari kelas sebelah melangkah masuk. Tidak lebih dari 1 langkah dari pintu, mereka segan untuk masuk lebih dalam.
“ada apa?” tanya ketua kelas A sembari berjalan menghampiri mereka.
“ini, Pak Jhonny nggak bisa masuk, ada tugas” jawab salah satunya.
“yes!” ucap Felix mendengar kabar tersebut.
“ooh, iya makasih” balas ketua kelas.
“iya..” mereka melangkah keluar dan menutup pintu.
Setelah kedua orang itu pergi, ketua kelas berbalik dan melangkah ke depan papan tulis.
“hey, ada tugas dari Pak Jhonny, kerjakan latihan 5.6 di halaman 21!” seru ketua kelas.
“ditulis saja di papan tulis” sahut seseorang.
“yasudah, Rena tolong tuliskan di papan tulis” ketua kelas meletakkan kertas catatan itu di atas meja guru. Rena mengambilnya dan mulai menulis di papan tulis.
“yah, dia nggak masuk tapi masih meninggalkan tugas” kata Zaky.
“setidaknya ini lebih baik daripada dia masuk dan member tugas” sahut Felix.
“sudahlah, ayo kerjakan tugasnya” Zaky mengeluarkan buku cetak dan buku tulisnya.
“lu yang kerjakan, nanti gua liat. Gua mau tidur lagi. Tadi lu ganggu tidur gua” Felix membenamkan kepalanya kembali.
“haah, dasar pemalas..” Zaky meletakkan bukunya, dan memperhatikan Felix yang tengah tertidur.
“oh ya!” serunya ketika sebuah ide melintas di pikirannya.
Zaky bangkit dari tempat duduknya, dan menghampiri Anggie yang tengah mengerjakan tugas yang baru saja diberikan.
“Anggie, bisa minta tolong?” tanya nya.
“minta tolong apa?” tanya Anggi balik.
“tolong bangunkan cowok lu, dia nggak mau mengerjakan tugas” ujar Zaky.
“aduh, dasar pemalas..” Anggie meletakkan pena nya, dan menghampiri Felix yang tengah tertidur.
“bangun Felix, kerjakan tugas!” seru Anggie sembari menjambak rambut Felix.
“aaahh.. aduduh… iya-iya aku kerjakan..” Felix meringis kesakitan.
“sini kerjakan bersamaku, biar kamu nggak tidur lagi” Anggie menarik lengan Felix ke tempat duduknya.
“haah.. dasar KDRT..” Zaky menggelengkan kepala melihat kejadian itu.


No comments:

Post a Comment