Sunday, April 20, 2014

WAR OF LOVERS

War Of Lovers - Part Nine

BUGH DUAK PRANG

Baku hantam terjadi di gudang belakang sekolah yang sudah tidak terpakai lagi hingga menyebabkan kaca jendela di gudang tersebut pecah. "Kuh" Terdengar suara rintihan tertahan tepat setelah kaca tersebut pecah. Rupanya benda --atau lebih tepat disebut orang-- menghantam kaca sehingga kaca tersebut pecahan dan mengenai tubuh korban."Hah ah haah hah..." Desah nafas berat terdengar.

KLONTANG

Benda yang terbuat dari besi itu dilemparkan begitu saja. "Udah nyerah nih, hah?!" "Gak lah! Mana mungkin" "Bertarung dengan tangan kosong ceritanya?" "Wah, nyali lo tinggi juga sob" "Che, gue cuma mau buktiin ke lo-lo semua kalau gue lebih hebat dari pada lo semua"

KLONTANG KLONTANG

Dua benda yang terbuat dari besi dihempaskan ke samping kanan dan kiri. "Che, kalau gitu doang gue juga bisa" "Maju sini lo!" Baku hantam kembali terjadi. Memar dan robekan kecil serta darah terlihat di sekujur tubuh ketiga remaja tersebut. Tidak ada yang mau mengalah sama sekali dalam hal ini.

--di lorong sekolah, waktu yang sama--
DRAP DRAP DRAP

Terdengar langkah kaki beberapa orang yang tengah berlari. "Dimana mereka?" "Gak tau. Tadi mereka cuma bilang mau cari tinta merah" "Bodoh! Tinta merah yang mereka maksud itu darah tau! Itu artinya mereka lagi berkelahi" "Gawat, kalau kayak gini terus bisa gawat" Suara-suara orang panik terus terdengar di sepanjang lorong. "Oh iya! Kenapa kita gak coba ke gudang belakang aja?" "Ah iya, kita belum ke sana. Ayo semuanya!"

--kembali ke gudang--
Sepertinya tongkat besi yang sempat terabaikan tadi kini telah kembali lagi ke tangan tiga remaja tersebut. "Menyerahlah! Kalian berdua gak akan bisa buat ngalahin gue!" "Hah? Gue? Kalah? Bisa jatoh harga diri gue kalau sampe gue kalah dari cecunguk kayak lo berdua" "Udahlah. Kita selesaiin aja semuanya di sini. Yang mati duluan, itu artinya dia gak pantes buat Sakura" "Oke" "Siapa takut, hm?" Baku hantam terjadi lagi. Kali ini lebih sengit dari sebelumnya. Tapi hal itu tidak berlangsung lama karena--
"STOOOOOP!! Kalian tuh apa-apaan sih! Kayak anak kecil tau gak?!" "S-sa-sa-saku..ra" kata ketiganya kompak. "Zaki, Mada, Syahmil. Coba jelaskan semua ini, SE-KA-RANG!" perintah guru yang ikut dalam perncarian ketiga remaja tersebut. "A-ano... itu... em..." "Y-ya, i-itu loh... Aduh gimana ya..." "..." terlihat ketiganya nampak ragu untuk menjelaskan, namun dengar sabar lima orang yang sedari tadi mencari ketiga remaja itu menunggu hingga mereka menjelaskan. "SAKURA!-" sontak yang dipanggil namanya langsung kaget. Lantaran ketiganya memanggil namanya kompak dengan suara yang lantang. "-AKU SUKA SAMA KAMU. KAMU MAU GAK JADI PA-" "Ditolak" namun belum sempat ketiga remaja itu menyelesaikan kalimat mereka lansunng dipotong oleh kata-kata mutlak ala Sakura. "E-eh...?!?!" sontak saja jawaban dari Sakura mengejutkan mereka bertiga. "Aku gak suka cowok kayak kalian. Mainnya fisik" setelah Sakura mengutarakan alasannya tersebut ia langsung saja pergi dari tempat tersebut. "Pfft- Makanya, jangan mainan fisik dong" kata Kichi yang ikut dalam misi mencari-tiga-remaja tersebut. "Tau nih. Makanya bersaing tuh yang fair dong" kata Hana. "Hahahaha, dasar anak muda. Cuma demi mendapatkan cinta dari seorang gadis aja sampai kayak gini. Hahaha. Keren sekali caranya" kata pak kepala sekolah dengan nada riang dan ringannya- "Tapi, karena kalian berkelahi, kalian bapak skors sebulan" -yang kemudian berubah menjadi nada tegas penuh amarah. "EEEEHHHH?!?!?!" teriakan dari tiga orang tadi pun menjadi akhir dari sebuah sejarah /loh?
.
.
.
Yak! Berakhir dengan tidak elitnya. Sorry nih. Gara-gara w bakalan sibuk ampe beberapa bulan kedepan jadi nih cerita w paksa2in aja setop di sini. W takutnya entar pas sibuk2 kyk gtu jd lupa ma ni cerita. Entar deh kalo w sempet w buatin cerita lagi. Kalo sempet ya :D
Yak! Wich one. Sayonara or See ya?

No comments:

Post a Comment