Thursday, July 25, 2013

Kissu? part 2

Virtual Novel - My Baka Girlfriend


Kissu? part 2

28 December 2012.
“drrt... drrt..” handphone ku bergetar.
Aku membaca pesan yang masuk.



From : Ryuzaki<3

Bisa ke danau kemarin..? aku menunggu.

“ada apa ya..” gumamku.
“apa dia mau minta maaf lagi karna sudah menciumku..?”
Tanpa banyak pertimbangan, aku menurut saja.

Sampai di danau itu, aku melihat Ryu duduk di rerumputan. Di depannya berjajar beberapa origami angsa yang kuminta kemarin.

“a, apaan ini..?” tanya ku.
“ini yang kamu minta.. semuanya 100 kok..” jawabnya.
“kok bentuknya jelek sih??” bentakku.
“maaf.....” Ryu menunduk.
“aku baru belajar membuatnya semalam.. dan aku berusaha semalaman membuat 100 buah...” jelasnya.
“kamu tidak tidur??”
Ryu menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat lelah sekali, mata nya merah. Ia bersungguh-sungguh mengerjakan origami semalaman, bahkan tanpa tidur.

“hiks...” aku menangis.
“lho? Kok malah nangis? Ini udah 100 kok, kamu coba hitung saja..” ujar Ryu.
“ihik...”
Aku jatuh terduduk. Aku benar-benar tidak menyangka Ryu menanggapinya se serius itu. Dan aku benar-benar merasa bersalah karna membuatnya kelelahan.

“kenapa menangis?” tanya Ryu.
“kenapa kamu kerjakan semalaman?!!!! Kan aku kasih waktu 3 hari!!!!!” bentakku.
“itu karna......”
“KARNA APA???!!!!” jerit ku.
“karna aku tidak kuat kalau harus menunggu 3 hari untuk bisa dicintai kamu lagi... karna itu aku buat semalaman... agar aku tidak perlu berlama-lama dibenci oleh mu...” jelasnya.
Aku terdiam. Tidak mampu berkata apa-apa. Aku hanya menangis mendengar penjelasan Ryu.
Aku betul-betul merasa bersalah karna memarahinya kemarin. Aku tidak pernah mengira rasa cinta nya padaku begitu besar. 

Tubuhku lemas, tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya menangis.

“sudah jangan menangis lagi...”
Ryu memelukku. Perasaanku makin tidak karuan.

“kau memaafkanku..?” tanya nya.
“hmm..” aku jawab dengan anggukan.
Aku memeluknya erat. Sambil tetap menangis dalam pelukkannya.

“maafkan aku..” ucapku.
“kenapa kamu minta maaf?”
“aku tidak tau.... kamu begitu cinta padaku...”
“hmph...”
Ryu melepaskan pelukkannya. Aku merasa salah bicara, karna takut ia marah.

“cup”
Ryu menciumku, lagi. Tapi kali ini aku tidak memarahinya. Aku tau Ryu tidak akan meninggalkanku, ia akan selalu berada di sampingku.

“Ryu! Kamu apakan Hanako??” teriak Rinku.
“kamu tidak lihat aku menciumnya?” balas Ryu.
“itu kan ciuman pertama Hanako!!!” balas Rinku.
“ada apa...?” tanyaku.
“eh, kamu sudah sadar..” kata Ryu sambil melirik kearahku.
“HANAKO!!!!” teriak Rinku histeris.
Rinku memelukku.
“Ryu ini jahat  sekali ya..” katanya.
“ha...?” aku keheranan.
Ryu melirik kearahku. Bukan tatapan yang penuh cinta seperti sebelumnya, tapi tatapan yang datar tanpa perasaan. Untuk pertama kalinya aku berani menatap kembali mata Ryu. Padahal aku tau hatinya sedang penuh dengan kemarahan. Tapi entah kenapa aku berani menatap balik matanya.

27 June 2013
“drrrrt.. drrrrt...” handphone ku bergetar.
Aku beralih dari laptop ku, mengambil handphone dan membaca pesan yang baru saja masuk.

From : Ryuzaki<3

Temui aku di danau waktu itu, jangan terlambat, aku menunggu.

“danau..?” ucapku.
Aku mengingat ingat kembali danau tempat kami berkencan dulu.

“mau apa dia di sana..?” gumamku.
Tanpa banyak berfikir, aku mengganti pakaianku dan bergegas menuju danau yang dimaksud.

Danau itu tidak begitu jauh dari rumahku,  bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Begitu aku sampai di danau, sepi sekali, tidak ada orang disana. Angin bertiup agak kencang menerbangkan dedaunan yang berserakkan di tanah.

“hmph...”
Aku mendengar suara Ryu. Aku mencari ke asal suara, walaupun kecil terdengar, tapi aku yakin itu Ryu.

