Wednesday, July 17, 2013

Keuntungan bermain RPG

Assalamau'alaikum wr wb.
Sudah lama tidak update, sekarang EMOtion mau memberi info tentang keuntungan main game RPG. terutama yg tps atau third person view.
Maen game itu buruk? Bikin males?
Jilat ludahmu kalau kamu bilang begitu..
Game itu tidak sepenuhnya nggak bermanfaat. Jujur aja gua juga kesel kalo ada yg ngomong "main game itu ga ada guna nya".
Padahal coba lirik, rata2 mereka yg pinter dikelas, pasti main game.
Nah, salah 1 game yg bisa bantu jadi pinter, yaitu yg ber genre RPG atau role playing game.
Langsung aja, Check it out :
MANFAAT BERMAIN GAME RPG
1. Meningkatkan daya ingat.
Main game RPG, kalau mau membuka 1 pintu besar, kita harus cari jalan lewat ratusan pintu2 kecil. Jalannya ribet lagi, karna itu kita dituntut untuk mengingat jalur yg dilewati supaya tidak nyasar.
2. Mempercepat refleks berfikir.
COMBO. Ada 4 musuh, nggak bisa dilawan 1-1, pake apa lawanya? Ada combo. Kita dituntut untuk mengingat urutan tombol untuk combo, dan harus cepat pula refleks berfikir untuk menggunakannya.
3. Menambah IQ
Ada yg bilang, dengan mengingat detail2 dan petunjuk, kemudian menyusunnya untuk melewati 1 pintu, bisa merangsang pertumbuhan IQ.
4. Meningkatkan kreativitas.
Ada 10 combo bawaan dari game, dan seorang pemain dituntut untuk berinisiatif memodifikasi combo2 yg sudah ada supaya menjadi jauh lebih ampuh dan efdktif.
Oke, mungkin cuma segitu yang bisa dipikirkan, kurangnya mohon maaf.
Tolong tinggalkan komentar, agar EMOtion bisa lebih maju lagi, dan jangan lupa 'Join this site' di sebelah kanan.
Terima kasih atas kunjunganya.
Wassalamu'alaikum wr wb.

Saturday, July 13, 2013

Shinigami half Vampire chap.1

Chapter 1 : The Young Master and the Maid

17 July 2013

“aku pulang..” kata tuan muda Kurei sembari menutup pintu.
Rin menyambut kedantangan tuan muda nya.

“AAAHHHH!!” Rin berteriak begitu melihat keadaan tuan muda Kurei.
“a, apa yang terjadi tuan..??” tanya nya panik.
“ah, tidak apa-apa...” jawab tuan muda Kurei dengan santai.
Rin menggelengkan kepalanya.

“apa tuan terlibat perkelahian..??”
“tidak, tidak ada perkelahian, aku  bilang tidak apa-apa..”
“tidak,  tuan..”
Rin memeluk tuan muda Kurei sambil menangis.

“meeaaoww..”
Seekor kucing muncul dari balik tuan muda Kurei. Kucing itu mengelus-elus kaki Rin. Kucing itu kurus, bulu nya berantakan dan kotor penuh darah.

“ah...” Rin menyadari kucing yang mengelus kakinya.
“aku memungut kucing ini..” jelas tuan muda Kurei.
“kucing yang malang..”
Rin mengangkat kucing itu dan menggendongnya. Rin tersenyum melihat kucing mungil itu.

“sudah jangan menangis lagi..” tuan muda Kurei mengusap air mata Rin.
“iya tuan..” Rin tersenyum manis dengan kucing mungil dalam gendongannya.

Tuan muda Kurei tinggal di sebuah rumah mewah bergaya modern di tengah hutan. Satu-satunya yang menemani hanya Rin, pelayan pribadi nya yang setia.

Malam hari tiba, tuan muda Kurei dan Rin tinggal di tengah hutan, tanpa satu pun penjagaan.
“Rin, apa yang kau sediakan untuk makan malam..?”  tanya tuan muda Kurei yang dari tadi memperhatikan Rin di dapur.
“a, ah, mungkin spaghetti..?” jawab Rin.
“boleh juga, sini aku bantu” kata tuan muda Kurei yang langsung menggulung baju lengan panjangnya.
“jangan tuan, biar saya saja..” larang Rin.
“haha, kau tidak tau ya..?” tuan muda Kurei tersenyum kecil.
“ta, tau apa tuan..?”
Tuan muda Kurei mulai memasak dengan cekatan. Ia mengambil pasta, dan merebusnya. Sambil menunggu, ia mengolah bumbu tambahan yang lain.

