Showing posts with label Harem. Show all posts
Showing posts with label Harem. Show all posts

Thursday, November 16, 2017

THE PRINCE AND THE PRINCESS LIVE HAPPILY EVER AFTER

How Romance Story Should Be VS How It Actually Is

Romance : Expectation vs Reality


Anime Live Happily Ever After

Quick announcement, I didn't make a post in the past few weeks cause I'm actually working on a project with some friends to create Intion's YouTube channel. We gonna be doing anime reviews and stuffs there so stay tuned if you're interested to see Intion's posts in video.

So back to topic, the reason I suddenly write something like this, is because I just read ReLife up to chapter 205. It wasn't bad, I love chapter 197, if you haven't read it, I suggest opening a new tab and read it right now side by side with this post.

However, just as good as it is, it's also quite frustrating knowing that this series is progressing in a very slow pace. I'm guessing at this rate, they will end during the climax in reader's heart, that is when both test subjects go back to their life and then accidentally or purposefully meet up at some point, eye-to-eye contact, and then the series ended. Classic, really classic. Wanna know which series do exactly the same ending? Kimi no Na wa, Angel Beats, Ano Natsu de Matteru, and many more that I couldn't think of.

To be completely honest, there's nothing wrong with using that cliche as ending. It's just doesn't feel right when you desperately extend a story by adding some more chapters of the characters loitering around, going back and forth, no progression at all just because you have to meet the quota with the ending you want for the story. If the story ends at one point then just end it there. If there's still some quota left, make some extra chapters or something, or just change the ending into something that will work better with given amount of chapters.

I'm talking like I understand anything behind the scene here, but I assure you I don't. I'm just a fellow story writer that got irritated seeing a story like this. So I did some research, and I finally found where this Rom-pocalypse started.

Have you ever heard the sentence "And so, the prince and the princess live happily ever after... "?

That, is the root of all these no-story-after-life things. This sentence is mostly used to end a story, an ancient story like The Beauty and The Beast, Cinderella, etc.

How is this sentence related to today romance anime?

The answer is simple. This powerful sentence gives the author a freedom to not developing the story anymore, they don't have to think about the characters, don't have to think about progression, and so on. This sentence simply put an end that everybody wants, a happy ending to a romance story, and let the author take a leave from the series.

Angel Beats Ending

Of course they don't simply say the sentence out loud in the end of a series. They camouflage it into something more acceptable for people. Example #1, Angel Beats. [Spoiler Alert] The end of Angel Beats is basically Kanade and the main guy left in the void while everybody else has already reincarnating. Apparently, Kanade also reincarnate just when the main guy hugged her and that is so sad. However, by happy ending rule, there's an epilogue in where Kanade and the main guy reunited in the real world. It ended when Kanade was about to reach out to the main guy's hand and POOF! That's the "Ever after" sentence.

Charlotte Ending

Still not convinced yet? Example #2 Charlotte. [Spoiler Alert] After going through hard times, collecting power throughout the entire world, the main guy has to be satisfied with a group video. Damn, what a bummer. I mean let's be honest, it'd be nice if the author put an epilogue in where the main guy and the girl together since the romance happened at the end part of the series.

Do you get what I'm saying this whole time? These are endings that gives us a glimpse of what happy ending the characters have when the story ends. Just a piece of it, no more.

Now another good example is Stens: Gate. [Spoiler Alert] The end of Steins: Gate we can see Kyouma encountered Kurisu on his way, and then he acted as if it's a "Unmei no Deai". At this point, the series ended, it is indeed an "Ever After" ending, but apparently they released a Steins: Gate movie that takes time after the main series in which Kyouma and Kurisu already going out together so that's fine. I said that is fine, then the others should be fine too right? Since they might be making another season or movie in the future. Well maybe, but have you seen season 2 of Angel Beats or Ano Natsu de Matteru? Nope.

Hadi Girl

Another example is from manga, Hadi Girl, my favorite manga back then, ended with 30 or so chapters. After finally being able to confess to the she likes, they ended right when they were about to accidentally kiss each other's lips. So cute yet so annoying.

