Sunday, February 23, 2014

WAR OF LOVERS

WAR OF LOVERS - PART FOUR

MADA POV
Haah, bosen nih cuma lagi males keluar. Buruan dong belnya, bete banget gak ada kerjaan. Main game aja kali ya? sekalian ninggiin high score. Aku pun memainkan game yang lagi marak saat ini. Duh, siapa sih yang gak kenal sama game yang satu ini,fl**y B**d --ada yang gak tau, yang kudet atau yang tinggal di pedalaman contohnya-- Aku pun mengambil iPhone ku dan memilih aplikasi yang ku sebutkan tadi (karna takut dibilang promo jadi aku nulis sekali aja ya :D). "Eh, barusan gue liat cewek, cakep bener dah..." "Liat dimana lo?" "Di ruang kepsek, kayaknya sih murid baru" "Kelas berapa?" "Mana gue tau, cuma kayaknya sih kelas 11 gitu" "Serius? Ah, gue harap dia masuk kelas kita" "Tapi yang aku denger dia masuk ke kelas 11.3." "Eh? Masa? Huh, dunia memang gak adil" Jadi ada anak baru masuk kelas 11.3? Kepo nih, entar samperin ah~ "Ya, anak-anak, matikan HP kalian, kita akan memulai pelajaran. Ck, padahal belum nyampe high score nih
--saat istirahat--
"Mada, mau kemana? Buru-buru amat?" tanya temanku, sebenarnya sih dia ketua kelas
"Mau ke kelas 11.3, kepo pengen liat murid baru. Duluan ya, dah.."
Aku berjalan menyusuri koridor kelas dan berbelok di ujung jalan, menyusuri beberapa kelas di sana hingga menemukan papan yang bertuliskan '11.3'. Ah, itu dia kelasnya. Eh, bukannya itu kak Syahmil? Kayaknya dia mau ke kelas 11.3 juga deh. Ah, dia liat ke sini, tunggu kenapa fokus matanya bukan ke aku? Ketika aku menengok ke belakang aku menemukan Zaki dan sahabatnya menuju ke arah yang sama denganku. Yah, kayaknya bakal rame nih. Huft... Yang bisa kulakukan hanya menghela nafas sembari terus berjalan menuju kelas 11.3. Kenapa pada berhenti di depan kelas? Eh, kenapa pada manggut-manggut? Ngajak bareng mungkin? Ah, iya in aja deh.
"Ano, maaf mengganggu. Apa di sini ada anak yang bernama Sakura?" tanya kak Syahmil. Loh? Sastrawan yang satu ini tau darimana nama si murid baru? Entahlah, mungkin dia liat data OSIS. Tapi emang boleh? Dia kan udah gak jadi ketos lagi. Ah, udahlah gak usah dipikirin. Tapi aku masih kepo nih, dia tau darimana ya?
"Ya, ada apa ya?" Uoh, suaranya lembut banget. Harus liat, harus liat. Wah, pasti dia bidadari yang turun dari kayangan. Malaikat --aku-- dan bidadari --Sakura-- emang suatu kombin yang pas banget. Ah, Tuhan emang selalu memberikan yang terbaik. She must be mine. Ah, tapi pertama aku harus nyingkirin mereka --Zaki dan Syahmil-- dulu nih. Kalau diliat dari cara mereka natap Sakura sih, kayaknya mereka suka juga sama Sakura. Khu khu khu, kayaknya sang malaikat akan bereinkarnasi menjadi seorang iblis untuk membasmi dua makhluk menyedihkan ini. Khu khu khu~