“e, eh...” Rin terpaku melihat keahlian tuan muda Kurei memasak.
“kenapa diam saja?” tanya tuan muda Kurei sambil masih memotong-motong bawang.
“tu, tuan, itu bawang!!” teriak Rin.
“terus kenapa..?”
“Vampire kan lemah terhadap bawang..?!”
“ahaha.... aku lupa..” jawab tuan muda Kurei dengan santai.
“biar saya saja yang memasak tuan..”
Rin mendekat mencoba mengambil pisau dari tuan muda Kurei. Tapi tuan muda Kurei menghindar.

“sudah tidak apa-apa.. aku juga bisa masak..” kata tuan muda Kurei.
“tidak.. biar saya yang lakukan..”
Rin berusaha meraih pisau itu, namun tuan muda Kurei terus mengelak.

“BRUK”
Karna saling beradu tenaga, akhirnya mereka terjatuh.

“uugh..” Rin terjatuh di pangkuan tuan muda Kurei.
“ma, maaf tuan..”
Dengan sigap Rin langsung berdiri.

“ahaha...” tuan muda Kurei tertawa dengan santai.
“maaf..”
Rin tertunduk malu, wajahnya memerah.
“tahun 1978, peperangan pecah diantara kami, Vampire dengan Shinigami...”
“7 tahun perang itu berlangsung, dan berakhir tahun 1985, dimenangkan oleh mereka para Shinigami..”
“usai perang, mereka terus memburu Vampire yang tersisa...”
“karna itu lah kami membiarkan Kurei tinggal sendirian...”

Seorang wanita bercerita di sebuah ruang tamu yang hanya diterangi beberapa cahaya lilin yang redup. Terdapat 2 orang laki-laki dan  seorang wanita yang baru saja becerita di ruangan itu. Wanita itu bernama Hana Akuma, dan pria di sampingnya adalah Kei Akuma. Mereka tidak lain adalah orang tua dari tuan muda Kurei.

“tapi bukankah berbahaya membiarkan anak umur 16 tahun tinggal sendirian..?” tanya seorang laki-laki yang bertubuh besar, dengan janggut yang tipis sehabis dicukur.

“ia tidak sepenuhnya sendirian..” jawab Mistress Hana.
“ia ditemani pelayan pribadi nya.. seorang gadis seumurnya..” lanjut Master Kei.
“apa yang bisa dilakukan seorang gadis pelayan..? tanya laki-laki tadi.
“dia bukan gadis biasa..” jawab Master Kei.
“dia.... Shinigami..” lanjutnya.
“APA??!!!” laki-laki itu kaget,
“kau membiarkan anak mu tinggal dengan seorang Shinigami??!!” tanya nya lagi.
“jangan khawatir..” jawab master Ken dengan tenang.
“kami mengadopsi gadis itu dari panti asuhan sewaktu berumur 6 tahun, mereka menemukannya di hutan, sepertinya di tinggalkan orang tuanya..”  jelas Mistress Hana.
“tanda Shinigami kami temukan di punggunyna, tidak ada satu pun pengasuh di panti asuhan menyadari nya..” lanjutnya.
“begitu pun gadis itu sendiri, ia tidak menyadari sama sekali kalau dirinya adalah seorang Shinigami..” ujar Mistress Hana.
“lalu..?” tanya laki-laki itu lagi sembari meletakkan gelas kopi di meja tamu itu.
“saat umurnya 12 tahun, kami memberitahukan bahwa ia adalah seorang Shinigami, musuh abadi dari ras kami..” lanjut Mistress Hana.
“kami meminta nya menandatangani perjanjian ini dengan darah nya..” tambah Master Kei.
Master Kei menunjukkan kertas dengan bercak darah di bagian bawahnya, dan menyerahkannya ke laki-laki bertubuh besar itu.