Final words, there is nothing wrong in simply using "Ever After" ending. That being said, don't go ahead and forcefully extend the chapters of your story to meet the quota and then end it with an "Ever After" while you just loitering around with no progression for 20 chapters. Hadi Girl ended like that cause of the chapters limit, but it's a good time to end use "Ever After" ending and not drawing random chapters where the main couple don't even interact with each other. If, for some reason you really want to use that, then pull a Clannad, or a Tasogare Otome x Amnesia in where the couple become official early and have some after story before it actually ends.

If you're interested in romance manga, check out my scruffy Ano Natsu de Matteru Review!

Thursday, February 23, 2017

Lo Bukan Lo Kalo lagi Laper

Anime Review : Ben-To

Ben-To

 

Ben-to Anime Review

 

Bento (2011) by David Production. Anime ini bener-bener bagus! Scene fightingnya well animated, jelas sih, namanya genre nya aja martial arts. Hal yang menarik dari anime satu ini yaitu konsep bertanding untuk memperebutkan Bento (bekal) setengah harga. Anak kos, anak rantau direkomendasikan untuk nonton nih anime, pasti feels nya kerasa. Awalnya emang bisa dibilang konyol karena berantem cuma untuk rebutin makanan, dan itu mengingatkan pada sebuah iklan yang cukup viral dengan tagline nya "Lo bukan lo kalo lagi laper.". Semua pasti tau iklan apa itu... yap, iklan sneakers. Anyway, ada waifu baru di sini, dan sangat potensial. Tapi dari semua karakter perempuan yang ada di series nya, yang paling mencolok yaitu Sen Yarizui dan Shaga Ayame. Nanti gua kasih tau siapa waifu baru gua, tapi untuk sekarang gua akan sebutkan kelemahannya. Kelemahan pertama yang paling mencolok yaitu scene yuri. Nantinya akan ada scene yuri + incest yang overdose, padahal genre nya nggak menyebutkan yuri. Kedua yaitu episode yang terlalu pendek. Ya, mereka mengakhiri series nya dengan baik, tapi meninggalkan tanda tanya besar antara hubungan Satou Yoh dengan Sen Yarizui, well, romance memang bukan genre nya juga sih. Sayangnya anime ini underrated, entah kenapa, padahal bagus, mungkin kalo mereka mengurangi adegan yuri nya atau menambahkan tag yuri ke genre nya, anime ini jadi lebih mudah dicapai. Overall score untuk Bento : 3.5/4 Thumbs.

Character Review

 

Sen Yarizui
Sen Yarizui, disuarai oleh Mariya Ise. *suara drum* daaaan inilah waifu baru gua, Sen Yarizui!!!
Ehm, mungkin banyak yang milih Shaga sebagai waifu, tapi nggak, yang nemplok di hati gua yaitu Sen. Kenapa? Pertama, Sen itu cool, calm, collected. Dia menghadapi masalah dengan tenang dan cool. Dua, dia badass. Sen itu kuat, karena itu dia termasuk serigala yang dapat julukan "Ice Witch". Tiga, clumsy. Meskipun cool, calm, collected, rupanya Sen punya sisi clumsy atau ceroboh juga, karena itu dia diberi julukan Ice witch. Empat, jelas, bodynya AAA. Perkembangan karakter slow, ngga begitu terlihat, mungkin karena karakter dasarnya yang melekat dan pakem, tapi pada akhirnya dia terbuka juga kok. Score untuk Sen : A





Satou You
Satou Yoh, disuarai oleh Hiro Shimono. Pertama-tama, karakter Satou itu memang bagus. Lucu, ceroboh, bodoh, dll. tapi jangan terkecoh dengan karakter badutnya, Satou ini ternyata kuat. Kuat serupa dengan Sen. Awalnya gua ngga menduga kalau orang ini ternyata bisa ngalahin musuh dengan mudah seperti senpai-nya, Sen. Perkembangan Satou dari awal sampai akhir, mungkin yang paling mencolok adalah sisi gay nya. Yup, semakin ke belakang Satou jadi makin gay (spoiler). Score untuk Satou Yoh : B-









Shaga Ayame Shaga Ayame, disuarai Emiri Katou. Shaga salah satu karakter favorit gua, apalagi VA nya juga ngisi karakter-karakter favorit gua dari series lain. Tapi sayang ngga cukup screen time untuk Shaga supaya jadi waifu gua. Selain itu juga, ada satu hal penting yang mengurangi poin Shaga di mata gua, yaitu baju renang. Di sepisode berapa (lupa), ketika semua ke kolam berenang, jelas ada fanservice dong, di sana kita punya dua primadona, Sen dan Shaga. Ketika gua lihat baju renangnya Sen, "oh yeah!!", namun ketika gua lihat baju renang Shaga, ah biasa aja. Anyway, Shaga termasuk serigala kuat yang punya julukan, dan kekuatannya setara dengan Sen. Perkembangan karakter, gua suka ketika Shaga tau kalo Satou suka sama Sen. Jarang ada rival yang bisa bikin gua ikut rasain kehilangan, dan Shaga termasuk salah satu yang dapat bikin gua merasaakn kehilangan juga. Penanaman karakter terhadap penontonnya bagus. Score untuk Shaga : A


Hana OshiroiHana Oshiroi, disuarai Aoi Yuuki. Karakter satu ini gua punya mixed feelings. Satu sisi gua ngga suka hardcore fujoshi nya yang main-mainin karakter utama sehingga jadi yaoi. Tapi di sisi lain ngga bisa dipungkiri kalo dia lucu. Cara dia menggunakan narasi third person untuk membuat pertarungan sengit Satou jadi pertarungan di ranjang dengan laki-laki lain ngga bisa dipungkiri memang lucu. Perkembangan karakter, rasanya ngga terlalu mencolok selain dia menemukan jati dirinya, yaitu penulis cerita yaoi Satou. Score untuk Oshiroi : B

Yup, jadi itu dia review untuk Ben-to, anime ini direkomendasikan untuk yang nyari anime fighting, comedy atau bahkan yuri. Kalau ada pendapat silakhan dikomen, dan jangan lupa share ke temen otaku yang masih baru.

Monday, February 6, 2017

HYPE, CLICKBAIT DAN BULLSHIT

Judul Clickbait

Hype!!!

 

clickbait

Hmmm... berapa lama? sekitar 6 bulan ngga nyentuh ini blog sama sekali dan jangan tanya.

Tahun 2016 gua nobatkan sebagai tahun penuh hype. Kenapa begitu? Dimulai dari No Man's Sky, Pokemon GO, Re Zero, dan lain-lain yang bikin gua ENEG banget liat timeline facebook.

Orang mudah sekali kena virus hype, dan sebagai orang yang anti mainstream gua benci sekali dengan hype, karena itu post ini kita bahas tentang Hype dan bullshit yang terjadi sepanjang gua menghilang.

No Man's Sky

 

no man's sky

Mungkin lebih cocok disebut "No Man's Game". Sejak trailernya dilihat banyak orang, umat manusia langsung mengelu-elukan game space adventure exploration survival satu ini. Dengan bangganya mempersembahkan quantiliun planet yang dapat dijelajahi di sepanjang game, mereka membangkitkan semangat umat mainstream manusia di bumi.

Hal yang paling gua senang adalah ketika NMS jatuh, yaitu pas dia release. Nggak lama setelah rilis, orang-orang mulai merasakan kejanggalan. Mana multiplayernya? Alah BT banget nunggu pesawat sampe tujuan, lah kok planetnya gitu-gitu aja si??

Ketika orang pada keheranan, gua ketawa, mampus lu, satu hype telah gugur dan gagal menimbulkan kesan di hati umat manusia.

Overwatch

overwatch
"Is this easy mode??" "Nerf this!"
Tau itu catchphrase siapa? oya, itu perempuan di bawah umur yang terjun ke medan perang.

Overwatch sudah mengecewakan gua sejak Blizzard bilang itu berbayar, tapi itu cuma sebagian. Satu karakter tertentu yang bahkan jauh hari sebelum release sudah banyak yang ngidolin. Dva.

