Virtual Novel - Kilanait
Kilanait : Terungkapnya Fakta
-setahun berlalu-
DRAP DRAP DRAP
BUK
“dua lagi ada di atas. Cepat
kejar!” perintah Victor.
“siap pak!” jawab anak
buahnya.
Aksi kejar-kejaran
terjadi antara anggota kepolisian dengan kilainait. Rupanya setelah
penyelidikan panjang, akhirnya pihak kepolisian berhasil membuktikan dengan
sangat meyakinkan bahwa mereka bersalah.
Tak membutuhkan waktu
lama, ketiga anggota kilanait berhasil tertangkap. Ketika diinterogasi muncul
lah sebuah keanehan dimana ketiga anggota kilanait itu meneriakkan hal yang
memusingkan.
“apaan sih nih?! Lepasian
gue! Gue bukan penjahat!” teriak Jeremy.
“apa-apaan ini? Kenapa kalian
menangkap kita? Sebenarnya salah kita apa?” Tanya Anderson panik.
“salah kalian?! Apa kalian
gak punya kaca, hah? Kalian sudah membunuh puluhan orang hanya untuk kalian
jual organ dalamnya. Kalian masih bertanya apa salah kalian?! Keterlaluan!”
jawab Victor emosi.
“apa?! Jangan tuduh
sembarangan ya, pak! Kami gak pernah melakukan hal seperti itu” Crystal angkat
biacar. Tidak terima dengan penyataan yang dituduhkan kepadanya dan
teman-temannya.
Steven hanya beridiri
di dekat jendela sembari memperhatikan kesaksian mereka yang membingungkan para
polisi. Pasalnya bukti-bukti yang mereka kumpulkan sudah sangat kuat untuk
memenjarakan ketiga anggota kilanait.
“kalau kalian tidak
percaya, kalian bisa menelpon menejer saya untuk membuktikan alibi-alibi saya
saat kejadian berlangsung” kata Crystal.
Pihak kepolisian pun
melakukan saran tersebut dan mereka dibuat bingung kembali karena ternyata
benar bahwa Crystal berada di lokasi pemotretan pada saat semua kejadian
tersebut terjadi. Begitu pula dengan Jeremy dan Anderson.
“fufufu. Sayangnya mereka
hanya meminjam, kau tahu? ‘hyena’ itu namaku, buka nama model itu. Sayang sekali
ya, Stev.” Sebuah suara menginterupsi Steven yang tengah memikirkan apa
sebenarnya yang sedang terjadi. Ketika Steven menengokkan kepalanya ke jendela,
ia melihat tiga orang yang berdiri dengan gagahnya di bawah cahaya rembulan
sehingga sulit dikenali.
“bulan purnama yang
indah ya, Mr.Brock.” senyum meremehkan terlihat dari mulutnya tak tertutupi
bayangan.
“kalian” geram Steven.
Steven bergegas keluar dari ruangan tersebut diikuti tatapan heran dari para
polisi di sana.
Sesampainya di atas
gedung yang sama dengan tiga orang tadi, Steven langsung berkata “siapa
kalian?! Apa maksud kalian tadi, hah?!” dengan lantang dan sarat akan emosi.
“hoo, perkenalkan. Aku bloodyfreak”
kata salah seorang yang memikul dua bilah pedang di punggungnya.
“aku jagermeister” kata
salah seorang yang melengkapi dirinya dengan berbagai jenis senjata api.
“kayaknya tadi aku udah
bilang kalo hyena itu namaku” kata gadis berperawakan mungil yang–sepertinya–seluruh
tubuhnya dililit oleh rantai–terlihat dari cela-cela jubbah hitamnya yang
berkibar.
“jadi maksud kalian itu
kilanait? Kilanait yang sesungguhnya?” Tanya Steven setenang mungkin.
“kami menamai diri kami
kilanait karena kami berkerja di bawah cara rembulan yang menciptakan bayangan
yang dapat menutupi semua aksi kami” jelas jagermeister.
“oh, jangan diartikan
secara harfiah, Mr.Brock.” lanjut bloodyfreak.
“apa mak–“
“kamu bisa tanya bosmu
itu nanti. Kami banyak urusan. Sampaikan salamku untuk Diana ya.” Lalu mereka
hilang ditelan kegelapan malam, menyisakan sebuah tanda tanya besar bagi pihak
manapun yang mengejar mereka.
-di lain tempat-
“ck, why are you so
great, even since five years ago, hyena? You piss me off!” teriak satu-satunya
makhluk hidup di sana.
“kamu dengar tadi? Mereka tahu tentangmu, Diana.”
“shut up. And do your
duty, Stev.”