Aku melihatnya duduk di pinggir danau. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun, pandangannya kosong. Bahkan aku bisa melihat bayangan air kolam di bola matanya.

“Ryu...” aku menghampirinya.
“hm..”
“ada apa kamu menyuruhku kesini..?” tanyaku.
“tidak apa-apa..” jawabnya datar.
“kamu kenapa..?” tanyaku  lagi.
“putus asa...”
“maaf..” ucapku pelan.
“ tidak perlu...”
“kenapa..?”
“tidak ada gunanya..”
“pluk” Ryu melempar batu ke danau.

Pikiranku berputar kesana kemari tidak karuan. Rasa bersalah dan sedih tercampur menjadi satu. 

Aku memandangi Ryu, raut wajahnya seolah tidak terjadi apa-apa. Ia mencoba menyembunyikan semua masalahnya dari semua orang. Tapi ia tidak bisa menyembunyikannya dari ku.
“Rinku bisa menemanimu di sekolah nanti..” ujarku.
“aku tidak perlu teman..” jawba Ryu.
“lalu kenapa kamu marah kalau kamu tidak perlu teman..?”

Ryu menoleh kearahku. Pandangannya datar kearah mata ku. Tidak ada ekspresi apapun di wajahnya. Tapi aku tau seperti apa perasaannya. Mungkin ini pertama kalinya aku mengerti perasaannya.

“gyut”
Ryu memelukku. Aku balas memeluknya.

“aku tidak perlu teman... karna aku punya kamu...” ujarnya.
Pelukkanku makin erat.

“hiks... maaf...” aku mulai menangis di peluknya.
“kamu harus pindah secepat mungkin...” kata nya.
“iya... aku akan berusaha agar bisa pantas berdiri di sebelahmu...”
“tunggu aku...” ucapku.
“ya....” jawabnya.
Ryu melepaskan perlukannya. Aku bisa melihat matanya berkaca-kaca. Sepertinya ia sudah tidak bisa lagi menyembunyikan masalahnya.

“cup”
Ryu menciumku yang masih menangis. Aku tidak menolaknya. Untuk pertama kalinya aku bisa mengerti perasaan Ryu. Dan untuk pertama kali aku bahagia diciumnya.




===

to be continued to I better walk behind you

Wednesday, July 24, 2013

Kissu?

Virtual Novel - My Baka Girlfriend


Allright, sebelum ke cerita, quick notice dulu..
untuk karakter "Sacchi" itu namanya diganti jadi "Hanako". Untuk chapter ini namanya jadi "Hanako Hiranai'.
Oke segitu aja, thanks perhatiannya.

Kissu? part 1

25 June 2013, 12.40 PM, Hanako Hiranai.
“cup”
Ryu menciumku. Ini memang bukan ciuman pertama kami. Tapi jantungku berdebar kencang, kepalaku pusing, aku teringat kembali waktu ciuman pertama kami.

27 December 2012.
“Kamu mau ke Jakarta??” tanya ku histeris.
“iya” jawab Ryu dengan santai sambil bersandar di bangku taman.

Kami sedang berkencan. Aku menyarankan di danau dekat rumah ku, tidak banyak orang disana, dan pemandangannya bagus.

“terus aku ngapain di sini kalau tidak ada kamu??” tanyaku lagi.
“ya banyak kegiatan yang bisa kamu lakukan, asal jangan berenang..”
“ihh, kenapa tidak boleh berenang? Aku kan suka berenang..!!” protes ku.
“kalau kamu pacarku, kamu tidak boleh berenang..” jawab Ryu sambil tersenyum kecil.
Mata nya menatap lurus kearahku. Aku tidak pernah menatap balik mata Ryu. Entah kenapa aku tidak pernah berani manatap matanya. Wajahnya makin mendekat ke wajahku. Tatapan matanya tidak beralih dari mataku.

“cup”
Ryu menciumku. Jantungku berdebar, wajahku memerah hingga puncaknya. Aku bisa mendorongnya, tapi entah kenapa aku tidak mau mendorongnya. Mataku terpejam.

“ahh..”
Ryu menghentikan ciumannya.

“ke, kenapa..?” tanyaku.
“apa?” tanya Ryu seolah tidak ada yang terjadi. 
“itu ciuman pertamaku.....” ujarku pelan, mataku berkaca-kaca, wajahku memerah.
“ya, aku tau...” jawabnya.
“lalu kenapa kamu menciumku..?” tanyaku lagi.
“itu karna.......”
Ryu tidak melanjutkan kata-kata nya. Ia memelukku. Wajahku memerah lagi.