Gua ngikutin banyak, banyak banyak banyak cosplayer. Bukan stalking, cuma pengen keep updated aja (jangan tanya). Gua ngga ngitung, tapi yakin sedikitnya ada ratusan cosplayer yang sudah cosplay Dva jauh sebelum Overwatch release.

Ini bullshit, karena mereka cuma cosplay satu karakter tertentu, dan taulah seperti apa cosplayer yang masih merasa dirinya fanpage kecil.

Masalahnya bukan karena gua ngga suka Dva, tapi sebenarnya gua ngga yakin cosplayer-cosplayer itu bahkan mainin Dva. Maksudnya gini, setau gua cosplay itu baiknya kita kenal karakter yang kita perankan, bukan sekadar ngikut hype kemudian inovasi sedikit (contoh: Dva pake pakaian dalam, Dva pake baju renang, Dva ngga pake baju, Dva...).

Gua ingat di BBM suka ada akun-akun palsu yang nawarin foto dan video porno kalo kita beliin dia pulsa. Biasanya dia bakal pasang profil yang menggugah, pelan-pelan makin kebuka fotonya dsbg. Dari cosplayer-cosplayer yang gua lihat ini, rasanya ngga ada bedanya. "if you want the uncensored version, follow me on patreon." dan sebagainya.

Gua bukan menghina cosplayer, tapi gua mengingatkan aja supaya cosplaynya ngga sekadar bullshit, apalagi cuma jadi bahan fap fap orang.

Pokemon GO

pokemon go
Oya, setelah ngomong agak vulgar tadi kita beralih ke old school. Game dengan teknologi Augmented Reality yang mutakhir, game yang disambut oleh semua kalangan masyarakat dari berbagai usia, Pokemon GO!!!!!1!11

Hadeh, game ini sempet ngehype, dan gila, 6.999.999.999 manusia di bumi mainin game itu (kecuali gua), ngga peduli apa dia tau apa itu pokemon atau ngga. Kebanyakan cuma ikutan hype, dan sampe-sampe menggempar dunia.

Hebatnya lagi, game ini cuma bertahan sekitar 2-3 bulan dan orang-orang kembali ke overwatch dan sun n moon, jadi syukurlah.

Re Zero Bla Bla Bla

re: zero kara hajimaru
Beralih ke anime, gua kecewa sekali dengan ketidakkreatifan penulis-penulis light novel dan fans-fans di Jepang. Pertama, penulis seolah berpikir kalau judul yang puaaaaaaaannnjaaaaanng itu bakal laku, dan kalo genre harem dengan sedikit oppai bakal menarik penggemar dan kenyataannya, benar. Kedua gua kecewa sekali dengan fans di Jepang karena penulis dan produser ngga akan menciptakan kisah-kisah oppai dan harem itu kalo bukan karena itu permintaan fansnya. Perlu diketahui, pasar yang mereka jadikan rujukan adalah pasar di Jepang karena... Jepang.

Khusus Re Zero Bla Bla Bla, bahkan sebelum selesai tayang ribuan cosplayer berbondong-bondong berpose sebagai Emilia, Rem, Ram, Processor, VGA, dsbg. untuk memuaskan hasrat para wibu. Kasus ini mengingatkan gua pada satu waifu yang tidak perlu disebutkan namanya. "Oh, udah banyak yang cosplay Emilia? Oke kita inovasi sedikit, Emilia pake bikini!!!" dan terus, terus, terus, terus.

Re Zero Bla Bla Bla ini buanyak banget yang suka, semua orang bilang itu anime bagus, berkualitas, bla bla bla... hadeh. Hype, sekali lagi itu cuma arus sungai hype yang luar biasa kenceng.

Kimi no Na wa

kimi no na wa
Kimi no Na wa bagus, dan ngga sekadar bullshit, dan gua belum nonton. Gua tanya ke temen gua "ini akhirnya dia orang pacaran ngga?" dia bilang "ngga" dan gua jadi males mau liat.

Kimi no Na wa juga membawa weeb dari yang kacangan sampe yang batangan bersatu untuk memuja penulisnya. Seolah anime yang turun dari langit, 6.999.999.999 manusia di bumi memujanya (kecuali gua). Karena hype yang deras sekali, gua jadi males mau nonton. Ibarat kita mau nonton star wars, kemudian sudah banyak orang yang nonton dan seseorang ceritain ke lu isi filmnya.