“hmm..” laki-laki itu menerima dan membacanya.
“isinya menyatakan bahwa Rin Akuma, sebagai seorang Shinigami, akan menjadi bagian dari keluarga Akuma, dan akan melindungi keluarga Akuma sepanjang hidupnya, meliputi keturunannya, berkewajiban melindungi keluarga Akuma,  dan tidak akan berkhianat dengan alasan apapun..” jelas Master Kei.
“perjanjian yang menarik..” ujar laki-laki itu sembari mengelus dagunya yang baru dicukur.
“tapi kau tahu...” lanjut laki-laki itu.
“Shinigami tidak pernah bisa dipercaya...”
Wajah laki-laki itu terlihat serius menatap ke Mistress Hana dan Master Kei.




***

Wednesday, July 10, 2013

Virtual Novel

Virtual Novel - Shinigami Half Vampire

Apa lagi nih Virtual Novel..?
Novel yang bisa dibaca secara online, bukan dalam bentuk buku, cuma tulisannya aja.
Nggak perlu repot-repot bayar, download, dll. cukup kesini aja, liat kalau ada update chapter.
Ow, novel yang di sini karya sendiri, bukan ngetik novel orang..
Anyway, to the point, check out :

Shinigami Half Vampire

Prologue
12 December 1997
“oaaaa...”
“selamat nyonya, anda mempunyai bayi yang tampan..”
“syukurlah..” ucap sang ayah sembari menerima bayi dari perawat.
“siapa namanya..?” tanya dokter yang memimpin persalinan.
“Kurei...” jawab ibu si bayi.
“Kurei Akuma..” jelas sang ayah.
“nama yang bagus..” puji dokter.
“dia akan menjadi laki-laki yang kuat..” kata sang ayah.
“seperti ayah nya..” tambah ibu nya.
Anggota keluarga baru telah bergabung dalam keluarga itu.

16 years later.

“tuan muda Kirei, apa yang anda lakukan di tempat seperti ini..??” 
Tanya seorang gadis pelayan muda yang terkejut melihat tuan muda nya membaca sembari bersandar pada sebatang pohon di pekarangan rumah.

“ini bukan tempat yang aman tuan, mari saya antar kedalam..”
“tidak perlu Yui...” ujar tuan muda Kirei sembari terus membaca.
“tapi tuan..” gadis pelayan itu mendekat.
“sst...” tuan muda Kirei meletakkan telunjuk nya ke mulut Yui.
“aku sedang membaca.. jangan ribut..” kata nya dengan lembut.
Wajah Yui memerah.

“ba, baiklah tuan.. kalau begitu tolong izinkan saya mendampingi tuan muda Kirei..”
Tuan muda Kirei bergeser memberikan tempat kepada Yui untuk duduk disampingnya. 

“te, terima kasih tuan..” Yui duduk di tempat yang disediakan.
“hey Yui..”
“i, iya tuan..?”
“kenapa kau berhenti sekolah?” tanya tuan muda Kirei sambil terus membaca.
“e, eh..” Yui terkejut mendengar pertanyaan tiba-tiba itu.
“kau seharusnya sudah masuk sekolah menengah atas bukan..?”
“iya...”
“biaya sekolah mu sudah ditanggung oleh orang tua ku..”
“i, iya..”
“lalu apa yang membawamu menjadi pelayan pribadi ku..?”
Tuan muda Kurei menutup bukunya. Pandangannya lurus menatap mata Yui.

“sa, saya...” wajah Yui memerah.
“hm..?”
“saya ingin selalu berada di dekat tuan muda Kirei!!”
Wajah Yui merah seakan ingin meledak.

“pfft..” tuan muda Kirei tertawa kecil.
“a, apa ada yang lucu tuan..??” wajah Yui makin memerah melihat reaksi tuan muda nya.
“Yui.....”
Tuan muda Kirei meletakkan bukunya, dan mengusap kepala Yui. Ia tersenyum.

“tu, tuan...” 
Wajah Yui memerah mencapai puncaknya. 

“terima kasih sudah menemaniku..” ucap tuan muda Kirei.
“......” Yui terdiam.
Tuan muda Kirei bangkit dan berjalan meninggalkan Yui yang masih terpaku.


Allright, masih prologue nya aja, chapter 1 nya masih dalam proses pengerjaan, berhubung lagi puasa jadi stok imajinasi terbatas, kalau malem nya teraweh, jadi susah nyari waktu nyelip buat nulis.
Segitu aja dulu, update selanjutnya datang beberapa hari lagi, kunjungin aja terus EMOtion Inside.

1 lagi, EMOtion Inside mengucapkan, 
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1434 H