“aku tidak ingin pacarku tersayang dicium laki-laki lain selama aku pergi.....” lanjutnya.
“itu tidak bisa menjadi alasan...” jawabku.
“lalu..?” tanya Ryu.
“kenapa kamu menciumku...? itu ciuman pertamaku... dan hanya akan aku berikan pada pendamping hidupku... hiks..” aku menitikkan air mata.
“ma, maaf...”
“tidak mau!!” bentakku.
“apa yang bisa kulakukan..? aku akan lakukan apapun...” kata nya.
“hiks...” 
Aku menangis. Sambil berfikir bagaimana cara agar Ryu bisa mengobati sakit hati ku. 

Aku melihat keluarga angsa sedang berenang di tengah danau. Dan sebuah ide muncul di kepala ku.

“kalau mau ku maafkan..” ucapku.
“apa?” tanya Ryu penasaran.
“kamu harus..... membuat origami seperti angsa-angsa itu...” ujarku.
“ha? Itu saja..?”
“100 buah.... dan aku mau dalam waktu 3 hari!!” lanjutku.
“e, eh..?? aku bahkan tidak tau cara membuatnya??” kata Ryu.
“aku tidak mau tau, daah..”
Aku berdiri dan pergi meninggalkan Ryu di sana.

to be continued to Kissu? part 2

Tuesday, July 23, 2013

BAKA!! part 2

My Baka Girlfriend - BAKA!! part 2


24 June 2013, 4.20 PM
“Sacchi, namamu tidak terdaftar??” kata Rinku.
“masa sih?” tanyaku.
Kami bertiga baru menyelesaikan pendaftaran di SMA 4. Sebelum pulang, kami mengecek hasil seleksi pendaftaran.
“oh iya....” wajah Sacchi terlihat sungguh kecewa.
“mana sini lihat!!” aku masih tidak percaya.
Aku mengambil laptop milik Rinku yang kami gunakan untuk memantau perkembangan seleksi di SMA 4.

“SIAL!!!!” bentakku ketika tidak melihat nama Sacchi di daftar seleksi.
“hiks..” Sacchi menitikkan air mata.
“bagaimana..?” tanya Rinku.
“fuuh...”
Aku menghela nafas dengan kesal. Buru-buru aku kembalikan laptop Rinku sebelum aku membantingnya karna kesal.

“ma, maaf..” ucap Sacchi dengan pelan.

“tok, tok, tok..” 

24 June 2013 7.19 PM
Suara ketukan di pintu kamarku menyadarkanku dari lamunanku.

“siapa..?” tanyaku.
“Rinku dan Sacchi menunggu di depan tuan..” kata Lierre, pelayan pribadiku.
Dirumah megah ini aku hanya tinggal berdua dengan Lierre, beberapa pelayan di dapur tidak tinggal di sini, mereka datang, memasak, dan pulang malam harinya.

“sebentar..” jawabku.
Aku berdiri dan berjalan ke teras rumah dengan malas, setengah pusing, dan patah semangat. 

Sacchi da Rinku sudah duduk di kursi teras rumahku.

“apa..?” tanyaku.
“kamu masih marah?” tanya Rinku.
“tidak tahu..” jawabku dengan ketus.
“maaf...” ucap Sacchi pelan.
“hm..”
“nanti kita usahakan supaya Sacchi bisa masuk ke SMA 4..” kata Rinku.
“tidak perlu..” jawabku.
“tapi aku kan ingin satu sekolah denganmu..!!” balas Sacchi.
“YA, TAPI KAMU TAU, KEBODOHANMU ITU YANG MEMBUAT BEGINI!!!!!” bentakku.
“aku minta maaf!! Aku memang bodoh! Karna itu aku disekolahkan!!” balasnya.
“tidak ada yang bersekolah 9 tahun serajin dan sebodoh kamu!!!” tambahku.
“SUDAH JANGAN BERTENGKAR TERUS!!” teriak Rinku.
“dia yang mulai duluan!!” 
Kata Sacchi sambil menunjukku. Matanya berkaca-kaca.

“hmph..”
Aku mendengus kesal sambil membuang pendanganku dari Sacchi.

“sudah, besok hari terakhir pendaftaran, kita usahakan dulu..” ujar Rinku.
“ya, silakhan..” balasku.

Sacchi dan Rinku pamit dan kembali pulang. Dalam hati, aku masih berharap agar usaha yang dilakukan mereka tidak berbuah sia-sia.