Oke jadi itu semua uneg-uneg hype gua. Sebagian mungkin ngga bisa dikategorikan sebagai hype, tapi gua ngga tau apa namanya jadi gua masukin aja.

Judul clickbait? Oh ya, itu buat clickbait aja, namanya aja clickbait.

Monday, June 13, 2016

Main Character Terburuk Dalam Sejarah Harem

Anime Review : Saijaku Muhai no Bahamut

Saijaku Muhai no Bahamut


Saijaku Muhai no Bahamut

Saijaku Muhai no BahamutSaijaku Muhai no Bahamut (2016) dari studio Lerche. Langsung saja, anime ini sampah. Pertama, mecha theme yang ngikutin IS. Kedua, pertemuan awal yang ngikutin Gakusen Toshi Asterisk. Ketiga, main character yang bodoh, lemah, nggak peka, menyedihkan. Gua sendiri udah ngubah judul animenya jadi Bahamut Mecha : The Pathetic, Weak, Mushy, Idiot Protagonist. Begitu lebih cocok untuk menggambarkan betapa buruknya main character dalam anime ini. Gua nggak bilang ceritanya jelek, cerita keseluruhannya bagus, animasinya juga nggak buruk, standar lah. Hal yang gua suka dari series ini yaitu ost opening dan endingnya, juga episode 11 dan 12. Kenapa? Di episode 11 dan 12 itu animasi fightingnya maksimal, keren pokoknya. Juga di ep 11 dan 12, si idiot MC balik fokus ke cewek pertama, yang seharusnya jadi pemenang dalam anime harem. Sayangnya, tato di atas vagina Lisha itu tidak berarti apa-apa. Gua udah seneng, karena di dua episode terakhir itu kelihatan ada harapan antara Lisha dan Lux, tapi ternyata nihil, mengecewakan sekali. Bagi mereka kaum normal yang mengategorikan Saijaku Muhai no Bahamut sebagai anime romance, suck my dick. Romance? Oke, kalo untuk sekadar tindakan romantis mungkin memang masuk, tapi feeling? Relationship? Commitment? 0, solid 0. Overall score untuk Saijaku Muhai no Bahamut : 2 / 4 Thumbs.

Character Review

Saijaku Muhai no BahamutLux Arcadia, voiced by Tamura Mutsumi. Satu kata untukmu, Lux... PAYAH. Dense, idiot, pathetic, weakling. Semua kata negatif gua berikan ke Lux. Pertama, terlepas dari semua aksi romance nya dengan cewek-cewek, dia expresionless. [SPOILER] Satu scene yang paling gua jengkel itu ketika Lux habis ngasih makan Phi-chan. Dia tau kalo dia marah, jengkel, kesel, dan gua bisa rasakan itu. Sayangnya waktu dia mukul tembok, mukulnya kayak banci. Payah. Hal yang gua suka dari Lux itu cuma Drag-ride nya, Bahamut. Oh ya, Lux juga male protagonist yang demen crossdressing, dia menyelesaikan masalahnya dengan melarikan diri.[SPOILER] Waktu dia disuruh mijitin Celes, dan Celes minta dia hidupkan lampu, dia buru-buru crossdress, what a pussy. Apa coba namanya kalo bukan melarikan diri? Setidaknya hadapin dengan wujud laki-laki dong, toh yang nyuruh dia ke situ kan ajudannya Celes sendiri. Nggak punya pendirian, sulit mengambil keputusan, sama seperti karakter laki-laki dalam anime harem pada umumnya, bodoh, nggak peka. Hadeh... mungkin cukup flame ke Lux, tapi sisi baiknya dia masih bisa menyelamatkan Lisha sebelum dia diperkosa sama penjaga. Ini sesuai dengan prinsip gua, A noble knight's supposed to protect the honor of his beloved one while developing his skill. Seorang kesatria itu seharusnya melindungi kehormatan seseorang yang ia cintai sambil mengembangkan kemampuannya. Anyway, score untuk Lux Arcadia : C.