SYAHMIL POV
Perpustakaan di sini emang selalu update, bahkan manga sekalipun. "Syahmil, kamu tau kalau di sekolah ini ada anak baru?" tanya si penjaga perpustakaan. Yah, well, aku sering ke sini sih makanya kita deket. "Anak baru?" tanyaku balik sembari mengalihkan pandangan dari buku yang tengah ku baca ke si penanya. Wajar sih kalau aku nanya, habis aku gak tau kalau ada anak baru. "Iya, adik kelasmu sih. Anaknya cantik, baik pula. Kalau gak salah namanya Sakura." terang si penjaga perpus "Bu Ine tau darimana?" "Tadi ibu ketemu waktu dia mau ke ruang kepala sekolah. Kita sempat kenalan sebentar tadi." jelas bu Ine, penjaga perpus. "Oh, gitu. Hm, makasih ya infonya." kataku sambil mengulum senyum. "Ah, kalau gitu ibu kembali ke tempat jaga dulu ya. Nanti kalau sudah bel ibu beritau" aku hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawaban dan kembali memfokuskan diriku ke bacaanku. Tidak lama setelah itu aku mendengar suara bu Ine yang berkata bahwa bel telah berbunyi. Aku pun membereskan buku-buku yang ku baca tadi, berdiri, mengucapkan terima kasih dan pergi meninggalkan lautan buku (baca:perpustakaan) menuju kelas.
--saat istirahat--
Ah, berhubung kelasku --12.1-- hanya berbeda dua kelas dengannya, lebih baik aku menegoknya. Sebagai senpai yang baik, tentu menyapa murid baru yang merupakan adik kelasnya adalah suatu keharusan. Tapi sepertinya acara sapa-menyapa ini tidak akan kulakukan sendirian. Dari arah yang berlawanan aku melihat Mada berjalan seorang diri dan tidak jauh di belakangnya terdapat Zaki dan sahabatnya. Bisa ku pastikan mereka bertiga ingin melihat murid baru juga mengingat bahwa Mada itu kepo dan sahabat Zaki adalah seorang yang memiliki tingkat kepo yang sangat tinggi. Setelah saling angguk-mengangguk --meskipun aku tak tau maksudnya apa-- kami mendekati kelas itu. Aku, yang notabene anak tertua diantara mereka --sekaligus satu-satunya diantara mereka yang tau namanya-- bertanya kepada anak kelas 11.3. Alangkah terkejutnya aku, ketika aku melihat Kanade versi manusia berambut hitam di kelas itu. Ah, aku kebanyakan baca manga jadi berkhayal terlalu tinggi. Tapi kalau dilihat-lihat mirip juga sih sama Kanade. Ah~ seperti aku harus mulai melupakanmu, oh idolaku Kanade, karena aku sudah menemukan sosok yang mirip denganmu. Kau harus menjadi milikku, Sakura sayang. Sepertinya kebiasaanku untuk tersenyum akan segera terganti dengan sebuah seringai karena aku lihat dua kouhai ku ini juga menyukainya. Yah, mau bagaimana lagi. Jelas aku harus menjauhkan si kowai shota dan iblis ini dari Kanade ku tercinta bukan?
END POV


Ketika itu Sakura hendak menghampiri si gerbang sekolah, mengingat sekarang sudah jam pulang sekolah, hingga tiba-tiba saja seseorang --tidak, tiga orang-- datang menghampirinya--
"Halo, Sakura"
--dengan bling-bling namun masih menyimpan aura hitam disekitar mereka, membuat Sakura agak merinding.
"Ha-halo." balas Sakura gugup. Ukh, harusnya aku nunggu Hana pulang ekskul aja kalau tau bakal begini, batin Sakura. "A-ada ap-apa ya?" tanya Sakura takut-takut.
"Tidak apa." balas Mada. "Mau pulang bareng?" tawar Zaki. "Tenang saja, diantar sampai rumah dengan selamat kok." Jelas Syahmil.
Sepertinya hari-hariku di sini akan sulit, sangat. Batin Sakura
.
.
.
Huft, Chapter empat selesai. Buat semua penggemar War Of Lovers --meskipun aku gak yakin ada penggemarnya sih-- aku mohon maaf banget nih, karena mulai hari ini aku ngepost ini cerita cuma hari Sabtu atau Minggu doang --abis mau UTS sih-- jadi aku minta maaf banget yah. Jaa~ matta ashita~

2 comments: