Virtual Novel - My Baka Girlfriend
Kissu? part 2
28 December 2012.
“drrt... drrt..” handphone ku bergetar.
Aku membaca pesan yang masuk.
From : Ryuzaki<3
Bisa ke danau kemarin..? aku menunggu.
“ada apa ya..” gumamku.
“apa dia mau minta maaf lagi karna sudah menciumku..?”
Tanpa banyak pertimbangan, aku menurut saja.
Sampai di danau itu, aku melihat Ryu duduk di rerumputan. Di depannya berjajar beberapa origami angsa yang kuminta kemarin.
“a, apaan ini..?” tanya ku.
“ini yang kamu minta.. semuanya 100 kok..” jawabnya.
“kok bentuknya jelek sih??” bentakku.
“maaf.....” Ryu menunduk.
“aku baru belajar membuatnya semalam.. dan aku berusaha semalaman membuat 100 buah...” jelasnya.
“kamu tidak tidur??”
Ryu menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat lelah sekali, mata nya merah. Ia bersungguh-sungguh mengerjakan origami semalaman, bahkan tanpa tidur.
“hiks...” aku menangis.
“lho? Kok malah nangis? Ini udah 100 kok, kamu coba hitung saja..” ujar Ryu.
“ihik...”
Aku jatuh terduduk. Aku benar-benar tidak menyangka Ryu menanggapinya se serius itu. Dan aku benar-benar merasa bersalah karna membuatnya kelelahan.
“kenapa menangis?” tanya Ryu.
“kenapa kamu kerjakan semalaman?!!!! Kan aku kasih waktu 3 hari!!!!!” bentakku.
“itu karna......”
“KARNA APA???!!!!” jerit ku.
“karna aku tidak kuat kalau harus menunggu 3 hari untuk bisa dicintai kamu lagi... karna itu aku buat semalaman... agar aku tidak perlu berlama-lama dibenci oleh mu...” jelasnya.
Aku terdiam. Tidak mampu berkata apa-apa. Aku hanya menangis mendengar penjelasan Ryu.
Aku betul-betul merasa bersalah karna memarahinya kemarin. Aku tidak pernah mengira rasa cinta nya padaku begitu besar.
Tubuhku lemas, tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya menangis.
“sudah jangan menangis lagi...”
Ryu memelukku. Perasaanku makin tidak karuan.
“kau memaafkanku..?” tanya nya.
“hmm..” aku jawab dengan anggukan.
Aku memeluknya erat. Sambil tetap menangis dalam pelukkannya.
“maafkan aku..” ucapku.
“kenapa kamu minta maaf?”
“aku tidak tau.... kamu begitu cinta padaku...”
“hmph...”
Ryu melepaskan pelukkannya. Aku merasa salah bicara, karna takut ia marah.
“cup”
Ryu menciumku, lagi. Tapi kali ini aku tidak memarahinya. Aku tau Ryu tidak akan meninggalkanku, ia akan selalu berada di sampingku.
“Ryu! Kamu apakan Hanako??” teriak Rinku.
“kamu tidak lihat aku menciumnya?” balas Ryu.
“itu kan ciuman pertama Hanako!!!” balas Rinku.
“ada apa...?” tanyaku.
“eh, kamu sudah sadar..” kata Ryu sambil melirik kearahku.
“HANAKO!!!!” teriak Rinku histeris.
Rinku memelukku.
“Ryu ini jahat sekali ya..” katanya.
“ha...?” aku keheranan.
Ryu melirik kearahku. Bukan tatapan yang penuh cinta seperti sebelumnya, tapi tatapan yang datar tanpa perasaan. Untuk pertama kalinya aku berani menatap kembali mata Ryu. Padahal aku tau hatinya sedang penuh dengan kemarahan. Tapi entah kenapa aku berani menatap balik matanya.
27 June 2013
“drrrrt.. drrrrt...” handphone ku bergetar.
Aku beralih dari laptop ku, mengambil handphone dan membaca pesan yang baru saja masuk.
From : Ryuzaki<3
Temui aku di danau waktu itu, jangan terlambat, aku menunggu.
“danau..?” ucapku.
Aku mengingat ingat kembali danau tempat kami berkencan dulu.
“mau apa dia di sana..?” gumamku.
Tanpa banyak berfikir, aku mengganti pakaianku dan bergegas menuju danau yang dimaksud.
Danau itu tidak begitu jauh dari rumahku, bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Begitu aku sampai di danau, sepi sekali, tidak ada orang disana. Angin bertiup agak kencang menerbangkan dedaunan yang berserakkan di tanah.
“hmph...”
Aku mendengar suara Ryu. Aku mencari ke asal suara, walaupun kecil terdengar, tapi aku yakin itu Ryu.
Aku melihatnya duduk di pinggir danau. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun, pandangannya kosong. Bahkan aku bisa melihat bayangan air kolam di bola matanya.
“Ryu...” aku menghampirinya.
“hm..”
“ada apa kamu menyuruhku kesini..?” tanyaku.
“tidak apa-apa..” jawabnya datar.
“kamu kenapa..?” tanyaku lagi.
“putus asa...”
“maaf..” ucapku pelan.
“ tidak perlu...”
“kenapa..?”
“tidak ada gunanya..”
“pluk” Ryu melempar batu ke danau.
Pikiranku berputar kesana kemari tidak karuan. Rasa bersalah dan sedih tercampur menjadi satu.
Aku memandangi Ryu, raut wajahnya seolah tidak terjadi apa-apa. Ia mencoba menyembunyikan semua masalahnya dari semua orang. Tapi ia tidak bisa menyembunyikannya dari ku.
“Rinku bisa menemanimu di sekolah nanti..” ujarku.
“aku tidak perlu teman..” jawba Ryu.
“lalu kenapa kamu marah kalau kamu tidak perlu teman..?”
Ryu menoleh kearahku. Pandangannya datar kearah mata ku. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya. Tapi aku tau seperti apa perasaannya. Mungkin ini pertama kalinya aku mengerti perasaannya.
“gyut”
Ryu memelukku. Aku balas memeluknya.
“aku tidak perlu teman... karna aku punya kamu...” ujarnya.
Pelukkanku makin erat.
“hiks... maaf...” aku mulai menangis di peluknya.
“kamu harus pindah secepat mungkin...” kata nya.
“iya... aku akan berusaha agar bisa pantas berdiri di sebelahmu...”
“tunggu aku...” ucapku.
“ya....” jawabnya.
Ryu melepaskan perlukannya. Aku bisa melihat matanya berkaca-kaca. Sepertinya ia sudah tidak bisa lagi menyembunyikan masalahnya.
“cup”
Ryu menciumku yang masih menangis. Aku tidak menolaknya. Untuk pertama kalinya aku bisa mengerti perasaan Ryu. Dan untuk pertama kali aku bahagia diciumnya.