Friday, January 17, 2014

Acceleration Zombie Apocalypse part. 2

Virtual Novel

Acc. Zombie Apocalypse pt 2


Lanjutan untuk Acceleration Zombie Apocalypse, enjoy!

Acceleration Zombie Apocalypse

“dor, dor” Abiyyu dan Brian membuka jalan sambil terus melangkah kedepan seiring makin banyak zombie berdatangan.
“Elita, Tria, Anggun, sama Serla duluan!!” seru Abiyyu.
“i, iya tapi kemana?” tanya Elita.
“udah yang penting keluar gerbang dulu, buruan!” sahut Brian.
“yaudah, Tria, ayo lu sama gua” panggil Elita sembari menaiki motornya.
Mereka ber 11 berhasil melarikan diri dari serangan zombie di sekolah.
Melewati kos-kosan Yuridis, Serla yang berjalan paling depan melihat Yuridis tengah melawan beberapa zombie yang menyerangnya. Ia menghentikan motor nya, diikuti 7 motor dibelakangnya. Abiyyu langsung turun dari motornya dan menembaki zombie yang mengejar Yuridis,diikuti Iqbal, dan Dzaky.
“buruan Dis!!” seru Dzaky.
“gila Dzak, gua dikejer-kejer dari tadi” sahut Yuridis sambil berlari menyeberangi jalan.
“langsung naik, cepet!” Dzaky dan Iqbal kembali menaiki motornya, diikuti Yuridis yang naik motor Dzaky.
“eh, bensin gua mau abis, kita ke SPBU dulu yak!” sahut Elita.
“ok, Yu, Ser, kita ke SPBU dulu” seru Brian sambil menaiki motornya.
“ok” jawab Abiyyu yang juga sudah kembali duduk di motornya yang dikendarai Reza.
Mereka melanjutkan perjalanan hingga ke SPBU, tidak ada mobil, atau pun motor sama sekali di sepanjang jalan, hanya ada beberapa zombie berkeliaran.
Sampai di SPBU, Elita mengisi bahan bakar motornya, sementara yang lain melihat keadaan sekitar nya.
“aman nih!” seru Dzaky setelah melihat kedalam ruang pegawai dan toilet.
“oy, gua punya ide” sahut Abiyyu seraya memanggil Dzaky untuk mendekat.
“ide apaan?” tanya Dzaky.
“gini, ada barang penting yang harus diambil dirumah gua, tapi kalau kita ramai-ramai, nanti repot, gimana kalo kita berdua aja yang ngambil? Yang lain tinggal disini..” jelas Abiyyu.
“boleh juga tuh,” tanggap Dzaky sembari membuka laci tempat menyimpan uang.
“Dzak, lu ngapain??” tanya Serla melihat Dzaky mengambil beberapa lembar uang Rp.100.000,- an.
“ini zombie apocalypse, nggak ada lagi yang hidup dan masih perlu uang, mending kita ambil aja, siapa tau setelah ini selesai kita perlu” jawab Dzaky dengan santai.
“tapi bukannya lu orang kaya?” komentar Abiyyu.
“udah, lu mau apa nggak?” Dzaky menyodorkan beberapa lembar uang tersebut.
“hmph, siapa tau setelah ini gua bisa beli Alienware” jawab Abiyyu seraya menerima uang tersebut.
“lagi tegang begini dia malah sempet-sempet nya mikirin laptop” ujar Serla.
“mau gimana lagi? Namanya aja gamer” jawab Abiyyu.
Setelah Elita selesai mengisi bahan bakar, Abiyyu menceritakan rencana nya kepada yang lain.
“hmm, oke lah kalo gitu” ujar Brian.
“kalo gitu lu ambil shotgun gua nih, pistol lu kasih Yuridis aja” Abiyyu memberikan Shotgun dan beberapa pelurunya.
“Yan, lu udah paham soal zombie apocalypse kan?” tanya Dzaky sebelum mereka berangkat.
“iya, udah tenang aja, gua udah ahli beginian” jawabnya.
“Yan,” panggil Abiyyu yang sudah menyalakan motornya.
“apa?” tanya Brian.
“gua titip itu ya,” jawab Abiyyu sambil melirik ke arah motor matic yang sejenis dengan miliknya berwarna putih dengan corak oranye terang.
“oooh, iya-iya paham gua, sip, tenang aja!!” Brian mengacungkan jempolnya.
“sip, ayo jalan Dzak” Abiyyu menurunkan kaca helm nya dan meninggalkan SPBU diikuti Dzaky.
Brian dengan 8 yang tinggal melihat kepergian mereka dengan harapan akan membawa sesuatu yang baik ketika kembali.
“yo, semua nya kita ke situ aja” Brian menunjuk ruang pegawai.
Tiba-tiba 4 sepeda motor memasuki areal SPBU, berhenti tepat di depan Brian.
“fuuh, gila..” Oscar membuka helm nya.
Oscar Pandapotan Sidabutar, absen 16, ketua kelas Akselerasi.
Bersamanya, Bobby Ari Nugroho, Dimas Gusti Winanto, dan Malik Kusuma Atmaja, berturut-turut absen ke 3, 6, dan 10, 3 sekawan yang selalu bersama.
“lu pada ngapain disini?” tanya Oscar.
“lu kira kita mau mati dimakan zombie disekolah?” Brian bertanya balik.
“emang di sekolah ada zombie??” Oscar tidak percaya.
“udah, lu mending ikut kita aja, parkir motor lu, kita nunggu Abiyyu sama Dzaky” ujar Brian.
Mengikuti ajakan Brian, mereka me markir motornya di deretan motor yang lainnya, dan ikut berlindung di ruang pegawai.
Sementara Abiyyu dan Dzaky sampai dirumah Abiyyu. Mereka bergegas masuk kedalam.
“Dzak, jagain luar bentar”
“iya, jangan lama-lama lu” Dzaky mengawasi. sekitar ruang keluarga sementara Abiyyu masuk ke kamarnya.
Abiyyu membuka lemari baju nya, menarik laci lemari nya, dan mencari tombol yang tertutup tumpukan barang-barangnya. Ia menekan tombol itu, dan seketika lemari baju nya terbelah menjadi dua membuka tangga untuk ke ruangan bawah tanah.
“Dzak, sini lu!” panggil Abiyyu.
“apa?” tanya Dzaky sambil berjalan mendekat.
Abiyyu turun lebih dulu ke ruang bawah tanah, diikuti Dzaky.
“apaan nih? Gelap banget” protes Dzaky.
“bentar” Abiyyu menekan tombol lampu.
“gila…”
Dzaky terkejut ketika lampu dinyalakan, memperlihatkan satu ruangan yang penuh dengan berbagai jenis senjata api.
“dapet darimana lu?” tanya Dzaky.
“dari US Army Delta Force, yang kemaren nangkep Malik Entok” jawab Abiyyu.

No comments:

Post a Comment