Sunday, December 14, 2014

Killing God

Virtual Novel - Killing God

Killing God BAB 1 : Rise and Shine

“sial” ucap Felix yang tengah duduk di cafĂ© Adham, menunggu pesanannya.
“Bobby Ali Kusumo? Guru yang sangat dekat dengan murid perempuan?” tanya seseorang dari tempat duduk di sebelah Felix.
“eh, Aiden?? Kenapa kamu di sini lagi?” Felix balik bertanya.
“kami belum sempat memesan apa-apa tadi, dan May Lan merasa lapar” jawab Aiden.
“April!” sahut Fang May Lan.
“ooh, ya.. bagaimana kamu bisa tau mengenai pak Bobby?” tanya Felix lagi.
“aku sudah bilang sebelumnya, kami mengetahui apa-apa saja tentang target kami” jawab Aiden sambil menyeruput kopi panas yang terhidang di mejanya.
“tapi bagaimana?”
“kami punya cracker” sahut May Lan yang tengah mengaduk mie ayam yang dipesannya.
“ooh, CCTV!” seru Felix.
“yap, CCTV itu merekam semuanya, bahkan dari awal bel pulang hingga kamu jemput Anggie” ujar Aiden.
“hah? Aku lupa, sial! Sekarang aku akan benar-benar dikeluarkan dari sekolah” Felix terduduk lemas.
Seorang pelayan datang dan menaruh jus alpukat yang dipesan Felix di mejanya.
“silakan dinikmati” ucap pelayan itu sebelum pergi. Dibalas sebuah anggukkan oleh Felix.
“jangan khawatir, kami bisa membantumu agar tidak dikeluarkan dari sekolah itu” ujar Aiden.
“benarkah? Bagaimana?” tanya Felix dengan antusias.
“sebaiknya kau pindah ke meja kami agar tidak ada orang lain yang mendegar percakapan ini”
“baiklah” Felix bangkit dan kembali duduk di samping Aiden sambil meletakkan jus alpukat yang ia pindahkan dari mejanya.
“Sarah bisa saja masuk ke dalam jaringan penyimpanan data sekolahmu, dan ia bisa menghapus jejak yang ter-rekam kamera CCTV”
Aiden menyeruput kopinya.
“jika itu tidak berhasil, Sarah akan memberikanmu kaset hasil rekaman kamera CCTV di WC Perempuan yang merupakan milik pak Bobby pribadi, kamu bisa menunjukkan rekaman itu kepada kepala sekolah sebelum pak Bobby menunjukkan rekaman milikmu” lanjut Aiden.
“hmm” Felix tampak berfikir.
“apabila berhasil, aku ingin kau bergabung dengan kami” ucap Aiden.
Felix berfikir mempertimbangkan solusi yang ditawarkan Aiden. Gelas jus alpukat yang dipesannya semakin basah oleh embun yang mulai mencair.
“kami bisa membantumu membalaskan dendammu kepada laki-laki di pencucian motor itu, seorang Pembina tur, dan teman sekelasmu. Bahkan kami bisa membantumu membalaskan dendam kepada beberapa orang di masa lalumu” ujar Aiden.
“hah? Bagaimana kau tau tentang semua itu?” tanya Felix
“tentu saja, kami mengetahui apa-apa mengenai target kami”
“baiklah, aku bergabung denganmu” ucap Felix.
“tenang saja, tidak usah terburu-buru, kamu boleh memutuskan tentang ini nanti” kata Aiden.
“tidak, kalau memang bergabung dengan kalian bisa membalaskan dendamku, dengan senang hati aku bergabung”
“berhati-hatilah, bergabung dengan kami berarti memutuskan berkah tuhan terhadapmu” kata April sambil menyuapkan mie ke dalam mulutnya.
“memutuskan berkah dengan tuhan? Maksudmu? Tuhan mengetahui semua gerak-gerik kalian?” tanya Felix.
“tidak, kami menghindari mata tuhan sejauh yang kami bisa, apabila tuhan mengetahui kamu telah bergabung, ia akan memutuskan berkahnya terhadapmu” terang Aiden.