Saijaku Muhai no BahamutLisesharte Atismata, voiced by Lynn. Lisha juga, sama kayak Lux, walaupun memang Lisha lebih forward ketimbang Lux. Kalo suka ya bilang, dia mah bisanya stalking doang, udah gitu ujung-ujungnya bukan jadi pacar, malah jadi bodyguard. Percuma aja Lisha udah pamer-pamerin tato di atas vagina-nya kalo ujung-ujungnya cuma nihil. Gua juga kasihan sebenarnya sama Lisha, karena sepanjang series, meskipun dia yang seharusnya ditakdirkan sama Lux, tapi dia yang paling sedikit screen time. Di awal 2 episode, lalu di akhir 2 episode, 4 episode total, dan dia sudah menunjukkan tubuh telanjangnya ke Lux, bahkan hampir memperlihatkan vagina-nya ke penonton. Gua tau ini harem, tapi kalo emang Lisha itu the chosen one, setidaknya tambahlah sedikit waktu untuk Lisha dengan Lux. Gua bahkan nggak inget kalo Lisha pernah ciuman dengan Lux sepanjang 12 episode itu. Payah, karakter di sini payah. Score untuk Lisesharte Atismata : B.




Saijaku Muhai no BahamutPhilpie Aingram, voiced by Kubo Yurika. Phi-chan ini karakter favorit gua, karena selain oppainya ok, dia juga emotionless, kuudere atau dandere gitu. Tapi karena emotionless-nya itu dia jadi bisa ngomong blak-blakkan, cuma Lux-nya aja yang bego. Nomer dua kalo menurut gua, karena dia childhood friend, jadi kalo bukan Lisha yang the chosen one, itu harusnya Phi-chan. Tapi Author-nya airhead, jadi nggak sempet mikir begitu. Biasanya dalam harem itu childhood friend kalah, tapi di sini kan nyatanya nggak, tapi nggak menang juga (nggak ada pemenang). Oh ya, tau Karuta Roromiya? Phi-chan di sini ebnar-benar mirip dengan dia. Score untuk Philpie Aingram : A-.

Saijaku Muhai no BahamutKrulcifer Einfolk, voiced by Fujii Yukiyo. Oke, dia juga satu karakter blak-blakkan yang diblock sama author, entah kenapa. Dia nomer tiga, kalu bukan Lisha, Phi-chan, berarti dia the chosen one. Sayangnya Krulcifer meskipun sudah all out, tapi kalo author tidak berkehendak, mau bagaimana lagi? Serangannya Krulcifer udah kritikal, apalagi scene ciuman yang gua inget itu cuma ciumannya Krulcifer doang, padahal the chosen one aja belom tentu. Lisha yang the chosen one malah nggak kelihatan mesra nya dengan Lux. Payah. Krulcifer ini kedua mucul, dan di episode nya dia itu gua masih berpikir kalo Lux akan berakhir dengan Lisha. Tapi pemikiran gua putus setelah karakter yang dibawah ini. Score untuk Krulcifer Einfolk : B.

Saijaku Muhai no BahamutCelistia Ralgris, voiced by Taneda Risa. Ini dia yang bikin harapan gua untuk Lux x Lisha pupus. Kenapa? Lux bela-belain crossdress supaya bisa dekat dengan dia, walaupun Celes sendiri nggak bagus-bagus amat selain kecantikan dan oppainya (juga mecha nya). Celes ini karakter yang nggak konsisten, sama kayak Krulcifer, dia bilang dia benci laki-laki, tapi setelah deket sama Lux dia malah suka sama Lux. Nggak punya dasar yang konkret, mudah berubah, dan itu bagian dari perkembangan karakter, oke, gua bisa terima. Gua nggak pernah terima karakter seperti ini jadi the chosen one, dia boleh suka, tapi Lux nggak seharusnya suka sama dia, kalo bukan karena ulah author yang terus-terusan ngedorong Lux supaya bisa mesra-mesraan sama Celes. Score untuk Celistia Ralgris : B-.






Images from myanimelist.net