25 June 2013, noon
“gimana?” tanyaku.
Siang itu kami berkumpul lagi, tentu saja di rumahku.

“hmmph..” Rinku menggeleng.
“sudah kuduga..” ujarku.
Aku melirik Sacchi, ia menunduk, ekspresi mukanya menggambarkan kekecewaan, kesedihan, dan semacamnya.
“pulang sana..” kata ku.
“ha..?” Sacchi keheranan.
“aku tidak butuh kamu lagi... dan kamu berhutang 3 tahun....” jawabku.
“e, eh..?”
“masih kurang jelas...? PERGI SANA!!!!” bentakku.
“maaf Ryu....” ucap Sacchi pelan.
“Ryu, sudahlah, lagipula masih ada aku, kita bisa sama-sama menunggu Sacchi pindah ke SMA HIRUGAKI...” Rinku berusaha melerai.
“aku sudah tidak peduli dengan makhluk sialan ini...” balasku dengan ketus.
“Ryu maafkan aku... hiks..” Sacchi berlutut dan memeluk kaki ku.
“apa-apaan??”
“Sacchi!!” teriak Rinku.
“maafkan aku Ryu...” Sacchi tetap menangis sambil memeluk kaki ku.
“sudah Sacchi!!!!” Rinku makin histeris.
“hmph...” 
Pikiranku kacau. Waktu tidak berhenti, tapi kepala ku sakit. Jantungku mulai terasa nyeri di setiap denyutnya. 
Hal yang biasa terjadi setiap kali perasaan ku  tidak baik. Aku teringat kembali kejadian-kejadian ku bersama Sacchi yang membuat denyutan jantungku jadi menyakitkan.

21 April 2013

To : Sacchi

Kalau sudah hampir sampai beritahu, nanti aku menyusul.

Pesan ku untuk Sacchi. Kami pergi berkencan hari itu, tapi karna kesibukkanku, aku tidak bisa menjemput Sacchi dirumahnya, sehingga dia harus naik bus. Rumah kami memang berjarak cukup jauh.

Sudah setengah jam, tapi Sacchi belum juga mengirim pesan. Padahal kalau diperhitungkan dari waktu ku kirim pesan tadi, 20 menit saja sudah sampai. Persaan khawatir mulai menjangkiti ku, keringat dingin. Detak jantungku normal, tapi terasa terdengar keras, dan mulai terasa nyeri dan sakit setiap ia berdetak. Aku berhenti sejenak dari komputer ku.

“kenapa..?” batinku.
Makin lama makin terasa nyeri yang membakar nafasku setiap denyutan.

Aku beranjak dari komputer. Mengambil uang, mengambil kunci motor, dan langsung bergegas ke halte bus tempat Sacchi menunggu.

“tuan Ryu, apa tidak sebaiknya saya antar saja..?” tanya Lierre saat melihatku menghidupkan motor.
“tidak, terima kasih..” jawabku yang dibarengi bergeraknya motor.
Aku berusaha secepat mungkin ke halte bus itu, sambil berharap tidak ada apa-apa yang terjadi pada Sacchi.

Begitu aku sampai di halte bus, disana sepi sekali, tidak ada orang. Tidak seperti biasanya, seharusnya disini ramai oleh orang-orang yang ingin naik bus, ataupun berjualan.

“tolong..!!!” 
Aku mendengar teriakkan. Suaranya tidak asing bagiku.

“Sacchi!!” teriakku membalas.
Aku berlari kearah sumber teriakan yang berkemungkinan besar tempat Sacchi berada, dan dia dalam bahaya.

“Ryuu..!!”
Sacchi berlari kearahku sambil menangis, lengan baju sebalah kanannya sedikit robek. Ia memelukku sambil menangis.

“yaah, ada pacarnya...” seru seseorang dari kejauhan.
Aku melirik kearah sumber suara. Tiga orang berandalan, pakaian mereka berantakan, salah satunya memegang pisau, sepertinya ia yang merobek baju Sacchi.

“yasudah kita cari yang lain saja..” ujar salah satu temannya.
Mereka berjalan menjauh.

“hoi bajingan!! Jangan lari!!” teriakku.
Tapi mereka tidak menganggapnya. Mereka malah makin menjauh.

“sialan...”
“Ryuu..” Sacchi menangis sambil terus memelukku.
“maaf aku terlambat..” ucapku sambil balas memeluk Sacchi.
“hiks...”
“aku antar pulang saja ya..?” tanyaku.
“ihik..”  Sacchi mengangguk pelan, masih menangis.

“RYU!!!!!”
“ah,” aku tersadar dari khayalanku.
“maaf Ryu...” Sacchi masih memeluk kaki ku.
“ya....” jawabku.
Sacchi menengok kearahku. Matanya berkaca-kaca, di pipinya masih ada garis air mata.

“benarkan??” tanya Sacchi.
“hmph, ya..” jaawbku.
“terima kasih Ryu!” 
Sacchi tersenyum dan memelukku.

“tidak...” ucapku sembari menahan tangan Sacchi.
“ke, kenapa?” tanya nya.
“terima kasihmu.......”
Aku tidak melanjutkan kata-kata ku.

“cup” aku mencium Sacchi.
Rinku kaget melihatnya. Sementara Sacchi hanya terpaku tanpa mengatakan apa-apa.






===

to be continued to Kissu?