“tapi bagaimana bisa membunuh tuhan apabila tuhan sendiri mengetahui keberadaan kalian?”
“tuhan memiliki beberapa titik buta, dimana mata nya tidak dapat melihat”
“seperti apa ‘mata’ tuhan ini?”
“mereka adalah orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan tuhan”
“kontak seperti apa?”
“kebanyakan dari mereka berdo’a meminta kekuasaan, kekayaan, kecerdasan, dan hal-hal berbau dunia lainnya, dan sebagian diminta oleh tuhan sendiri untuk melakukan perjanjian dengannya” Aiden mengakhiri penjelasannya dan meneguk kopinya.
“begitukah? Sepertinya berat sekali menjadi pembunuh tuhan” ucap Felix sambil menikmati jus alpukat yang sejak tadi dibiarkannya.
“ya, lawan yang kami hadapi bukan sembarangan”
“tidak terlalu sulit jika kamu memiliki semangat balas dendam” sahut April yang baru saja selesai menikmati mie ayamnya.
“balas dendam….” ucap Felix.
Felix termenung sejenak. Segala kejadian yang pernah terjadi yang membuatnya membenci tuhan kembali teringat.
Jantung Felix yang semula berdetak dengan normal perlahan berdetak tidak beraturan. Felix menyeringai menahan sakit yang disebabkan detak jantungnya yang tidak beraturan. Hal ini terjadi setiap kali ia mengingat atau mengalami sesuatu yang membuat hatinya sakit.
“sial…” ucap Felix menahan rasa nyeri dari jantungnya.
“oke, oke.. santai saja, kami akan segera membantumu membalas dendam-dendammu” ujar Aiden melihat Felix yang tengah menahan sakit.
“ahah.. terima kasih” ucap Felix masih dengan ekspresi menahan rasa sakitnya.
“selamat datang di Killing God” April menyodorkan tangannya
Felix menyalami April. Sambil menahan rasa sakit, ia mempererat genggaman tangannya. Begitu juga April, ia mempererat genggamannya.
“hah?” Felix melepas genggamannya.
“kenapa?” tanya April.
“sakitnya hilang begitu saja” jawab Felix.
“tentu saja, karena April memiliki kekuatan penyembuhan” ujar Aiden.
“kekuatan penyembuhan?”
“ya, aku bisa menyembuhkanmu kapanpun kamu terluka” kata April sembari mengedipkan mata ke Felix.
“tidak mungkin kita bisa membunuh mata-mata tuhan tanpa kekuatan yang seimbang. Mereka memiliki kekuatan supranatural yang diberikan oleh tuhan. Killing God juga memiliki kemampuan untuk memberikan anggota-anggota kami kekuatan super” jelas Aiden.
“bagaimana caranya?”
“melalui virus ‘N’ yang kami injeksikan kepada anggota baru. Virus tersebut akan mencari potensi terkuat pada tubuh yang dimasukkinya, dan meniru persis sel-sel pemicu kekuatan tersebut, kemudian memperbanyak dan membuatnya lebih aktif secara sadar” jawab Aiden yang kemudian meneguk kopinya hingga habis.
“waw, sepertinya teknologi kalian sangat maju”
“tentu saja, kami harus selangkah lebih maju dari tuhan untuk mengalahkannya” Aiden meletakkan cangkir kopi kosong di mejanya.
“keren!”
“itu baru sebagian dari apa yang kami punya” kata April.
“apa saja yang kalian punya?”
“untuk hal lainnya, kamu akan mengetahuinya setelah bergabung lebih lama dengan kami. Rencana menyelamatkanmu di sekolah ini kita mulai besok pukul 7, Sarah akan membantumu dalam misi ini” jawab Aiden.
“baiklah”
Aiden dan April berdiri dan berjalan menuju kasir.
“sampai jumpa,” ucap April.



No comments:

Post a Comment